Pelakunya Bukan Jomblo

16 Jan 2016 20:16 2667 Hits 10 Comments
Ketika Jomblo Sudah Tak Ada, Maka Single Akan Menjadi Wajah Bermuka Dua.

“Nak sehat ? Kamari aya anu digrebek di deket rumah” suara dari telepon itu gelisah sekali.

“Sehat, bu. Kunaon ?” tanyaku .

“Teroris, nak. Habis eta, aya bom di Jakarta ” jawab ibu.

Telah lama saya disodorkan isu-isu mengenai radikalisme atas nama Agama.  Hidup di serumah kamar yang berisi orang-orang  jomblo, semacam  Jomblo Baru Masykur Rozi , Jaedin El-Barbarisme, serta Pangeran Ladul. Isu terorisme yang muncul bersama dengan Avatar  dan juga Mbak aduhai  sekelas DWP. Untuk Mbak DWP, Berpikirlah

Bom-bom seperti di film-film action Holywood, hanya dianggap shock theraphy.  #Kamitidaktakut setidaknya lebih ramai dikunjungi nitizen. Daripada #PrayJakarta atau #PrayForJakarta.  Bangsa Indonesia ternyata masih kuat daripada bangsa yang diserang kemudia bikin hastag dan nyebarin watermark.  

Aksi-aksi teroris yang terbilang nekat dan beruntung ketangkap jepretan wartawan tempo. Ini lebih PD dari saya. Kalau saja ada paparazzi yang mau motret saya, memori sudah langsung penuh. Bahkan bias rusak ditempat itu kamera. Muka saya pun langsung kusam, noda hitam dan mulut kering.  Lupa tidak menggunakan pembalut wajah dan pencuci mulut.

Teror bom Sarinah yang banyak diberitakan oleh media mainstream diduga kuat ajang unjuk gigi petinggi Negara Islam Irak dan Syuriah (NIIS)  di Asia Tenggara. Jang, siapapun pelakunya ? Yang jelas dia telah menelurkan permusuhan sesama umat manusia. Yang Agung Mahatma Gandhi rohimahumullah akan mengutuk perbuatan tersebut. Kutukan itu tentu tidak berarti bagi Jomblo Baru Masykur Rozi, sudah tuna asmara.  Mana mungkin dia akan menelurkan permusuhan antar makhluk berakal. Wong, pendamping menghadapi kerasnya ujian proposal saja gak ada.  Makanya, teroris itu bukan Jomblo. Dia tentu akan sulit mencari belahan hatinya, jika menebar kebencian. Maka dari itu dia menebar kasih sayang sebanyak  mungkin. Tentu berharap ada yang kecantol.

Resah dan gelisah. Perasaan itu terpancar dari orang tua Nindi.  Lima tahun anaknya bekerja di daerah Thamrin, baru kali ini ibunya mendengar ada berita seheboh itu.

Titipkan Pangeran Ladul

“Nin, sehat kan. Ibu tadi dengar ada bom-bom gitu. Apa benar ?”  tanya ibu dengan perasaan yang khawatir.

“Gak papa, Bu. Nindy tadi lagi makan sate. Lihat orang pada berlarian kesana kemari. Aku lapar banget. Jadi, gak kepikiran ada adegan itu” ucap Nindy sambil nada datar.

“Busyet, ya sudah” nada bicara ibu pun merendah.

Nindy merupakan satu dari sekian banyak orang yang tidak gumunan alias tidak peka.  Adegan film Holywood yang jarang sekali ditayangkan live oleh media-media Indonesia. Mbak Nindy yang cantik dan tidak peka. Sepertinya  butuh pendamping yang sangat lembut dan penuh kasih sayang semacam Pangeran Ladul.  Tenang saja Mbak Nindy, dia masih jomblo dan tahan dengan ketidakpekaan Mbak.

Pangeran Ladul, sosok tangguh dan sabar ketika menghadapi bala tentara pada permainan counter strike bisa menjadi indikator kesabaran. Ngadepin counter strike saja sabar, apalagi ngadepin ketidakpekaan kamu. Tampangnya 11 : 99 dengan Christian Ronaldo yag mewek karena gak dapat Balon Jedor. Tentu menjadikan Pangeran Ladul bisa naik tingkat, karena tidak pernah mewek sekaligus mendapatkan Balon Jedor.

Mbak Nindy, percayalah. Pangeran Ladul bukan teroris murahan seperti yang terjepret oleh photographer tempo. Dia begitu rendah hati, taat agama, senang tahlilan, jenggotnya satu helai, serta rajin mandi. Indikator itu bisa dijadikan sebab, dia bukanlah sosok garang seperti orang-orang yang merelakan dirinya bunuh diri demi wangi surga (yang tak pasti).

Pangeran Berhati-Hatilah

Mbak Nindy tentu sudah banyak searching soal teroris sebelum Jl. Thamrin menjadi lautan manusia tanpa dosa tanpa pahala. Polisi yang dikatakan ganteng-ganteng serigala, tentu bukan yang paling ganteng. Dia masih kalah dengan Pangeran Ladul yang cool. Takaranya, Mbak Nindy yang unyu dan tidak peka jelas butuh perhatian lebih. Bukan soal skill dihadapan teroris begitu profesional, melainkan dapat meluluhkan ketidakpekaan Mbak Nindy menjadi sebuah gerakan cinta yang romantis. Itu hanya bisa dilakukan oleh Pangeran Ladul.

Hati-hati jika Mbak Nindy sudah jatuh kepelukan anda, pasti ada manusia segarag Jaedin al-Barbazy (artinya orang Brebes) bukan El-Barbarisme. Tokoh yang paling garang di dunia per-jomblo-an kantor. Sampai-sampai dia woro-woro untuk melestarikan ke-jomblo-anya. Ada pepatah Ketika Jomblo Sudah Tak Ada, Maka Single Akan Menjadi Wajah Bermuka Dua.

Jomblo lebih terhormat daripada kaum-kaum agamis yang rela mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri di Jl. Thamrin. Itu akan meresahkan warga sekitar bahkan negara ini. Penduduk Nusantara yang sedang prepare menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean malah datang para teroris yang jelas bukan jomblo atau sudah mengakhiri ke-jomblo-annya. 

Lantas, tukang ngebom tadi harus ikut ngobrol bersama Jomblo Baru Masykur Rozi yang tengah kasmaran dengan Tokoh Andalusia. Pangeran Ladul akan mengajarkan bagaimana melatih kesabaran dalam sebuah peperagan antara hawa dan realita. Tentu Kakakz Jaedin, akan lebih lantang meneriakan Islam Progresif bukan Islam yang terbelakang seperti teroris kurang piknik wacana.

Ah, terorisme itu melanggar kewajiban asasi manusia dan hak asasi manusia.

sumber gambar : internasional.tempo.co

 

 

Tags

About The Author

Fadli rais 42
Ordinary

Fadli rais

Pecinta mamah muda made in Indonesia
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel