1

Sumber Energi Alternatif Berbahan Gula untuk Baterai Smartphone

27 Jun 2014 14:00 8381 Hits 0 Comments Approved by Plimbi

Pernahkah anda membayangkan bahwa gula di dapur berubah menjadi sebuah baterai ponsel? Jika belum, kini saatnya anda menyulap gula menjadi aliran listrik. Seorang peneliti dari Jepang dan Virginia telah berhasil menjadikan bahan baku gula menjadi baterai dan menghidupkan alat elektronik seperti kipas angin.

Pernahkah anda membayangkan bahwa gula di dapur berubah menjadi sebuah baterai ponsel? Jika belum, kini saatnya anda menyulap gula menjadi aliran listrik. Seorang peneliti dari Jepang dan Virginia telah berhasil menjadikan bahan baku gula menjadi baterai dan menghidupkan alat elektronik seperti kipas angin. Penemuan yang menakjubkan ini tentunya dapat dijadikan sebagai sumber energi alternatif yang saat ini sedang hot-hotnya untuk dikembangkan. Mengingat jika bahannya berupa gula, maka berarti bahan tersebut termasuk bahan yang dapat dibuat terus menerus alias bisa menjadi energi terbaharukan.

Kabar menggembirakan ini berawal dari keprihatinan terhadap bahan baku baterai yang saat ini digunakan, yaitu hidrogen dan methanol. Kedua senyawa tersebut dinilai berbahaya karena dapat menimbulkan efek radiasi, mudah terbakar dan yang pasti tidak dapat didaur ulang. Akibatnya sampah-sampah elektronik semakin menumpuk, apalagi belakangan pengguna gadget merebak luas yang memungkinkan sampah baterai hp semakin bertambah. Dari fenomena tersebut tentunya akan menciptakan sampah kimia yang berbahaya yang sangat banyak. Dan bisa dibayangkan pula jika bahan baku baterai tersebut sudah habis dari Bumi, maka tidak ada lagi baterai yang sangat dibutuhkan oleh umat manusia ini. Berdasarkan kecemasan di atas peneliti mencari cara untuk memanfaatkan bahan yang dapat didaur ulang dan tidak berbahaya. Dari berbagai bahan sumber energi alternatif yang juga pernah dicoba, ternyata gula adalah jawabannya. Secara logika cara kerja gula memang menghasilkan listrik. Buktinya, manusia adalah aliras listrik yang mengonsumsi makanan berbahan gula. Oleh karena itu, ketika ada petir manusia bisa gosong. Bila di tubuh manusia saja bisa, berarti untuk baterai juga mungkin dimanfaatkan.

glukosa

 

 

Cara Kerja

Bahan-bahan di sekitar kita diubah menjadi gula glukosa oleh bantuan enzim. Kemudian ditambahkan oksigen dan enzim lanjutan agar terjadi proses kimia yang menghasilkan elektron dan ion hidrogen. Elektron tersebut dimanfaatkan menjadi aliran listrik untuk menghidupkan ponsel, kipas angin, gadget, dan lain-lain. Pada saat pameran sumber energi alternatif Eco-product di Tokyo, perusahaan Sony telah mampu menunjukkan bukti, yaitu menyalakan kipas angin dari olahan gula. Keren bukan?

 

Apa Saja Bahan yang Dapat Digunakan?

Harga gula dipasaran relatif mahal, jadi sayang kalau setiap hari digunakan untuk menyalakan ponsel. Nah, agar lebih berhemat, kita bias memanfaatkan bahan yang tidak dipakai, yaitu kertas. Apapun yang berasal dari kertas bias diubah menjadi glukosa dan kemudian dialiri listrik. Caranya kertas yang sudah tidak dipakai disobek-sobek kecil, kemudian dimasukkan ke dalam botol enzim. Kertas akan berubah menjadi butir-butir glukosa yang selanjutnya menjadi aliran listrik. Teknik ini diilhami dari cara kerja semut dan rayap yang bisa mengubah kayu menjadi energi.

Gula untuk Baterai Smartphone​

Bahan lain yang mungkin untuk dimanfaatkan adalah minyak nabati dan lemak karena kedua bahan tersebut mengandung glukosa. Pada penelitian sebelumnya, ilmuwan juga telah berhasil memanfaatkan jus buah menjadi sumber energi alternatif aliran listrik untuk walkman. Ke depan, diperkirakan penggunaan glukosa atau gula untuk pengganti baterai sangat mungkin dilakukan.

 

Keuntungan

Menggunakan gula untuk pengganti baterai diduga kuat lebih efisien dan ramah lingkungan ketimbang sumber energi alternatif lainnya yang digunakan saat ini. Baterai dari gula dapat diisi ulang dengan bahan yang mudah ditemukan sehingga mendukung kepraktisan. Modelnya seperti mengisi tinta catridge pada printer.

Bila baterai gula menggunakan olahan kertas, maka hal ini menjadi kabar menggembirakan. Masalahnya tumpukan sampah di dunia ini semakin banyak dan belum mampu didaur ulang secara keseluruhan sehingga menjadi pekerjaan rumah yang belum terpecahkan. Disisi lain, baterai digunakan secara luas sehingga benar-benar mampu mengurangi tumpukan sampah.

Bahan baterai yang saat ini digunakan berbahaya karena mudah terbakar dan menimbulkan radiasi. Padahal hampir semua orang menggunakan ponsel, laptop atau komputer. Apalagi bahan baterai saat ini tidak dapat didaur ulang seperti baterai gula sehingga lebih berbahaya lagi. Pemanfaatan gula untuk sumber energi alternatif bahan bakar baterai memang belum secara luas. Perlu penanganan lebih lanjut untuk dapat dipasarkan ke masyarakat. Semoga saja suatu saat nanti produksi baterai benar-benar menggunakan makanan favorit semut ini. [HMD]

Tags

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel