Telaga Unesa Di Tengah Gedung Pencakar Langit

1 Sep 2016 18:51 3981 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Pada akhirnya peran serta Pemerintah, Swasta, mau pun lembaga pendidikan seperti Unesa yang dapat mewujudkan hal ini. Dan yang tidak dapat ditinggalkan adalah partisipasi dari warga sekitar. Mudah-mudahan beberapa tahun ke depan, ketika berkunjung lagi ke telaga ini telah ada sarana rekreasi terbuka bagi keluarga. Dan tidak sebaliknya.

Jika Anda tinggal di Surabaya dan tinggal di kawasan Wiyung dan sekitarnya tentu tidak asing dengan keberadaan telaga yang terletak di depan kampus Unesa Lidah Wetan. Atau kalau kebetulan anda melintas dari Jl HR Muhammad kemudian melintasi Jl Bukit Darmo Boulevard dan baru menikung di Jl Raya Menganti atau berjalan dari arah sebaliknya, tentu dapat menemukan telaga ini karena letaknya persis di pinggir jalan raya.

Dibandingkan dengan keadaan sekitar 14 tahun lalu ketika pertama kali melintas di sekitar telaga ini, boleh dibilang keadaan telah berubah. Jika sekarang dari arah utara kita bisa langsung melintas di bagian timur telaga, tidak demikian pada sekitar tahun 2002. Memang bakal jalan sudah ada melintasi bagian barat telaga, tapi baru berupa jalan berbatu dan belum bisa dilewati kecuali oleh beberapa pengendara sepeda motor yang nekat. Kalau dari arah utara Jl Bukit Darmo Boulevard hendak pergi ke Jl Raya Menganti mesti melalui jalan memasuki kawasan kampus Unesa yang melalui sisi timur telaga. Begitu juga sebaliknya. Keadaan di sekitar telaga juga dipenuhi dengan rumput-rumput liar sehingga sulit untuk menjangkau tepiannya pada waktu itu. Boleh dikatakan, keindahan telaga belum lagi terjamah seperti saat ini.

Kampus Unesa sendiri waktu itu masih belum sebagus sekarang. Gapura depan, gedung SSC, atau pun gedung Asrama belum ada. Waktu itu gedung di Kampus Lidah Wetan hanya gedung pertunjukan, gedung FIP, FBS, dan FIK. Juga ada gedung olahraga yang terletak di belakang kampus di samping lapangan olahraga. Juga jalan Citra Raya yang teletak di sebelah utara Unesa, pada tahun 2002 masih dalam proses pembangunan.

Seiring dengan berjalannya waktu pembangunan di wilayah sekitar telaga mulai terlihat. Pembangunan itu antara lain gedung Supermall Pakuwon Trade Center (PTC), atau pun gedung-gedung baru di sepanjang Jl Bukit Darmo Boulevard seperti gedung Lenmark, Intiland, atau pun Rumah Sakit Internasional telah mengubah wajah wilayah ini. Sekarang wilayah ini lebih ramai. Kalau kita melintas di Jl Bukit Darmo Boulevard tentu bisa kita lihat toko-toko modern atau hotel di sana yang berdiri berjajar di sebelah barat jalan mulai dari pintu masuk Pakuwon Trade Center sampai ke selatan mendekati kampus Unesa. Sedang di sebelah timur lebih banyak berdiri bangunan milik Intiland seperti gedung Intiland, Ranc Market, Graha Fair Ground, atau pun Rumah Sakit Internasional. Bahkan saat ini di sebelah gedung Intiland tengah dibangun Spazio Tower. Satu gedung pencakar langit akan kembali dipantulkan oleh telaga Unesa dalam waktu tak lama lagi. Dan akan ada lebih banyak lagi mengingat wilayah Pakuwon menggeliat dengan gedung-gedung pencakar langit barunya.

Di tengah hiruk-pikuk gedung-gedung pencakar langit yang menggeliat bangun, tentu keberadaan telaga Unesa menjanjikan tempat rekreasi tersendiri bagi warga kota. Masih belum diketahui nama sebenarnya dari telaga ini. Disebut telaga Unesa karena letaknya yang berada persis di halaman kampus Unesa meski sebenarnya telaga itu berada di luar wilayah Unesa. Hal itu ditunjukkan dengan patok pembatas sepanjang tepi telaga bagian barat yang menunjukkan bahwa telaga itu berada di luar kawasan Unesa. Meski begitu untuk kemudahan orang-orang menyebutnya dengan telaga Unesa.

Tidak sulit untuk bisa menikmati pemandangan di telaga. Dengan memberhentikan kendaraan di pinggir dan turun dari kendaraan kita sudah bisa melepas penat sambil menikmati pemandangan telaga, pantulan pepohonan, gedung-gedung, dan langit, di atas air yang jernih. Kita juga bisa menikmati pemandangan itu sambil memesan makanan atau minuman. Karena keberadaannya yang unik dan sering menjadi tempat bagi para pengendara untuk sekedar melepas lelah, beberapa pedagang kaki lima pun mengais rejeki di sini.

Kalau anda merasa suasana di pinggir jalan ini terlalu bising karena bunyi derum kendaraan, kita juga bisa menikmati pemandangan dari sisi sebelah barat telaga dengan masuk melalui pintu gerbang Unesa. Dari sisi barat ini pemandangan lebih menarik dan didukung dengan letaknya yang jauh dari jalan raya sehingga lebih tenang. Juga jika dibandingkan dengan sisi bagian timur di mana terdapat jalan raya, di sisi bagian barat ini kita bisa berada langsung di tepian telaga. Tempatnya juga lebih tenang. Hanya saja untuk menjangkaunya akan lebih sulit karena sisi bagian barat ini banyak ditumbuhi rumput-rumput liar yang tinggi (kebetulan ketika foto ini diambil, rumput-rumput liar itu telah dibersihkan sehingga lebih mudah untuk menjangkau tepi telaga). Juga di sana-sini bertebaran sampah meski tidak banyak.

Meski banyak ditumbuhi rumput-rumput liar, sisi bagian barat ini menjadi tempat favorit bagi para pemancing. Para mancing mania ini rela menerobos rumput-rumput liar demi untuk mendapatkan spot yang pas. Juga para mancing mania ini rela berpanas-panas demi menyalurkan hobi memancing mereka di telaga Unesa.

Sayangnya keindahan dan ketenangan telaga Unesa sempat terusik. Pasalnya pada tahun 2012 tepatnya di bulan April ditemukan mayat perempuan yang dibuang di semak-semak areal kampus Unesa. Wilayah Unesa yang sepi dan masih banyak ditumbuhi rumput liar dalam waktu yang hampir bersamaan ditemukan dua mayat di dua lokasi yang berbeda di areal Kampus Unesa. Banyaknya lahan kosong yang ditumbuhi oleh rumput liar di sekitar kampus Unesa telah dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab untuk menyembunyikan kejahatannya.

Kejadian lain yang juga mengusik keindahan dan ketenangan telaga Unesa terjadi pada tahun 2014 bulan Januari. Sebagai salah satu tempat menarik yang ada di Surabaya, keberadaan telaga Unesa tentu juga menyedot perhatian muda-mudi yang sedang berpacaran. Ngobrol di tepi telaga sambil menikmati makanan atau minuman yang dijajakan oleh kaki lima tentu memiliki keasyikan tersendiri. Atau hanya duduk-duduk saja sambil ngobrol dan menikmati suasana telaga Unesa juga bisa menjadi pilihan.

Akan tetapi keberadaan muda-mudi di sekitar telaga Unesa ini dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan kejahatan. Seorang gadis yang tengah berpacaran di sekitar telaga ini diperkosa di tempat terpisah oleh oknum-oknum bejat ini setelah sebelumnya diintimidasi. Sedang pacarnya dibawa secara terpisah dan diturunkan di tempat lain. Untuk beritanya bisa dicari di google.

Kondisi seperti ini tentu perlu mendapat perhatian yang serius. Telaga Unesa sebagai objek alam mestinya dapat difasilitasi untuk menjadi tempat rekreasi bagi semua orang. Perlu ada pengembangan dari pihak-pihak terkait agar telaga ini menjadi semakin ramai dikunjungi namun juga aman dari tindak kejahatan. Masalah kebersihan, penerangan, atau pun fasilitas pendukung lainnya sangat diperlukan sekiranya telaga ini dijadikan sebagai tempat Rekreasi.

Di sisi bagian barat misalnya, bisa dijadikan sebagai tempat terbuka bagi masyarakat umum. Tempatnya yang tenang dan jauh dari kebisingan, dengan pemandangannya yang menarik tentu menjadi nilai tersendiri sekiranya telaga ini dijadikan sebagai tempat rekreasi terbuka bagi warga. Akan ada pemasukan bagi Kampus Unesa selaku pemilik tempat. Dari restribusi parkir misalnya. Juga kegiatan-kegiatan di bidang seni seperti pentas teater, pembacaan puisi, atau pentas kesenian lain dapat diperkenalkan kepada masyarakat luas jika dilakukan di tempat terbuka yang banyak dikunjungi oleh masyarakat.

Pada akhirnya, tulisan ini merupakan sebentuk pengharapan akan adanya tempat rekreasi terbuka dengan menjadikan telaga sebagai konsep utamanya di Surabaya. Taman-taman kota telah dibangun dan diperindah. Kalau kita membutuhkan sarana rekreasi di ruang terbuka telah tersedia tempat-tempat seperti taman Bungkul, taman Pelangi, taman Flora, taman Prestasi, taman Lansia, dan sebagainya. Sepertinya akan menarik kalau telaga Unesa juga dijadikan sebagai sarana rekreasi, baik dikelola oleh Pemerintah Kota atau pun Pihak lain yang bersedia mengelolanya.

Sebenarnya sarana rekreasi terbuka dengan menjadikan telaga sebagai konsep utamanya sudah ada di Surabaya sejak lama, yaitu wisata Jurang Kuping. Akan tetapi kawasan ini lokasinya terlalu sulit untuk dijangkau karena letaknya jauh dari jalan besar dan harus melewati pemukiman warga dengan akses jalan yang tidak begitu besar. Lagipula tempatnya saat ini lebih sering dijadikan sebagai tempat lokalisasi terselubung seperti yang diberitakan oleh beberapa media pada tahun 2015. Penulis sendiri pada tahun yang sama pernah berkunjung bersama keluarga ke tempat itu sekedar ingin tahu. Akan tetapi semenjak memasuki perkampungan yang menjadi pintu masuk bagi lokasi wisata ini dan bertanya kepada warga yang ditemui, mereka menyarankan agar kami kembali dan tidak berkunjung ke sana. Memang bagi yang ingin berkunjung bersama keluarga, sepertinya Jurang Kuping kurang tepat untuk dijadikan tujuan rekreasi.

Melihat kondisi seperti ini, tentu sangat disayangkan apabila nantinya telaga Unesa berkembang ke arah yang tidak diharapkan. Juga sangat disayangkan seandainya nanti telaga ini akan diurug dan dijadikan sebagai tempat perbelanjaan. Bermunculannya gedung-gedung baru di sekitar telaga Unesa telah menjadikan kawasan ini sebagai salah satu kawasan komersial di Surabaya. Bukan tidak mungkin telaga Unsea tinggal menunggu giliran digusur menjadi untuk diganti rupa menjadi gedung-gedung pertokoan baru.

Akan tetapi Surabaya sudah begitu sesak dengan pusat-pusat perbelanjaan. Diperlukan ruang-ruang terbuka agar warga kota dapat menghirup udara bebas dari alam terbuka seperti telaga Unesa. Sangat diperlukan kesediaan dari pelbagai pihak untuk menjadikan telaga ini sebagai sarana rekreasi terbuka. Pada akhirnya peran serta Pemerintah, Swasta, mau pun lembaga pendidikan seperti Unesa yang dapat mewujudkan hal ini. Dan yang tidak dapat ditinggalkan adalah partisipasi dari warga sekitar. Mudah-mudahan beberapa tahun ke depan, ketika berkunjung lagi ke telaga ini telah ada sarana rekreasi terbuka bagi keluarga. Dan tidak sebaliknya. Siapa yang sudi!?

Tags

About The Author

Chandra Krisnawan 24
Novice

Chandra Krisnawan

Buruh logistik yang tinggal di surabaya
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel