Review Kamera Adventure - GoPro Hero 3: Black Edition

5 Apr 2013 08:00 5130 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Dengan banyak kompetisi bermunculan, GoPro tidak bisa duduk diam sementara produsen lain merilis kamera petualangan baru yang lebih baik. Sebaliknya, GoPro menanggapi persaingan dengan mengeluarkan kamera video terbaru seri petualangan yang paling kuat sampai saat ini yaitu GoPro Hero3 Black Edition.

Dengan banyak kompetisi bermunculan, GoPro tidak bisa duduk diam sementara produsen lain merilis kamera petualangan baru yang lebih baik. Sebaliknya, GoPro menanggapi persaingan dengan mengeluarkan kamera video terbaru seri petualangan yang paling kuat sampai saat ini yaitu GoPro Hero3 Black Edition. Camcorder kecil ini dikemas dengan fitur dan mode perekaman yang lebih banyak, termasuk kemampuan untuk merekam video 4K dibandingkan camcorder lainnya, dan entah bagaimana GoPro berhasil melakukan hal ini dengan tetap menawarkan harga di bawah $400. Hero 3: Black Edition lebih unggul dibandingkan Hero2, meskipun tidak adanya jack mikrofon pada Hero3 cukup membuat frustasi.

GoPro menawarkan tiga versi camcorder Hero3, dengan harga $199 Anda bisa mendapatkan Hero3: White Edition yang pada dasarnya merupakan camcorder HD Hero dengan kemasan baru. Hero3: Silver Edition tersedia dengan harga $299, dan Hero3: Black Edition, model yang diulas pada saat ini adalah sebuah camcorder yang benar-benar baru dengan semua fitur dan spesifikasi yang baru. Harga $399 itu adalah harga tertinggi dari kelompok tersebut, tetapi jika Anda ingin meng-upgrade Hero2, maka hal ini cukup layak.

Desain

Hero3 tampak seperti Hero2 yang sedang diet. Lebih kecil lebih baik kan? Setidaknya itulah pemikiran GoPro dengan Hero3, di mana camcorder ini 30% lebih kecil dan 25% lebih ringan dari pendahulunya. Karena pengurangan ukuran membuat camcorder baru menjadi lebih tipis, Anda tidak akan melihat perbedaan jika Anda melihat Hero3 dari depan. Ketika melihat ke bawah dari atas, Anda akan melihat GoPro mengubah Hero3 menjadi sebuah persegi panjang ramping dengan menghapus banyak ruang dari punggungnya. Setidaknya ukuran yang lebih kecil harus disertai dengan desain baterai yang baru pada Hero3, yang membutuhkan ruang jauh lebih kecil dibandingkan baterai yang panjang dan tipis pada Hero2.

Case tahan air pada Hero3 juga mengalami beberapa perubahan desain, berukuran lebih kecil dan memiliki mekanisme penguncian yang ditingkatkan serta menyediakan ruang lensa datar. Dengan beralih ke desain lensa datar bukan cembung seperti pada Hero2, Hero3 mampu menghasilkan video yang lebih tajam dan distorsi bawah air menjadi berkurang. Case ini juga memiliki tombol input sebanyak tiga buah bukan dua, untuk mengakomodasi tombol kontrol WiFi tambahan pada Hero3.

Walaupun mekanisme penguncian baru pada case menghasilkan segel yang lebih ketat, hal ini juga membuat case tersebut sulit untuk dibuka. Kunci baru memiliki saklar rilis yang harus didorong sekaligus ditarik pada penjepit penguncian, hal ini memperkecil kemungkinan kunci tidak sengaja terbuka, tetapi pada saat yang sama hal ini membuat Anda jauh lebih sulit membuka case. Jika kesulitan tersebut berdampak peningkatan daya tahan terhadap air, maka desain baru GoPro ini tentu saja merupakan hal yang baik.

Kinerja

Seluruh kamera petualangan ditingkatkan pada tahun ini, namun kamera terbaik yang dimiliki GoPro Hero3 Black Edition dibandingkan kamera lainnya. Hero3: Black Edition merekam video dengan tajam, menampilkan gerakan yang halus dan kinerjanya pada kondisi minim cahaya sangat baik - tiga hal yang sebelumnya diperjuangkan oleh Hero2. Camcorder ini juga tetap menjaga agar tingkat noise cukup rendah dan warna ditampilkan dengan akurat, meskipun beberapa orang mungkin lebih suka keakuratan warna pada Contour +2.

Gerakan dan ketajaman merupakan keunggulan Hero3: Black Edition. Berkat beberapa pilihan frame rate, Hero3 mampu menangkap berbagai objek yang berbeda. Terdapat mode 60p yang bagus untuk pemotretan objek yang bergerak cepat dan bahkan terdapat mode 24p yang memberi Anda tampilan yang lebih sinematik. Mode perekaman berresolusi tinggi, 4 ribu dan 2.7 ribu cukup mengesankan, tetapi mode ini tidak menangkap gambar dengan lebih tajam atau lebih rinci dibandingkan full HD 1080p. Video pada mode resolusi tinggi ini lebih besar tetapi tidak memungkinkan pengguna untuk memotong bagian yang tidak diinginkan, di mana hal masih dimungkinkan pada perekaman full HD.

Warna

Pada perekaman di kondisi cahaya terang, dengan menggunakan sistem white balance otomatis, Hero3 berhasil meminimalisasi kesalahan warna sebesar 4.25 dan tingkat saturasi sebesar 109%. Angka-angka ini lebih baik dibandingkan Hero2 yang diproduksi tahun lalu, tetapi Contour+2 lebih kuat dalam tes ini. Namun, ini tetap merupakan hasil yang baik.

Gerakan

Terus terang, agak tidak masuk akal melihat banyaknya pilihan frame rate pada Hero3: Black Edition. GoPro berhasil memasukkan lebih banyak frame rate ke camcorder kecil ini dibandingkan yang dimiliki oleh camcorder andalan yang lain, dan ini adalah hal yang gila. Apakah Hero3 ingin melampaui kenormalan yang ada, atau camcorder lainnya berada jauh di belakang? Apapun itu berarti Hero3 mampu merekam video dengan menampilkan gerakan yang spektakuler? Anda menginginkan video yang dapat diputar kembali dengan lambat? Rekamlah dengan menggunakan mode 120 fps atau 240 fps yang dimiliki oleh Hero3: Black Edition. Ingin merekam video yang tampak seperti film? Camcorder ini memiliki beberapa mode yang memungkinkan Anda merekam dengan frame rate 24fps sinematik. Anda memerlukan gerakan halus untuk melihat detail urutan gerakan? Anda dapat merekam video full HD pada 60fps dengan Hero3 tersebut.

Secara umum, Hero3 menghasilkan video yang sangat halus, terutama pada saat pengambilan gambar dengan frame rate 60p. Beberapa mode perekaman beresolusi tinggi seperti pengaturan 4K, tidak menawarkan kemewahan frame rate yang lebih tinggi sehingga video Anda akan terlihat cukup berombak di mode ini. Akan tetapi, jika Anda tetap pada mode 1080p gerakan pada video secara konsisten terlihat baik. Terdapat artefak tapi tidak menjadi masalah di sebagian besar gambar, video tampak halus, dan trailing tetap stabil dalam kondisi minimum. Sesekali Hero3 melakukan kesalahan, memproduksi video yang tampak memar dan miring bahkan kadang seluruh video menjadi biru. Ini semua mungkin karena sebuah kegagalan pemrosesan ketika mengubah mode perekaman, Anda harus me-restart camcorder untuk menyelesaikan masalah ini.

Resolusi & Frame Rate

Terdapat sangat banyak mode perekaman pada Hero3, mungkin terlalu banyak bagi sebagian pengguna. Selain merekam video HD 1080p 720p standar, Hero3: Black Edition memiliki pilihan untuk merekam 4K Ultra HD dan video 2.7K. Mode ini menghasilkan video dengan resolusi yang jauh lebih tinggi daripada video HD biasa, tetapi terdapat banyak peringatan terkait mode tersebut. Pertama, kebanyakan orang tidak memiliki televisi atau monitor yang mampu menampilkan video pada resolusi yang lebih tinggi dari 1920×1080. Hal ini membuat hasil rekaman 4K shooting kurang berguna karena tidak terdapat banyak cara untuk memanfaatkan potensi penuh dari pengaturan ini.

Hero3 juga membatasi frame rate untuk merekam 4K yaitu 15fps atau 12fps, tergantung pada mode yang digunakan. Frame rate ini terlalu rendah untuk menghasilkan gerakan halus yang berarti Anda tidak akan ingin menggunakan pengaturan ini untuk menangkap detail urutan tindakan yang memiliki kecepatan tinggi. Pengaturan 2.7K yang memungkinkan frame rate yang lebih bersahabat yaitu 24fps dan 30fps. Pade mode HD 1080p, Hero3 memiliki pilihan perekaman 60, 48, 30, atau 24fps memberikan Anda fleksibilitas yang lebih pada saat perekaman video. Satu hal yang perlu diperhatikan, pilihan perekaman 4K dan 2.7K hanya tersedia pada Black Edition. Silver dan White Edition keduanya hanya maksimal memiliki rekaman HD 1080p.

Kesimpulan

Jika Anda ingin meng-upgrade HD Hero2, Hero3: Black Edition pasti membuat Anda menjadi lebih bersemangat. Kinerja video ditingkatkan berarti video Anda akan lebih tajam, lebih detail dalam cahaya rendah dan gerakan subyek akan terlihat lebih halus dibandingkan ketika Anda merekam dengan Hero2. Selain menjadi lebih kecil dan lebih ringan dari pendahulunya, fungsi WiFi pada Hero3 menjadikannya sebuah camcorder yang lebih mudah bagi kita, terutama jika Anda memiliki smartphone.

Sayangnya, ukuran Hero3 yang lebih kecil juga berarti GoPro harus menyingkirkan beberapa pilihan konektivitas. Tidak terdapat jack mic pada Hero3, dan Hero3 juga harus menggunakan microSD dibandingkan kartu memori SD reguler. Namun, kinerja yang unggul pada Hero3: Black Edition pasti cukup untuk menutupi kekecewaan masyarakat karena tidak terdapatnya jack mic. Selain itu, Anda selalu bisa mendapatkan kabel konversi USB-mikrofon dari GoPro yang dapat bekerja dengan camcorder ini.

Bahkan dengan spesifikasi dunia lain yang dimiliki camcorder ini (perekaman 4K, berbagai frame rate, foto 12MP), Hero3: Black Edition memiliki beberapa persaingan yang ketat dari Contour. GoPro Hero3 Black Edition memiliki keunggulan tak terbantahkan ketika berbicara tentang kualitas video, terutama dalam cahaya rendah, dan kinerja yang sangat baik itu membuat Hero3 menjadi kamera video terbaru seri petualangan terbaik sejauh ini. [HAM]

Tags

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel