Ijazah or "Ijab-Sah" featuring Mantan

14 Mar 2016 18:25 2215 Hits 1 Comments
anak ibu yang sudah mengadvokasi “tunggakan uang kos”

Persaan senang campur gembira menyelimuti seantero kos-kosan blok 35.  Uang jatah makan malam bisa ditabung, karena Ibu Kos sedang mantu (acara nikahan).  Putri nomor dua yang bernama Ida Rani Ayunda, dipersunting oleh  seorang  polisi yang baru saja tenar di televise swasta.  Perut keroncongan itu, berubah menjadi kegirangan tiada tara, wajah-wajah lesu khas anak kos ditanggal tua berubah seketika.

Menariknya, Ibu Kos menyajikan masakan padang yang sangat susah di dapatkan oleh anak kos yang uang makannya tak seberapa. Kalau makan di warung ibukota sumatera barat, bakal nglokro di tanggal tua. Sehingga kebakaran jenggot ketika di tagih iuran sana-sini.  Gumun, era globalisasi gini masih klabakan mencari sesuap nasi padang yang harganya setara dengan foto copi makalah satu kelas. Kalau sudah foto kopi makalah berarti merasakan nikmatnya sambal hijau, lalaban, serta rendang khas rumah Minang.

Ketiban duren di acara Ida Rani Ayunda, seperti tersengat listrik ribuan volt. Sosoknya yang adem, ayem, tur tentrem. Pernah menjad “bidadari penyelamat” kala skripsweet menjadi prioritas utama dalam kehidupan mahasiswa tingkat akhir.  Keberadaanya bak “jelangkung protagonist” yang selalu menjadi penggawa garda terdepan. Ketika ibunya “mencari kepastian” perihal administrasi bulanan seorang mahasiswa akhir zaman.  Lhu, jasanya tidak ku lupakan. Walau hanya sebulan sekali ku traktir Mie Ayam “Mak Erot” yang paling murah se jagat kampus.

Ketika mantan bersanding di pelaminan. Hati ini tidak boleh terkoyak oleh kilas balik masa lalu.  Perasaan yang baper (bawa perasaan)  sangat destruktif sekali bagi lingkungan sekitar. Berbeda ketika baper (bawa perubahan) jelas konstruktif serta sejalan dengan Revolusi Mental yang berbunyi “Nikah … Nikah …. Nikah”. Ijab sah pun menjadi saksi seorang wanita yang tegar telah halal bagi penyunting untuk berlayar di samudera kehidupan.

“Mantan … Kamu Josh”. Kala aku menunggu panggilan untuk mengikuti sidang ujian fakultas sambil memikirkan pendamping yang belum pasti keberadaanya. Memang orang-orang dekat selalu mengatakan untuk menghibur. “Jodoh Di Tangan Tuhan”. Maka kala jomblo pun “Jodoh Di Tangan Orang Lain” maksudnya sudah dilamar.  Jadinya lemes tiada tara, kehidupan menjadi gelap gulita tanpa cinta meski hanya sementara.

Kalau begitu caranya, mantan-mantan dikumpulkan dalam sebuah ruangan agar memberikan pandangan-pandangan umum mengenai kriteria yang cocok buat pendamping.  Kalau ngarep balikan, sih sebagai solusi akhir. Karena aku tidak mau jatuh di lubang yang sama. Kalau masih banyak lubang, aku mau masuk yang belum sunyi dan agresif dalam berkata dan berbuat. Sehingga kehidupan rumah tangga bisa syar’I seperti yang di kampanyekan Nabila JKT1 eh salah Mamah Dedeh.

Harapan yang terlalu melangit, ibarat katak yang lupa daratan. Ijazah yang belum ditangan, sudah memikirkan ijab sah. Opo gak oleh ? / tapi itu kan hak preogratif masing-masing. Ini mengenai hajat hidup masing-masing. Kalau tidak terpenuhi, memang mau tiap malem main ke Doly terus.

Walaupun Ida Rani Ayunda sudah bersanding dengan Si Doi. Aku tetap memperjuangkan skripsweet di depan para penguji yang sorot matanya macam pemain Ganteng-Ganteng Tukang Ojek.  Harapan modin memang selalu baik-baik. Tapi tidak salah kalau ada mengharpkan jatuh di pelukan seorang janda adem, ayem, tur tentrem. Siapa tahu lebih berkah  ?

Tanpa mengurangi rasa hormat kepada Ibu Kos. Mulai bulan depan, saya bakal bayar tunggakan selama 6 bulan. Setelah itu say good bye, saya tidak mau jadi obat nyamuk di antara kebahagian anak ibu yang sudah mengadvokasi “tunggakan uang kos” selama skripsweet bercinta denganku.

Salam Pecel.

Tags

About The Author

Fadli rais 42
Ordinary

Fadli rais

Pecinta mamah muda made in Indonesia
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel