Memahami Sistem Kepekaan Cahaya ISO Kamera Digital

24 May 2013 19:00 4331 Hits 0 Comments Approved by Plimbi

Sebelum Anda memahami ISO kamera digital lebih jauh, perlu Anda ketahui bahwa ini bukanlah sebuah teknologi baru. ISO tidak hanya dikenal pada era kamera digital, namun sudah ada sejak era kamera Analog Film yang saat itu disebut ASA. 

Dalam berbagai situs yang membahas mengenai trik dan tips fotografi, pastinya Anda sering membaca kata ISO. Anda harus membedakan antara ISO fotografi dengan ISO yang menjadi sistem standar sebuah produk maupun perusahaan, kedua ISO tersebut sangat tidak berhubungan. Di sini Plimbi akan membahas khusus sebuah sistem kepekaan cahaya dalam fotografi dengan memahami ISO kamera digital.

Sebelum Anda memahami ISO kamera digital lebih jauh, perlu Anda ketahui bahwa ini bukanlah sebuah teknologi baru. ISO tidak hanya dikenal pada era kamera digital, namun sudah ada sejak era kamera Analog Film yang saat itu disebut ASA. Definisi ISO bisa berarti sebuah ukuran tingkat sensifitas sensor kamera terhadap cahaya. Disinilah angka ISO dapat diatur sendiri oleh fotografer, semakin tinggi setting angka ISO maka semakin sensitif sensor terhadap cahaya, sebaliknya semakin rendah angka ISO maka semakin kurang sensitif sensor terhadap cahaya. Apakah fitur ISO hanya terdapat pada kamera mahal? Tidak juga, saat ini sudah banyak kamera digital poket biasa yang dilengkapi fitur ISO. Jadi, ISO tidak hanya ditemukan pada kamera DSLR saja.

Angka ISO tidak bisa tetap karena ini tergantung produsen kamera menyediakan angka berapa dan jumlahnya berapa. Sebagai contoh ada sebuah kamera yang menyediakan angka ISO dari 80, 100, 200, 400, 800, dan 1600. Sementara kamera dari produsen lebih banyak menyediakan angka ISO yang lebih variatif, mulai dari ISO 100, 200, 250, 350, 400, 500, 1000, dan 1600. Agaknya beberapa DSLR keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan angka ISO sangat tinggi, bisa mencapai angka di atas 1600 seperti 2000, 2500, 6400, dan ISO sangat tinggi yang dinamai Hi 0.7, Hi 0.3, Hi 1 dan lain-lain. Di sini Anda mulai memahai ISO kamera digital lewat angka-angkanya yang bisa disesuaikan dengan keadaan.

Lalu kapan Anda bisa menggunakan ISO rendah dan kapan menggunakan ISO tinggi? Tidak ada aturan resmi yang menjadi patokan penggunaan ISO dalam dunia fotografi. Semua tergantung keinginan karena setiap orang mempunyai imajinasi terhadap objek yang berbeda-beda. Namun yang perlu Anda pahami sebelum mengatur ISO adalah mengenai keadaan dan kondisi cahaya objek Anda serta kombinasinya dengan pengaturan lain seperti Shutter Speed, White Balance, Aperture dan flash. Kombinasi dengan pengaturan tersebut sangat mempengaruhi hasil foto Anda.

 

Baca juga :

                Canon IXUS 265 HS - Kamera Digital Canon Mungil dengan 12x Optical Zoom dan Wi-Fi

                 7 Hal berikut ini Hanya Diketahui oleh Mereka Para Pemalas

 

Sebagai contoh, saat Anda berada dalam situasi minim cahaya, tidak membawa tripod dan sangat mengganggu bila harus menyalakan flash. Anda bisa mulai mengatur angka ISO yang tinggi, bisa diatas 800, atau bila kurang Anda bisa memakai angka mencapai 6400 ke atas. Dengan memakai angka ISO tinggi, dimungkinkan Anda akan menghasilkan gambar dengan tingkat cahaya baik. Pada kondisi seperti itu tanpa Anda menaikkan ISO, dijamin foto yang dihasilkan akan sangat gelap bahkan bisa hitam sama sekali. Situasi ini bisa Anda alami saat mengunjungi museum, gereja, galeri seni, wisata aquarium raksasa, konser musik khusus dan berbagai tempat lain.

Kedua pada penggunaan ISO rendah, angka ISO rendah cukup riskan bila digunakan pada kondisi cahaya rendah tanpa flash. Namun cukup baik bila digunakan pada area dengan cahaya baik, contohnya pada outdoor. Penggunaan ISO tinggi pada pemotretan outdoor akan membuat hasil gambar mengalami over exposure atau terlalu terang. Sebagai contoh, saat memotret landscape pesawahan pukul 14.00, Anda cukup menggunakan ISO dengan angka aman dari 100 hingga 500. Terlebih jika Anda sedang memotret dengan pengaturan long exposure (kecepatan rana rendah), bisa saja Anda membutuhkan ISO Hi Lo, di bawah 100. Sedangkan untuk pemotretan pada lingkungan outdoor, bisa saja Anda menggunakan ISO rendah namun harus dibantuk dengan flash, baik internal maupun eksternal atau bahkan lampu studio. Pemotretan demikian mungkin bisa dilakukan untuk modeling, pas foto untuk surat administrasi, acara pernikahan, foto produk dan lain-lain.

Sayangnya, setiap penggunaan ISO baik tinggi dan rendah ternyata mempunyai kelemahan masing-masing. Hal ini sangat wajar ada pada sebuah produk teknologi dan disinilah pentingnya memahami ISO kamera. Pertama untuk penggunaan ISO yang semakin tinggi ternyata membuat gambar rawan mengalami grain maupun noise. Noise dalam fotografi terlihat seperti bintik-bintik yang biasanya tidak diinginkan, biasanya efek noise dari ISO pada foto bisa terlihat pada ISO 800 (lumayan terlihat), ISO 1600 (masih sedikit), ISO 3200 (mulai sedikit mengganggu), ISO 6400 (cukup mengganggu), ISO 12800 (sangat menggganggu) dan ISO 25600 (sangat ekstrim). Hal sebaliknya justru akan Anda lihat pada ISO rendah. Dan kabar baiknya, saat ini sudah banyak kamera DSLR keluaran terbaru yang memiliki fitur noise reduction, yakni untuk mengurangi dampak noise. Atau alternatif lain Anda bisa menggunakan software editing untuk membersihkan gambar dari efek noise yang ditimbulkan ISO. [ALX] 

Tags

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel