Gus Dur dan HAM

13 Dec 2015 22:36 1828 Hits 0 Comments
Inilah persamaan Gus Dur dan HAM. sama-sama di bulan Desember.

Lahir di Jombang 7 September 1940 dan wafat 30 Desember 2009. Sekitar 69 tahun, inilah kira-kira masa hidup yang sudah dihabiskan oleh Presiden ke-4 RI Abdulrahman Wahid (Gus Dur). Orang sering memanggilnya Gus Dur cucu dari KH. Hasyim Asyari pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Gus Dur juga sering dijuluki sebagai bapak demokrasi-pluralis. Banyak orang yang merindukan sosok Gus Dur. Hal ini dilihat dari orang-orang yang merayakan setiap bulan Desember.

Gus Dur seorang Kiyai yang nyentrik dan tradisional. Dikeranakan besar di lingkungan pesantren. Jadi sangat besar harapannya seorang santri juga bisa menjadi pemimpin negara. Bukan hanya kehidupan santri hanya bisa mengaji. Tetapi seorang santri juga bisa menjadi pejabat negara. Dengan hal ini bisa berkaca kepada Gus Dur.

Kembali ke Gus Dur, beliau merupakan sosok sang pembebas bagi kaum minoritas. Tidak ada diskriminasi agama, ras, suku, etnis, dan budaya. Semuanya sama dihadapan tuhan. Nila-nilai yang diperjuangkan oleh Gus Dur selaras dengan apa yang diperjuangkan oleh HAM. Semua orang punya HAM dan melekat sejak seorang manusia dilahirkan dari rahim ibunya.

Dalam pendapatnya yang  tidak jarang mendapat pertentangan karena penuh kontroversi. Salah satu tindakan yang banyak ditentang ketika Gus Dur meresmikan agama Kong Hu Cu menjadikan agama resmi di Indoensia. Sebenarnya Gus Gur juga sudah meresmikan agama Bahai, namun beliau belum sempat mensosialisasikan karena beberapa kendala terkait lengsernya jabatan sebagai Presiden dan sakit yang menyerangnya. Penjelasan dari Istri tercinta Gus Dur, Sinta Nuriyah saat menghadiri acara sahur bersama di Greja Kebon Dalem Semarang Senin, (29/15).

Terdapat kesamaan menyangkut Gus Dur dan HAM. Dalam memperingati haul Gus Dur pada bulan Desember, begitupun ulang tahun HAM pada bulan yang sama yaitu Desember. Namun beda tanggalnya saja. HAM tanggal 10 adapun haul Gus Dur tanggal 30. Ini yang menjadikan pkok pembahasan sama-sama pembebas dalam kehidupan manusia. HAM dan Gus Dur sangat memperhatikan nila-nilai kemanusiaan (human right).

Manusia bebas berpendapat, beragama, berkeyakinan, berhak untuk hidup. Menjunjung tinggi manusia sebagai makhluk paling mulia yang sudah diciptakan oleh Tuhan. Meminjam kata Al-Razi seorang filusuf muslim seorang manusia itu mendapatkan keistimewaan berbeda dengan makhluk lainnya karena mempunyai akal yang bisa menentukan baik-buruk.

Orang tidak bisa dipaksakan ketika sudah masuk dalam urusan hal-hal yang privat. Karena sudah bisa menilai baik-buruk terhadap apa yang sesuai dengan keyakinannya. Ini salah satu contoh dalam beragama. Dengan bragama tanpa adanya paksaan. Setiap agama mengajarkan kebaikan, dan menjamin terhadap para pemeluknya. Maka dari itu Gus Dur dan HAM sama-sama membebaskan terhadap manusia tanpa ada Ijbaru al-Din (paksaan agama). Ini contoh kecil yang sudah diperjuangkan oleh Gus Dur dan HAM. Meskipun masih banyak lagi yang belum terungkap mengenai pembebasan terhadap manusia. Semoga Tuhan memberkati. Wallahu A’lamu Bishwab.

Sumber Foto:Sp.beritasatu.com

Tags opini

About The Author

Jaedin el-Barbazy 25
Novice

Jaedin el-Barbazy

Jaed, penikmat lagu dewa. Mahasiswa UIN Walisongo Semarang.
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel

From Jaedin el-Barbazy