MKD Baper

11 Dec 2015 11:36 1321 Hits 1 Comments
MKD baper. akibatnya keputusan Setnov ditunda-tunda.

 

Ketua DPR Setya Novanto yang menjadi buah bibir di masyarakat. Sebuah kasus yang melilit dirinya akibat ulahnya sendiri “papa minta saham” Majelis Kehormatan Dewan (MKD) suatu lembaga yang sedang menyidik Setnov menjadi “baper” (bawa perasaan). Endingnya MKD memutuskan perkara tersebut ditunda-tunda. Salah dan tidaknya, melanggar etika atau tidak. MKD menjadi ragu mengetok palu untuk Setnov. Rakyat menjadi marah akibat ulah MKD yang  mengulur-ulur pemutusan dan sidang tertutup.

Seolah-olah mereka menutupi bangkai yang sudah busuk bertahun-tahun. Padahal bangkai tersebut sudah jelas  akan menjadi penyakit yang menular. Apa pentingnya orang satu jika nantinya menjadikan ruginya orang banyak. Maka pantas saja orang-orang ramai meng-upload di media sosial twiter dan facebook yang menuliskan “pak Putin kirim rudal dong ke gedung DPR kami” kata-kata itu sindiran yang tegas atas kebiadaban para pemimpin yang serakah terhadap harta.

Apa jadinya jika rakyat sudah murka terhadap  pemerintah yang sudah tidak percaya lagi dengan janji-janji manis saat kampanye. DPR yang seharusnya mensejahtrakan rakyat tetapi sebaliknya menjadikan rakyat menderita. Yang seharusnya wakil rakyat yang amanah dan dipercaya malah menjadikan wakil rakyat dipandang seperti sampah yang berbahaya. Mereka yang tidak tahu-menahu soal moralitas dan etika dan tidak tahu posisi mereka yang sebagai figur masyarakat.

Karena dalam ruang publik sudah di politisasi oleh para pemimpin yang ego mementingkan diri sendirinya. Kapan Indonesia akan makmur dan sejahtra jika kehidupan masyarakat selalu di buli yang tidak mencerminkan seorang pemimpin yang sudah dipercayainnya saat memilih. Sekarang ini pantas saja jika rakyat sudah banyak yang golput itu akibat kebiadaban para pemimin yang sudah tidak mementingkan rakyatnya Komarudin Hidayat (Suara Merdeka: 09/12/15).

Sekarang Jaman Edan

Mengapa tidak, rakyat kelaparan pemimpin tampar-tamparan rebutan harta dan tahta. Sebuah jaman yang sudah tidak memntingkan moralitas dalam kehidupan bermasyarakat. Sebuah selogan ketika orang sudah menjabat posisi di atas sudah mendekati korupsi. Ini yang sudah nyata di negara kita. Tanpa kita harus riset ataupun observasi. Fakta sudah banyak membuktikan, KPK sudah bosan memenjarakan orang atas kasus korupsi. Hampir anggota KPK tidak pernah libur untuk mengurusi tikus-tikus kantor penyakit di negeri ini.

Mungkin kita tidak justifikasi bahwa semua pemimpin itu berbuat salah. Dan anggota DPR tidak layak menjadi wakil rakyat. Tapi seorang pemimpin yang sudah mencoreng nama baik seluruhnya. Maka hal ini yang menjadikan saling tutup menutupi kebusukan di pemerintahan supaya tidak tercium oleh masyarakat. Sekarang jaman edan bukan “wong tua rabi perawan” tetapi “ wong baper karena kawan.”

 Mungkin saya yang ke sekian ribu orang yang sudah menuliskan kasus ini. Tapi tak apa, supaya orang mengetahui sebenarnya apa yang sudah dilakukan para pemimpin kita yang terhormat disana. Semoga mereka sadar dengan sendirinya. Bukan sulit menyadarkan orang yang sudah candu. Jika mereka tidak menyadari kesalahnnya tanpa mengetahui kehidupan apa yang sudah dilakukan oleh para pemimpin. 

Sumber foto: line. edukasi.blogspot.com

Tags opini

About The Author

Jaedin el-Barbazy 25
Novice

Jaedin el-Barbazy

Jaed, penikmat lagu dewa. Mahasiswa UIN Walisongo Semarang.
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel

From Jaedin el-Barbazy