Penakaran Burung Hantu menghantarkan Desa Tlogoweru menjadi desa wisata

29 Oct 2019 10:26 2091 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Pertanian di Desa Tlogoweru Demak yang dulu dikenal banyak diserang tikus,namun kini berkat Burung Hantu kini menghantarkan desa Tlogoweru menjadi Desa wisata

Burung hantu atau Tyto Alba dikenal sebagai hewan pembasmi tikus disektor pertanian .Burung hantu dikenal musuh tikus ,karena itu banyak petani maupun perusahaan pertanian  memakai burung hantu menanggulangi serangan tikus .Desa Tlogoweru salah satu desa wisata yang ada di Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak.Desa Tlogoweru terbagi menjadi 3 dusun; Sugihwaras ,dukuh Weru dan dukuh Gatak yang sebagian besar berprofesi sebagai petani.Desa  Tlogoweru berjarak 18 KM dari kota Demak dengan luas area pertanian  200,923 hektar yang sebagian wilayahnya memiliki tektur tanah lempungan berwarna hitam dan  populasi penduduk 2.320 jiwa  ini terkenal sebagai Desa Penakar burung hantu sering disebut Desa Burung Hantu.

Ketika memasuki kawasan Desa Tlogoweru ada pemandangan unik dengan  memakai penanda  berupa rumput gajah dan pagupon atau rumah hantu  .Penanda berupa rumput gajah dan pagupon atau rumah hantu menunjukkan desa ini sebagai tempat central burung hantu .Pemandangan semakin menarik ketika  masuk ke wilayah desa ini  wisatawan akan disambut ratusan pagupon berjajar rapi menghiasi area persawahan yang ada di Desa Tlogoweru.Rumah hantu yang dibangun ditengah sawah bukan sekedar sebagai hiasan sawah saja,tetapi ternyata keberadaan burung hantu sebagai predator alami  agar tikus merusak padi,bahkan sampai masyarakat setempat menyebut desa Tlogowaru sebagai desa burung hantu.Desa ini memang menarik mengingat sebagian besar wilayah desa terdiri dari  lahan pertanian membuat suasana desa asri,alami nan sejuk .

Keberadaan burung hantu di Desa Tlogoweru berawal dari serangan tikus yang selalu merusak lahan pertanian milik petani setempat  .Pelbagai upaya telah dilakukan oleh  petani setempat tetap saja lahan pertanian diserang hama tikus membuat para petani didesa itu terus mengalami kegagalan ,akibat hama tikus yang merajalela.Keadaan ini tidak membuat petani putus asa malah makin semangat hingga akhirnya petani menemukan cara jitu membasmi tikus dengan membangun rumah burung hantu ,meski hasilnya tidak  seratus persen,tetapi petani merasa lega hasil panen padi melimpah tidak diserang hama tikus lagi.berpuluh tahun petani membasmi tikus mulai gropyokan,membuat perangkap tikus hingga inovasi jaring ,namun belum efektif sampai akhirnya mereka menemuka predator alami pemangsa tikus yakni burung hantu(tyto alba) bermula bangkai tikus diatas atap puskesmas ternyata bangkai tikus sisa dimangsa burung hantu.

Sistem pengembangan burung hantu melalui metode penakaran atau karantina dan dilepas dibuat rumah burung hantu ,namun ternyata cara ini membuat panen kian tahun makin melimpah. Semenjak itu, burung hantu dengan paguponnya yang indah menghiasi Desa  Tlogoweru hingga akhirnya desa ini ditetapkan sebagai  desa Burung Hantu .Sejak adanya burung hantu Desa Tlogoweru 5 tahun terakhir dikenal sebagai desa paling makmur di Demak ,bahkan berkat keberhasilan desa ini menjadi percontohan desa di Indonesia .Empat tahun lalu desa ini dikenal desa miskin di Demak akibat kekeringan dimusim panas tiada sumber air belum lagi serangan hama tikus menyerang sawah membuat panen padi pun gagal .

Keadaan seperti ini mendorong seorang warga desa tersebut bernama Elizabet Philips alias Elis sang motivator demikian warga setempat menyebut melakukan gerakan dengan membangun 139 sumur, dan tim pemberantas tikus dengan memanfaatkan predator alami tikus dan burung hantu.

Awalnya kehadiran Elis tidak mulus karena perbedaan agama ,namun berkat perjuangan Elis,kesabaran niat tulus Elis membekas dihati Warga sempat.Semenjak itulah segaimana dilansir Liputan 6.com 28/10/12 desa ini berubah 180 derajat ,bahkan desa ini dibangun Balai latihan kerja BLK dari tempat ini masyarakat dilatih berbagai ketrampilan mulai dari menjahit sampai menggunakan internet menjadikan Desa Tlogoweru berbeda dan unik seperti desa pada umumnya

Tyto alba dikenal sebagai penangkar tikus  yang menghantarkan desa Wisata Tlogoweru menjadi desa percontohan di Indonesia.Luas persawahan 265.000   hektar berpadu  deretan 120 an pagupon atau rumah burung hantu atau rubuha permanen ini terbuat dari beton yang dibuat sedemikian rupa ditopang peyangga cor setinggi 4 meter berdiri dengan indah ditengah hamparan sawah nan hijau menjadi pemandangan yang tak biasa didesa ini

Desa Tlogoweru adalah daerah penangkaran Tyto Alba .Burung hantu berwarna  abu-abu dan putih dengan ukuran dewasa atau ayam jawa betina.Penakaran burung hantu berawal dari hasik panen padi yang turun membuat petani gagal panen dan geliat pertanian tidak lagi bergairah .Atas dasar inilah petani setempat memggerakam perekonomian warga mengembangkan Tyto Alba  .

Jauh sebelum tyto Alba dikembangkan warga desa mengadakan geropyokan dengan menyetorkan tikus yamg ditangkap ,namun cara ini tidak efektif mengurangi jumlah tikus,hingga akhirnya tyto alba dimanfaatkam pemburu tikus atas inisiatif Pujo Arto  dengan membeli sepasang Tyto Alba ditangkarkan dalam .Berkat kreatifitas kelompok tani Tulodn Makaryo berhasil menggerakan warga menakarkan burung tyto alba selama 5 tahun.Selama 5 tahun ini hasil pertanian desa Tlogoweru mencapai 99 % itu artinya petani menikmati hasil panen padi yang cukup melimpah dan serangan hama tikus makin berkurang akibat keberhasilan petani Desa Tlogoweru dalam penakaran burung Tyto Alba.Kini jumlah burung hantu mencapai 500 dari keseluruhan rubuha yang ada di Desa Tlogoweru hingga kemudian menyuplai populasi Tyto Alba disekitar desa dan wilayah provinsi  Jawa Tengah.

Penakaran burung hantu menyebuhkan burung yang sakit terjatuh atau terjerat jebakan.Berkat Burung Tyto Alba ini pula desa ini dapat penghargaan dari keberhasilan desa meningkatkan  hasil pertanian dengan memanfaatkan burung hantu Tyto Alba sebagai desa ketahanan pangan ,kalpataru dan lainnya.

Tyto alba dikenal sebagai penangkar tikus  yang menghantarkan desa Wisata Tlogoweru menjadi desa percontohan di Indonesia.Luas persawahan 265.000   hektar berpadu  deretan 120 an pagupon atau rumah burung hantu atau rubuha permanen ini terbuat dari beton yang dibuat sedemikian rupa ditopang peyangga cor setinggi 4 meter berdiri dengan indah ditengah hamparan sawah nan hijau menjadi pemandangan yang tak biasa didesa ini

Desa Tlogoweru adalah daerah penangkaran Tyto Alba .Burung hantu berwarna  abu-abu dan putih dengan ukuran dewasa atau ayam jawa betina.Penakaran burung hantu berawal dari hasik panen padi yang turun membuat petani gagal panen dan geliat pertanian tidak lagi bergairah .Atas dasar inilah petani setempat memggerakam perekonomian warga mengembangkan Tyto Alba  .

Jauh sebelum tyto Alba dikembangkan warga desa mengadakan geropyokan dengan menyetorkan tikus yamg ditangkap ,namun cara ini tidak efektif mengurangi jumlah tikus,hingga akhirnya tyto alba dimanfaatkam pemburu tikus atas inisiatif Pujo Arto  dengan membeli sepasang Tyto Alba ditangkarkan dalam .Berkat kreatifitas kelompok tani Tulodn Makaryo berhasil menggerakan warga menakarkan burung tyto alba selama 5 tahun.Selama 5 tahun ini hasil pertanian desa Tlogoweru mencapai 99 % itu artinya petani menikmati hasil panen padi yang cukup melimpah dan serangan hama tikus makin berkurang akibat keberhasilan petani Desa Tlogoweru dalam penakaran burung Tyto Alba.Kini jumlah burung hantu mencapai 500 dari keseluruhan rubuha yang ada di Desa Tlogoweru hingga kemudian menyuplai populasi Tyto Alba disekitar desa dan wilayah provinsi  Jawa Tengah.

Penakaran burung hantu menyebuhkan burung yang sakit terjatuh atau terjerat jebakan.Berkat Burung Tyto Alba ini pula desa ini dapat penghargaan dari keberhasilan desa meningkatkan  hasil pertanian dengan memanfaatkan burung hantu Tyto Alba sebagai desa ketahanan pangan ,kalpataru dan lainnya

Tags

About The Author

Suryatiningsih 45
Ordinary
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel