Jika kita ingin membeli televisi pada beberapa waktu belakangan ini, maka akan sangat banyak pilihan yang harus dipikirkan sebelum mengambil salah satunya, LCD, LED, plasma, OLED, semua sepintas terlihat sama namun masing-masing mengedepankan keunggulannya sendiri. Lalu, televisi yang manakah yang harus kita pilih agar uang kita tidak terbuang percuma?
Menurut Fabrice Estornel, pimpinan bisnis televisi dari Panasonic di Inggris, televisi berteknologi plasma masih menjadi yang terbaik di pasaran pada saat ini. Meskipun Panasonic baru saja merilis rangkaian televisi plasma dan LED, namun Estornel percaya bahwa televisi plasma masih merupakan yang terbaik, terutama untuk penggemar olahraga dan film. Estornel berkata bahwa meskipun sulit untuk membuat televisi plasma berharga murah sehingga bisa menembus pasar, namun masih ada banyak orang yang sangat mengedepankan kualitas gambar dalam memlih TV baru. Tidak seperti LED TV yang cahaya terangnya langsung jatuh di muka penonton, TV plasma memiliki teknologi yang berbeda.
Jika TV LED menggunakan barisan LED untuk membuat pixelnya menyala, TV plasma menggunakan panel kaca yang memiliki lebih dari dua juta sel yang diisi dengan campuran gas. Saat listrik mengaliri sel-sel tersebut, gas di dalamnya bereaksi dan membuat pixel di televisi tersebut menyala. Metode penerangan ini sebetulnya lebih baik untuk menampilkan gerakan dan kontras tinggi dibandingkan dengan TV LCD. Namun memang televisi plasma akan nampak kurang terang dan cenderung lebih tebal dibandingkan TV LED.
Panasonic sebagai satu-satunya merek yang memproduksi paling lengkap dari barisan televisi plasmanya telah menanti saat ini, di mana teknologi plasma sudah semakin membaik dengan harga untuk konsumen yang semakin terjangkau. Meskipun Pioneer dikenal sebagai produsen plasma terbaik, namun setelah tidak lagi memproduksi TV plasma, banyak insinyur Pioneer yang berpindah ke Panasonic. Baru-baru ini Panasonic merilis TV plasma ZT60 yang diklaim Estornel sebagai TV terbaik di dunia berdasarkan kualitas gambarnya.
Saat di CES 2008, Pioneer mengedepankan dua prototype televisi yang menakjubkan berteknologi plasma. Yang pertama adalah televisi dengan kehitaman yang sangat pekat, bahkan tidak terdeteksi ketika ditampilkan di ruangan tanpa cahaya. Yang kedua adalah televisi plasma 50 inci yang sangat tipis, dengan tebal hanya 9 mm yang bahkan masih menakjubkan saat ini. Namun kemudian Pioneer menutup produksi barisan televisi plasmanya, dan kini Panasonic telah merekrut banyak teknisi dari Pioneer untuk mengadopsi teknologinya, yang kini nampak di TV plasma terbaru keluaran Panasonic. Namun, Estornel menambahkan, televisi setebal 9 mm tersebut masih sangat mahal untuk dapat diproduksi secara masal. Terlepas dari itu, Panasonic masih dapat mengadopsi teknologi kepekatan warna hitam yang membuat film terasa lebih alami dan hal ini sangat disukai penggemar TV plasma.
Konsumen TV plasma bukanlah mereka yang mengedepankan ketipisan televisi maupun bingkai yang setipis TV LED yang hampir tidak nampak. Mereka yang membeli televisi plasma adalah mereka yang benar-benar memperhatikan kualitas gambar lebih dari yang lainnya. Tinggal menunggu waktu hingga teknologi seperti kehitaman super pekat tersebut bisa lebih terjangkau lagi agar TV plasma bisa memiliki harga yang lebih murah. Teknologi untuk memproduksi televisi seri ZT sangatlah rumit, tetapi kini Panasonic memiliki kemampuan untuk memproduksi lebih dibandingkan Pioneer pada masanya, ujar Estornel. Dapat diakui, televisi plasma ZT60 dan VT60 keluaran Panasonic memang nampak tidak tersaingi secara kualitas gambar dari jenis televisi lainnya. [KEV]
