Catatan Lepas (1)

6 Mar 2016 07:41 1586 Hits 0 Comments
Mengawali hari dengan doa, semoga dianugerahi kesempatan untuk berbuat baik

Pagi ini, Minggu 06 Maret 2016, aku bangun subuh lalu shalat fajar, lega rasanya dan badan terasa sehat, meski agak pegal-pegal di bagian punggung. Maklum faktor usia. Seusai shalat fajar, duduk berdoa semoga hari ini diberi dan dipertemukan kesempatan untuk berbuat baik, yang mampu aku lakukan dengan ikhlas.

Tak terasa, sudah di minggu pertama bulan Maret tahun 2016, sudah dua bulan lebih berkegiatan di tahun 2016. Dan seperti tahun-tahun sebelumnya, doaku untuk melakoni tahun berjalan adalah: tuntunlah aku agar selalu berada di jalan dan pilihan yang Engkau Ridhai, ya Allah.

Lalu, seperti biasanya, mengecek layar monitor handphone, dan terlihat beberapa pesan masuk. Ada missed call dari nomor yang tidak terdaftar, saya mengabaikannya, sambil menanti penelepon mengirim sms memperkenalkan diri. Kalau tidak, saya akan abaikan. (Catatan: banyak penelepon yang terlalu pede bahwa yang ditelepon pasti mengenalnya. Padahal belum tentu, barangkali saja nomor penelepon itu terhapus secara tidak sengaja. Maka biar aman, saya suka orang menelepon, tapi terlebih dahulu mengirim SMS dan meminta izin: “saya......... boleh gak saya menelepon sekarang? “ Kalau begini caranya, justru yang segera akan meneleponnya).

Ya, minggu pagi ini ada agenda mengecek rumah di wilayah Pejaten, Jakata, yang masih dalam tahap finishing. Semoga bisa dan layak ditempati di bulan Maret 2016 ini. Tapi namanya rumah, sekomplit apapun finishing-nya, selalu saja ada kekurangannya.

Setiap yang baru selalu punya persoalannya sendiri. Persis seperti lini-lini kehidupan lainnya. Nothing and no one is perfect. Termasuk pernikahan baru, kerjaan baru, teman baru, kolega kerja baru, kendaraan baru, apapun dan siapapun. Begitulah kehidupan, tak luput dari rangkaian persoalan demi persoalan.

Tujuannya, tentu saja, dengan persoalan yang silih berganti itu, untuk membuat kita semakin menyadari bahwa kita selalu dan sedang ditempa untuk meningkatkan derajat kita sebagai hamba. Saya yakin seyakin-yakinnya bahwa Allah tidak mungkin akan memperhadapkan atau membebani aku persoalan yang tidak mampu aku atasi.

Sekonyong-konyong, teringat pada putraku yang sedang mondok di sebuah ponpes di wilayah Jawa Timur. Aku tertunduk mendoakannya semoga dia sehat selalu, betah dan sabar melakoni ritme kehidupan pondok, yang memang tidak enteng, di usianya yang masih belia.

Kemudian, seperti biasanya, saya mengklik dan membaca dua-tiga artikel, tapi tidak ada yang benar-benar menarik. Tidak masalah. Bagiku tiga artikel yang diklik dan dibaca itu adalah karunia juga, yang dianugerahkan oleh Allah kepadaku, yang cuma Dia yang tahu alasannya. Barangkali saja, artikel yang saat ini aku anggap tidak berbobot, di kemudian hari justru sangat aku perlukan, entah kapan dan entah di mana.

Kuawali hari ini dengan doa rutin: “Ya Allah, anugerahilah kami kesehatan dan niat ikhlas untuk membagi kebaikan” dalam bentuk apapaun dan kepada siapapun.
Tags

About The Author

Syarifuddin Abdullah 11
Novice

Syarifuddin Abdullah

bismillah
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel

From Syarifuddin Abdullah