Hard Disk Drive Helium dari WD atau SMR ala Seagate?

30 Jun 2015 08:08 3598 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Mengulik perbandingan teknologi HDD Helium dari WD atau SMR dari  Seagate

Hard disk atau hard drive adalah salah satu komponen terpenting di dalam sistem komputer. Komponen ini bertugas menyimpan data hasil olahan komputer untuk jangka waktu yang relatif lebih lama daripada RAM. Perkembangan teknologi hard drive sendiri saat ini sedang panas-dingin karena hadirnya SSD yang cenderung lebih unggul nyaris di segala aspek. Namun begitu, hard disk belum mau mengalah, inovasi pun bergulir.

Hard Disk Drive Helium dari WD atau SMR ala Seagate?

Harga SSD yang fantastis membuat orang kurang tertarik membeli. Kini, jarak harga antara hard disk drive (HDD) dengan SSD semakin sempit. Belum lagi performa SSD yang cenderung lebih unggul dari HDD. Sehingga calon konsumen mulai berani mempertimbangkannya. Fenomena ini menimbulkan suatu perkiraan bahwa SSD sebentar lagi menggantikan HDD. Sementara para pembuat hard disk drive seperti Western Digital dan Seagate berusaha mempertahankan keberadaan HDD dengan mebuat inobasi seperti HDD Helium dan metode perekaman SMR.

 

Bertahan dengan Keunggulan Kapasitas

Para pembuat hard disk drive sadar bahwa mereka tidak mungkin mengalahkan dua keunggulan utama SSD terhadap HDD. Keunggulan itu adalah faktor kecepatan transfer dan daya tahan.

SSD atau solid-state disk disebut solid (padat) karena komponen utama penyimpan datanya adalah chip flash padat. Ini jelas berbeda dari HDD yang menggunakan kombinasi piringan magnetis dan perangkat magnetic head sebagai alat pembaca datanya.

Piringan magnetis selalu berputar ketika HDD beroperasi sedangkan magnetic head selalu bergerak jika ada aktivitas baca-tulis data. Kedua perangkat ini adalah komponen vital namun juga rentan rusak karena ringkih, terutama akibat benturan. SSD tidak memiliki komponen bergerak semacam itu sehingga lebih aman ketika mengalami benturan atau guncangan.

Mengenai urusan kecepatan, HDD juga jelas kalah daripada SSD. Metode pembacaan dan penyimpanan yang berbeda antara penyimpanan berbasis chip (SSD) dengan berbasis piringan magnetis (HDD) jelas memengaruhi kecepatan penyimpanan. SSD mampu mengakses blok memori manapun dengan kecepatan yang sama sementara kecepatan akses HDD bergantung pada lokasi tiap blok data dan tingkat fragmentasi blok data tersebut. Semakin besar fragmentasinya, semakin lambat pula akses data—itulah sebaganya kenapa Anda selalu dianjurkan rajin mendefragmentasi hard disk drive.

Namun begitu, HDD masih menang dari SSD dalam satu hal: harga dan rasio ekonomi harga per kapasitas. Pada kenyataannya, biaya produksi SSD masih lebih tinggi daripada HDD sehingga harga SSD berukuran 128 GB masih di atas harga HDD 1 TB setidaknya di pasar Indonesia saat ini.  Perbandingan harga per kapasitas pun demikian. Dengan perbandingan Rp 860 per gigabyte, hard disk drive tentu masih menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia ketimbang SSD yang mencapai tasio Rp 7800 per gigabyte—rasio berdasarkan asumsi harga rata-rata SSD 128 GB Rp 1.000.000 dan HDD 1 TB Rp 800.000 di pasaran.

Keunggulan harga berbanding kapasitas inilah yang menjadi fokus produsen hard disk drive. Oleh karena itu, inovasi pun dilakukan dengan fokus meningkatkan kapasitas penyimpanan hard disk drive.

 

Pemanfaatan Helium oleh HDST

Sejak akhir 2014, HGST, sebuah perusahaan subsider dari Western Digital Corporation yang terkenal sebagai produsen hard disk drive di dunia, mengumumkan akan hadirnya jajaran produk HelioSeal berkapasitas 8 Terabyte dan 10 Terabyte.

Hard Disk Drive Helium dari WD atau SMR ala Seagate?

Hard disk drive HelioSeal dari HGST pada dasarnya hampir sama dengan hard disk biasa, namun memanfaatkan gas Helium sebagai pengisi ruang udara di dalam cangkangnya. HGST mengisi ruang kosong di dalam HDD produk mereka dengan helium alih-alih udara biasa, kemudian menyegelnya rapat-rapat agar tidak bocor. Pertanyaannya, mengapa helium?

Helium adalah gas dengan kepadatan sekitar sepertujuh udara yang biasa kita hirup. Ini karena struktur molekulnya yang lebih renggang daripada udara. Lantas apa efeknya pada hard disk drive?

Kerapatan udara yang lebih renggang daripada udara biasa artinya gaya gesek yang lebih minim daripada udara biasa. Ini berefek pada menurunnya daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan piringan magnetis dalam hard disk drive. Menurunnya gaya gesek berarti turunnya pula panas yang dihasilkan. Ini berefek pada temperatur HDD yang relatif lebih dingin daripada HDD biasa.

Penggunaan helium juga mengizinkan produsen merancang HDD dengan jarak antar piringan magnetis yang lebih rapat. HGST mampu memasukkan 7 piringan magnetis ke dalam satu kotak cangkang HDD helium, dan menyebutnya dengan teknologi 7StacTM. HGST mengklaim konsumsi energi HDD heliumnya 23% lebih hemat daripada HDD biasa.

 

Shingle Magnetic Recording oleh Seagate

Ketika Western Digital memompa gas helium ke dalam HDD dan menjadikan hard disk drive mereka seperti balon anak-anak, Seagate mencoba berfokus mengoptimalkan metode perekaman data pada piringan magnetis mereka. Mereka memanfaatkan metode Shingled Magnetic Recording atau perekaman magnetis bertimpa.

Hard Disk Drive Helium dari WD atau SMR ala Seagate?

Shingled Magnetic Recording terinspirasi dan dinamai seperti atap sirap yang bertimpa-timpa. Konsepnya, HDD merekam data dalam trek/jalur magnetis yang relatif lebih lebar daripada HDD biasa, kemudian sebagian dari lebar trek tersebut akan ditimpa oleh jalur data lain di sampingnya.

Metode ini lahir dari kendala yang dihadapi ketika pembuat HDD berusaha semakin menyempitkan trek/jalur magnetis rekaman data di satu piringan magnetis. Jalur data yang semakin tipis dan sempit berarti membutuhkan kepala magnetis yang kecil pula. Sayangnya, kepala magnetis yang terlalu kecil akan mengakibatkan lemahnya kekuatan elektromagnet yang ditimbulkan kepala magnetis sehingga tidak mampu membaca atau merekam data.

Oleh karena itu, dirancanglah metode perekaman data dengan jalur yang lebar, namun bertumpuk. Kemudian, dengan kepala magnetik baru yang mampu membaca jalur data yang bertumpuk itu, konsep SMR dapat diterapkan dengan efektif.

Secara teori, SMR diperkirakan mampu menjejalkan 3 milyun bit tiap satu inci persegi. Saat ini, Seagate mampu memproduksi HDD yang kapasitasnya 25% lebih banyak per piringan daripada HDD biasa dengan metode SMR.

 

Simpulan

Konsumen produk teknologi komputer dan informasi dewasa ini semakin sadar akan ekonomisitas sebuah produk. Oleh karena itulah, SSD yang jelas memiliki banyak keunggulan yang mengalahkan HDD tidak dengan instan diterima konsumen dan menggantikan HDD sebagai media penyimpanan data utama. Masalah harga dan ekonomistas adalah pertimbangannya.

Hal ini dipahami oleh para produsen HDD. Mereka masih berusaha membuat inovasi terhadap HDD agar mampu bertahan di pasar dengan satu senjata utama: perbandingan kapasitas dan harga. Para produsen media penyimpanan data memang belum berniat menyelesaikan riwayat hard disk drive. Meskipun perlahan-lahan mulai menekan harganya sehingga semakin hari semakin rendah, pada kenyataannya saat ini SSD belum bisa mencapai tingkat keekonomisan hard disk drive.

Konsumen pun cenderung akan masih memilih HDD sebagai pilihan utama jika harga SSD masih sulit diturunkan, kecuali jika tiba saatnya kecepatan HDD memang sudah tidak mampu mengikuti kecepatan kemampuan komputasi komputer secara umum. [SN]

Tags HDD

About The Author

Plimbi Editor 500
Administrator

Plimbi Editor

Official Account of Plimbi Editor - Follow Twitter @plimbidotcom dan Like FP Facebook Plimbidotcom
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel