Dusun Porot, Kampung Toleransi Beragama di Temanggung

9 Dec 2019 13:00 1380 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Dusun Porot yang ada di Kaloran ,Temanggung ini beda ketika berkunjung di desa ini akan menjumpai 4 tempat ibadah yang berbeda ,meski berbeda keyakinan masyarakat desa ini rukun dan damai

Dusun Porot yang tepatnya berada di wilayah Desa Getas, Kecamatan Kaloran  terletak diujung timur wilayah Temanggung dan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Semarang, Jawa Tengah menjadi salah satu Dusun toleransi  dan pluralis yang ada di Temanggung .Desa Getas terdiri dari beberapa  dusun yang penduduknya  menganut keyakinan agama berbeda dalam satu dusun yang salah satunya Dusun Porot. Dusun Porot sebagian besar mata pencaharian sebagai petani hidup rukun dan harmonis,meski mereka berbeda keyakinan agama  .Di Dusun Porot ada  yang unik dan menarik dengan keberadaan 4 tempat ibadah yang berdiri berdampingan mulai dari masjid,gereja, vihara dan pura letaknya saling berdekatan.

Dusun yang masyarakatnya berbeda keyakinan agama ini tetap menjalankan ibadah penuh toleransi dan hidup gotong-royong antar umat beragama dalam suatu kegiatan keagamaan ataupun saat perayaan hari besar agama. Mereka saling membantu dengan ikhlas tanpa pamrih menurut Suparmin menjadi rutinitas biasa dalam kegiatan kemasyarakatan .

Ketika mengunjungi Dusun Porot ada yang unik dan menarik ada satu keluarga berbeda keyakinan agama ,namun tetap hidup rukun, harmonis dalam satu atap rumah sebagaimana terjadi pada keluarga Suparmin dikenal sebagai pemuka agama Budha dusun Kemiri yang juga mantan Sekertaris Desa Kaloran ini menyebutkan anggota keluarganya berjumlah 8 orang bersaudara.Tiga orang menganut agama Budha, sementara dua anggota keluarga beragama Islam dan tiga orang lainnya beragama Kristen menurut Suparmin ,meski berbeda keyakinan agama dalam kehidupan sehari-hari tidak pernah ada gesekan atau masalah yang berarti terkait perbedaan agama yang dianut.

Perbedaan keyakinan agama dalam keluarga menurut Suparmin justru mereka saling mendukung dan saling mengingatkan satu dengan yang lain saat waktunya beribadah atau kebaktian .Salah satunya pergi ke masjid, sementara yang beragama Kristen melakukan kegiatan kebaktian di gereja dan beragama Budha melakukan kegiatan kebaktian di vihara.

Keindahan kehidupan beragama di Dusun Porot yang tak kalah menarik saat perayaan agama tiba seperti perayaan Natal bagi umat Kristiani, Idul fitri bagi umat Islam dan perayaan Waisyak bagi umat Budha. Atau tiap ada kegiatan masyarakat atau keagamaan menurut Suparmin mereka saling membantu dalam kegiatan keagamaan. Kerukunan antar umat beragama di Dusun Porot tidak disangsikan dan diragukan lagi yang terlihat jelas dari berbagai kegiatan sosial sehari-hari dan dilakukan bersama-sama antar umat beragama baik muslim maupun non muslim.

Wujud kerukunan dan kebersamaan masyarakat Dusun Porot juga ditunjukkan saat pembangunan tempat ibadah gereja. Beberapa warga yang beragama non Nasrani dengan suka rela menawarkan bantuan tenaga seperti mengecor bangunan dalam pembangunan tempat ibadah gereja. Bantuan yang diberikan dari non Nasrani menurut Suparmin dengan senang hati  oleh umat Kristiani menerima bantuan tenaga tersebut. Begitu juga saat merenovasi tempat ibadah wihara berlokasi di wilayah Dusun Porot yang dilakukan oleh Banser Kecamatan Kaloran ketika peringatan Gerakan Pemuda Ansor ke-78 beberapa waktu lalu sebagaimana dikatakan Zaenal Rofi'i yang juga aktivis Banser Kaloran yang menyebutkan itu bukti toleransi beragama antara umat Islam dengan agama lain di Dusun Porot.

Kegiatan lain yang menunjukan toleransi antar umat beragama yang tinggi di Dusun Porot pada saat kegiatan memperingati Ulang tahun ke-74 Republik Indonesia yang digelar di lapangan Dusun Porot yang dihadiri oleh Kepala staf Kodam IV Diponegoto Brigjen TNI Teguh Muji Angkasa, pejabat pemerintah Kabupaten Temanggung, Wakapolres Temanggung,pemuka empat agama dan masyarakat setempat .Pada kesempatan tersebut masyarakat setempat yang berbeda keyakinan  begitu antusias mengikuti acara dan tidak sedikit dari mereka berhias diri memakai pakaian adat dari penjuru nusantara untuk meramaikan upacara sekaligus pawai desa.

Tingginya toleransi antar umat beragama di Dusun Porot yang demikian tersebut menarik perhatian Kepala Staf Kodam IV /Diponegoro Brigjen TNI Teguh Muji Angkasa untuk melihat dari kehidupan beragama di Dusun Porot, Desa Getas, Kecamatan Kaloran,Temanggung. Brigjen TNI Teguh Muji menyebutkan melihat sesuatu yang unik di Dusun yang terletak dilereng Gunung Sindoro ini yaitu keempat tempat ibadah yang saling berdekatan dan berdampingan .Masyarakat Dusun Porot yang berbeda keyakinan dengan tempat ibadah saling berdekatan menurut Brigjen TNI Teguh saling menghargai, meskipun mereka berbeda keyakinan. Mereka juga  saling menghormati dalam kehidupan sehari-hari  dan lebih membuat Brigjen TNI Teguh Muji kagum ada beberapa keluarga di Dusun Porot yang anggota keluarganya berbeda keyakinan agama, namun tetap rukun, damai dan saling menghormati kepercayaan maupun agama masing-masing. Potret kehidupan beragama masyarakat Dusun Porot yang selalu hidup rukun, meski berbeda keyakinan agama  menurut Brigjen TNI Teguh Muji menjadi model atau contoh kampung toleransi antar umat beragama di Temanggung.

Tags

About The Author

Suryatiningsih 45
Ordinary
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel