Robot Penjelajah Bulan yang Didaratkan Pesawat Luar Angkasa Milik China Rusak

6 Apr 2014 16:00 4288 Hits 0 Comments Approved by Plimbi

China bersiap merelakan “Kelinci Bulan” untuk pergi selamanya. Robot penjelajah berjuluk Yutu tersebut dikabarkan tengah bersiap untuk mengucap selamat tinggal. Padahal, misi yang diemban oleh Yutu baru setengah jalan. Kelinci bulan atau Yutu tersebut adalah robot penjelajah atau rover Bulan milik China yang mengemban tugas untuk mempelajari permukaan bulan selama tiga bulan lamanya.

China bersiap merelakan “Kelinci Bulan” untuk pergi selamanya. Robot penjelajah berjuluk Yutu tersebut dikabarkan tengah bersiap untuk mengucap selamat tinggal. Padahal, misi yang diemban oleh Yutu baru setengah jalan. Kelinci bulan atau Yutu tersebut adalah robot penjelajah atau rover Bulan milik China yang mengemban tugas untuk mempelajari permukaan bulan selama tiga bulan lamanya. Namun, baru 1,5 bulan berada di Bulan, Yutu dilaporkan mengalami gangguan cukup parah hingga berpotensi melumpuhkannya selamanya. Robot penjelajah Bulan besutan China ini memang ditugaskan untuk menetap di Bulan untuk melakukan penelitian terhadap permukaan Bulan. Robot ini diluncurkan sendiri oleh China sebagai lompatan besar perkembangan teknologi di China di bidang astronomi dengan menjadi Negara ke-2 di Dunia yang berhasil mendaratkan pesawat luar angkasa nya ke Bulan.

 

Laporan yang dipublikasikan dengan gaya menarik dari harian berita China, Xinhua, bercerita mengenai keadaan Yutu yang baru beberapa bulan berhasil didaratkan oleh pesawat luar angkasa milik China seakan-akan dari sudut pandang sang rover. "Meski aku tak seharusnya tidur pagi ini, master atau pengendali menemukan sesuatu yang abnormal pada sistem kontrol mekanikku," demikian laporan Xinhua, mengatasnamakan si Kelinci Bulan. "Masterku terjaga semalaman mencari solusi. Aku dengar mata mereka mirip mata kelinciku yang merah." "Meskipun demikian, aku sadar bahwa aku tidak mungkin bertahan di periode malam di Bulan (lunar night) ini," demikian dimuat situs News.com.au, Senin 27 Januari 2014.

 

Periode malam dan kondisi di Bulan yang terduga ditambah dengan masalah mekanik disebut-sebut menjadi penyebab terancamnya keadaan Yutu. Di Bulan, periode malam berlangsung selama 14 hari di Bumi dengan suhu permukaan hingga -180 derajat celcius. Salah satu cara agar Yutu dapat bertahan dari dinginnya satelit alami Bumi tersebut ialah dengan melakukan “hibernasi”. Hibernasi dapat membantu menjaga peralatan elektronik Yutu yang super sensitif. Hibernasi ini berguna dengan menonaktifkan komponen-komponen elektronik dari robot yang sangat sensitif. Denga hibernasi ini dapat melindungi komponen tersebut dari suhu yang ekstrim di permukaan Bulan. Namun bila ada masalah sehingga Yutu tak dapat melakukan hibernasi, dapat diduga bahwa kelangsungan hidup Yutu terancam.

 

Baca juga :

                Meizu m3 Note, harga hampir sama dengan Xiomi redmi note 3

                Ukuran Dokumen MS Office Terlalu Besar? Begini Cara Menanganinya

 

Nama Yutu diambil dari nama kelinci legenda yang konon hidup di Bulan. Pada Desember lalu, publik China merasa sanagt bangga ketika berhasil meluncurkan Yutu hingga mendarat dengan selamat di Bulan. Kala itu, ia ke luar angkasa dengan satelit pendarat Bulan Chang’e. Nama Chang’e sendiri berarti Dewi Bulan. Misi pendaratan Yutu dan Chang’e membuat nama China bergabung dengan dua negara lain sebagai negara yang berhasil melakukan pendaratan pesawat luar angkasa di Bulan. Kini, Chang’e memasuki masa hibernasi kedua dan diharap mampu bertahan hingga satu tahun lagi.

 

"Chang'e belum tahu tentang masalah yang saya hadapi," kata Yutu dalam laporan Xinhua. "Jika aku tidak bisa diperbaiki, semua orang silakan menghiburnya." Kondisi Yutu yang tak seimbang menarik perhatian para pengguna dunia maya, dan menjadi topik perbincangan di berbagai media sosial seperti Twitter dan Weibo.

 

"Kau telah melakukan pekerjaan yang besar, Yutu. Menghadapi suhu panas dan dingin yang ekstrem dan menunjukkan kepada kami apa yang tidak pernah kami lihat," tulis salah satu mikroblogger, seperti dikutip Xinhua. Lainnya menulis. "Ini tugas yang berat. Jika Yutu tak tahan lagi, mungkin kita harus merelakannya beristirahat.." Walau keadaannya kini memburuk, namun robot Kelinci Bulan ini rupanya telah bersiap untuk menghadapi kemungkinan paling buruk sekalipun selama berada di permukaan Bulan. "Sebelum berangkat, saya mempelajari sejarah probe yang dikirim manusia ke Bulan. Sekitar setengah dari 130 eksplorasi di masa lalu berakhir dalam keberhasilan, sisanya gagal," kata Yutu.

 

"Ini adalah eksplorasi luar angkasa, bahaya datang seiring dengan keindahannya. Saya hanyalah setitik kecil dalam gambar besar petualangan manusia di alam semesta.Matahari telah tenggelam, temperatur menurun begitu cepat...aku akan mengungkap rahasia pribadiku, sejujurnya aku tak sedih-sedih amat. Aku adalah pemeran utama dalam kisah petualanganku sendiri, dan seperti setiap pahlawan, aku menghadapi masalah kecil," kata Yutu. "Selamat malam Bumi... Selamat malam semua manusia." Semoga itu bukan ucapan selamat tinggal. [HMD]

Tags

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel