1

Penjurian Tertutup yang Menegangkan di Hari ke-3 Karantina Mojang Jajaka Kota Bandung 2013

13 Sep 2013 17:00 2742 Hits 0 Comments Approved by Plimbi

Jumat 13 September 2013 menjadi salah satu hari yang menegangkan bagi para peserta Mojang Jajaka Kota Bandung 2013. Pasalnya, para peserta akan melewati tes yang cukup penting yaitu penjurian tertutup. Wajah tegang dan serius terpancar dari hamper dari setiap peserta. Wajar, karena memang yang mereka hadapi adalah juri-juri yang berkompeten di bidangnya masing-masing.

Jumat 13 September 2013 menjadi salah satu hari yang menegangkan bagi para peserta Mojang Jajaka Kota Bandung 2013. Pasalnya, para peserta akan melewati tes yang cukup penting yaitu penjurian tertutup. Wajah tegang dan serius terpancar dari hamper dari setiap peserta. Wajar, karena memang yang mereka hadapi adalah juri-juri yang berkompeten di bidangnya masing-masing.

Pada penjurian Mojang Jajaka Kota Bandung 2013 tertutup ini, peserta satu demi satu masuk ke ruang penjurian. Tidak ada peserta lain ataupun penonton. Peserta berhadapan langsung dengan lima juri yang sudah disiapkan oleh panitia. Kelima juri tersebut antara lain Ridwan Hutagalung, Ibu Eti, Miss Frances yang merupakan budayawan dan Dosen ITB, Kang Man Jasad dan yang terakhir Kang Kasep dari paguyuban Mojang Jajaka. Pertanyaan yang dilontarkan seputar masalah olahraga, sejarah, seni budaya, bahasa Inggris dan kesundaan.

Mayoritas peserta mampu menjawab pertanyaan dengan baik, ini karena sebelumnya mereka memang sudah diberikan materi-materi yang berkaitan dengan yang ditanyakan. Misalnya Vika, peserta mengaku gugup saat berhadapan dengan para juri. “Gugup ya berhadapan dengan para juri, soalnya kita gak tau apa yang akan ditanyakan. Tapi pertanyaannya masih seputaran materi yang pernah disampaikan saat karantina. Kira-kira bisa menjawab 90% dari semua pertanyaan.”

Vika semakin gugup ketika ditanya Miss Frances dalam bahasa inggris mengenai kesediaannya ikut Miss World dan memakai bikini. Vika menjawab “Kalau untuk memakai bikini saya tidak setuju karena saya seorang muslim, tapi kalau ikut Miss Worldnya bersedia. Initinya Miss World tanpa bikini”

Berbeda dengan Vika, Ririe malah tidak gugup saat berada di depan juri. Dia mengaku penjurian ini lebih mirip dengan diskusi karena banyak bertukar pikiran dengan para juri. Dia juga menganggap juri membuat suasana tidak tegang.

“Awalnya sih gugup mikirin apa yang bakalan ditanya para juri tetapi setelah didalam ternyata suasananya tidak terlalu menegangkan seperti yang saya pikir. Saya dan juri lebih mengarah berdikusi dan bertukar pikiran. Senang rasanya bisa bertukar pikiran dengan orang-orang yang berkompeten dibidangnya masing-masing”. Jawan mahasiswi Akuntansi ini.

Selain kegiatan penjurian tertutup, peserta juga melalui kegiatan rutinitas sehari-hari seperti latihan koreo untuk malam final dan kegiatan rutin lainnya. Besok para peserta akan bertemu dengan tamu daerah seperti Bujang Gadis Medan, Abang None Jakarta dan dari daerah-daerah lainnya. [RIC]

Tags

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel