Dua Alasan ini Membuat Nokia Sebaiknya Tidak Kembali ke Industri Smartphone

13 Apr 2016 15:04 6507 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Janganlah Nokia, jangan coba-coba.

1. Banyak Tantangan Keras yang Harus Dihadapi di Dunia Android

Setelah gagal dengan Nokia X dan XL yang berbasis pada sistem Android, Nokia yang kemudian terjun ke dunia smartphone berbasis Windows 10 memiliki satu hal yang menjadi pembeda Nokia dari vendor-vendor Android seperti Samsung, Apple, LG dan sekelasnya yaitu pengalaman di dunia Android.

Dengan kembalinya Nokia ke dunia Android, Nokia akan mengalami berbagai tantangan yang bagi Nokia merupakan tantangan baru dikarenakan kurangnya pengalaman Nokia di sistem operasi tersebut.

Yang pertama yang harus dihadapi adalah konsep desain dari smartphone yang nanti akan dibuatnya. Mungkin beberapa dari Anda tahu bahwa ada sebuah rumor tentang smartphone Android terbaru dari Nokia yang diberi nama Nokia C1 beredar di internet.

Dari segi desain, Nokia C1 ini sangatlah ketinggalan zaman jika dibandingkan dengan desain-desain dari Apple, Samsung, HTC, LG yang semakin kesini memiliki desain yang futuristik. Salah satunya adalah dari bodinya yang terbuat dari bahan metal, ceramic glass.

Tidak hanya itu, software dan fitur-fitur dari smartphone terbaru Nokia juga nantinya harus dihadapkan dengan software dan fitur-fitur khas yang dimiliki berbagai vendor seperti TouchWiz milik Samsung.

 

2. Kompetisi yang Berat

Tantangan lain yang harus dihadapi Nokia ketika mereka ingin kembali terjun ke dunia Android adalah persaingan dari segi smartphone “ramah kantong” dan smartphone “kelas atas” seperti Huawei yang berkolaborasi dengan Google sehingga tercipta Nexus 6P atau Motorola yang juga merilis smartphone-smartphone dengan harga terjangkau namun memiliki kualitas premium seperti Moto X, G dan E.

Untuk menjadikan Nokia dapat berkompetisi dengan Huawei ataupun Motorola, maka pihaknya harus berani mengeluarkan dana yang pastinya tidak sedikit untuk membuat “gebrakan” baru di industri smartphone, atau merilis sebuah smartphone yang dapat menghambat progress dari apa yang telah dicapai oleh Huawei dan Motorola.

Yaitu dengan memilih untuk membuat smartphone kelas premium dimana kualitasnya jauh di atas smartphone-smartphone flagship dari berbagai vendor ternama, atau mungkin membuat sebuah smartphone dengan kualitas premium tapi memiliki harga yang lebih rendah dibandingkan dengan ponsel “ramah kantong” buatan Motorola.

Mungkin sebagian dari Anda berpikir bahwa Nokia dapat dengan mudah terjun di dunia Android dan menghasilkan profit berkat brand-nya yang sudah dikenal banyak orang sejak dulu. Tapi, apa Anda lihat kondisi Samsung? Walaupun perusahaan tersebut juga adalah pemain lama di industri smartphone, keuntungan tahunan yang didapatnya tidaklah sebesar yang ditargetkan, akibat dari munculnya pesaing-pesaing seperti Xiaomi dan Meizu.

Atau lihat saja Blackberry; Kita tahu bahwa Blackberry adalah pemain lama di industri ponsel, tapi kondisinya sekarang tidak begitu baik, bahkan setelah mengeluarkan Blackberry Priv, yaitu sebuah smartphone flagship buatan Blackberry.

 

Penutup

Menurut saya, Nokia sekarang ini seharusnya berfokus pada pengembangan software, atau melisensikan mereknya seperti apa yang mereka lakukan pada tablet N1.

Selain itu, Nokia tidak seharusnya kembali ke tempat mereka mulai. Maksudnya, coba kita lihat lagi alasan tentang Nokia menjual sahamnya ke Microsoft pada tahun 2013 lalu. Ya, mereka menjual sahamnya karena mereka pada waktu itu ingin Nokia berpindah ke tempat yang lebih baik secara fiskal.

Terlepas dari pendapat saya tentang Nokia, bagaimana menurut Anda? Apakah Nokia perlu mencoba peruntungannya untuk terjun kembali ke dunia Smartphone?

 

 

Tags

About The Author

Fahd M. 80
Professional

Fahd M.

Saya suka menulis tentang hal-hal yang berkaitan dengan teknologi, khususnya gadget dan komputer. Selain itu saya juga suka hal-hal yang berkaitan dengan Jepang.
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel