BUD COFFE TAK ADA DI ETHIOPIA

2 Oct 2015 07:50 1999 Hits 0 Comments
International Coffe Day

 

“Ngopi kang, jangan lupa rokok teklek-nya ya !”

“Siap, mas bro”

Percakapan itu biasa dilakukan sebelum Irul mengajak ngopi diriku di Bud Coffe depan Kampus 1 Universitas Indonesia Ngaliyan (UI Nga). Tempat ngopi yang sering ku kunjungi dua sampai tiga kali setiap minggu. Kepenatan aktivitas dipagi hari, ngopi menjadi pilihan di malam hari, terutama malam minggu. Daripada ngapel mending ngopi saja, dompet gak terkuras dan idealisme kejombloan Irul dan saya masih segelan.

Ngopi menjadi kebiasaan yang mengena pada semua kalangan. Pasalnya “Bud Coffe” ini memiliki tempat singgah yang lesehan. Sehingga ketika duduk dan berbicang-bincang, kita sama rata sama rasa. Rasa ngopi dan wifi gratis. Kalangan mahasiswa, pekerja, anak sd, sampai kakek yang pernah ku temui menyempatkan ngopi sebelum ngojek.

Ngopi memang erat sekali hubunganya dengan “rokok”.  Ngopi ora ngudud koyo ng*s*ng ora cewok (Ngopi tidak sambil merokok, seperti BAB tapi tidak c*wok).  Falsafah ngopiers (sebutan untuk penggemar berat kopi)  yang begitu radikal.  Kepulan asap menjadi hidangan yang menjadi pasangan antara kopi, gorengang, dan atau mie rebus. Maknyos pokoke lah.

Di luar negeri kita ngopi juga menjadi sebuah “hidangan” pemanis dalam jamuan kantor, makan malam, dll. Konon katanya, negera Ethiopia memiliki tradisi minum kopi bersama. Ethiopia negeri yang begitu kering kerontang dalam lagunya Iwan Fals “Ethiopia”. Wikipedia mengatakan “Ethiopia menjadi Negara yang pertama kali menemukan kopi”. Ajib bukan saudara-saudara.

Memang di Ethiopia tidak ada “Bud Coffe” seperti di depan kampus 1 UI Ngaliyan. Keinginan pribadi ingin melihat tradisi ngopi yang begitu kental di Ethiopia.  Masalah-masalah social yang ada di negeri nan jauh di mato, tampaknya dapat diselelsaikan berawal dari ngopi bareng. Ngobrol sana-sini sembari merncanakan kedaulatan social yang akan dirasakan oleh orang seantero Ethopia.

Gimana tidak bagus tradisi ngopi tersebut.  Wong kalau sering ngopi ditambah musywarah untuk keadilan bagi seluruh rakyat Ethiopia sesungguh menghindari keradikalan  (pendek) berpikir & bertindak. (mungkin) jarang ngopi jadi sering ngafir-ngafirke wong.  Suasana yang tegang terkadang ada saja nyeletuk, ngopi dulu biar kalem, kang.  

Ethiopia sedang berproses menuju jalan yang benar. Telinga rakyat dunia suatu hari nanti akan takjub melihat tradisi ngopi dalam suatu daerah memberi pengaruh dalam persatuan untuk maju dan maju.  Ethiopia masa mendatang bukan lagi Negara yang sering di landa kelaparan, kekeringan, serta ketimpangan social lainnya.

Ngopi untuk memajukan negeri !

Tags opini

About The Author

Fadli rais 42
Ordinary

Fadli rais

Pecinta mamah muda made in Indonesia
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel