Transisi Jomblo

16 Mar 2016 18:09 2055 Hits 1 Comments
“Prinsip Jomblo dalam sebuah transisi perasaan menuju perubahan”

Sembari menunggu ujian munaqosah dengan pakar-pakar  psikologi.  Mencoba rileks serta merefresh otak agar nda spaneng melihat suatu masalah. Walau Ida Rani Ayunda sedang honeymoon dengan mantan pacar.  Aku hanya bisa memeluk karya agung bernama skripsweet sambil menonton deretan foto mantan di kos.  Nau’dzubillahi Min Dzalik.

BBM (Baper Belom Move On) begitulah sifat jomblo yang sangat sensitif dengan keadaan pribadi.  Belum bisa membedakan mana ranah prinsip dan praksis.  Sehingga tersandung skandal bersama mantan,  hati teriris-iris bak  cabai yang mau dijadikan sambal.  Kalau sambelnya pedas berarti cabai asli. Kalau rasanya biasa-biasa saja, bahan bakunya jangan diplesetkan jadi cabe-cabean.  

Keadaan skripsweet yang sudah siap dipertahankan di depan para penguji.  Sangat membutuhkan kekuatan jiwa dan raga.  Persiapan mental mulai dari, datang ke psikiater-psikiater terdekat.  Untuk memastikan bahwa status sebagai jomblo yang baper tidak mengganggu berjalanya ujian. Selain itu, datang ke tempat-tempat yang ramai, agar tidak “kesepian” meratapi nasib ditinggal mantan.  Kalau kemarin-kemarin berteriak lantang mengenai jomblo. Seketika sirna ketika menyaksikan mantan ijab-sah.

Memang mak jleb, jomblo baper-an cukup mengundang rasa simpatik kaum-kaum agamawan. Gundah gulana menjalani kehidupan duniawi tanpa kontrol ukhrawi bak pejalan yang tak mematuhi  lampu merah. Salah sedikit bisa kena tilang atau kecelakaan di tempat.  

Menjadi jomblo yang baper-an setidaknya membuat kamu lebih peka terhadap sekitar.  Walaupun banyak gadis belia hingga janda tua yang sering menjemur pakaian di pagi hari.  Sebaiknya kamu tidak tergiur dengan hal-hal seperti itu.  Melainkan lebih peka terhadap permasalah sosial yang ada. Mulai dari para gelandangan yang seharusnya sekolah, psk-psk yang membutuhkan alih profesi, serta menjadi kaum beragama yang beragama yang baper alias bawa perubahan. Tidak melulu soal  kafir wal bid’ah. Apa bedanya dengan kaum jomblo yang baper-an ?

Balada jomblo yang selalu memperjuangkan gebetan untuk jatuh kepelukan. Melihat realita setelah mantan cari gebetan.  Semakin mempersulit saya untuk mendekatkan diri pada Nabila JKT-1. Ini bukan soal politik JKT-1, melainkan urusan hati yang sedang transisi dari jomblo Baper (Bawa perasaan) menjadi baper (bawa perubahan).  Selain mencari seribu gebetan walau hanya satu yang dibawa ke pelaminan.  Sehingga pengalaman mengenai psikologi wanita lebih mumpuni, menjadi pengalaman yang tak bisa terbayarkan oleh sepeser uang jajan dari orang tua. Sayang seribu sayang, itu berlaku bagi para pelaku poligami pra nikah. Kan semboyannya jelas Dua Istri Lebih, Baik.

Transisi Baper menuju baper, seharunya menjadi titik balik bagi pribadi-pribadi jomblo yang ditinggal mantan. Perasaan yang dijadikan sebuah prinsip menjadi praksis berupa perubahan.  Meskipun populasi jomblo semakin meningkat tidak sejalan dengan stok janda yang semakin tahun semakin menambah.

Kalaulah pembimbing skripsweet berkenan, pasti ku ganti judul “Prinsip Jomblo dalam sebuah transisi perasaan menuju perubahan”. Kalau diterima, saya bakal nembak Nabila JKT1 di Taman Lele, Mangkang. Sebaliknya, saya bakal meneliti prospek percintaan bersama janda generasi Y.

 

Tags Ulasan

About The Author

Fadli rais 42
Ordinary

Fadli rais

Pecinta mamah muda made in Indonesia
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel