Belajar Anti Korupsi Masa Putih Abu-Abu ; Sebuah Pengalaman

27 Oct 2015 09:21 1839 Hits 0 Comments
anti korupsi, kolot banget pendirian elu.

 “Jangan lupa kepada seluruh panitia pelaksana kegiatan yang berada dibawah naungan Organisasi Intra Sekolah (OSIS) untuk merinci setiap event yang digelar atas nama sekolah” sambutan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kemahasiswaan, Prambudi Eko dalam pembukaan rapat kerja OSIS 2012/2013. Tahun tersebut saya yang masih duduk dikelas X. Diberi amanah sebagai wakil ketua bidang keagamaan atau bekennya disebut ROHIS (Rohani Islam). Bersama dengan rekan kerja, Nani Ambarwati yang sudah cukup berpengalaman dalam bidang keorganisasian dilingkungan sekolah. Rohis itu paling banyak program kerjanya daripada 10 bidang yang dimiliki OSIS. 35 program selama setahun mulai dari perayaan hari-hari besar keagamaan islam hingga kegiatan yang bersifat soft, seperti lomba menulis, baca, tulis, dan Al-Qur’an (BTQ). Memang bukan mudah sebagai pelajar yang masih “buta” peta organisasi.

Mengutip perkataan Guru Seni, Agung Prasetyo “Masa putih abu-abu adalah masa terindah, isi dengan kegiatan yang membangun kreatifitas dalam team work” Pesan dari wakil kepala sekolah bidang kemahasiswaan ini memiliki nilai implisit bahwasanya transparansi anggaran setiap kegiatan menjadi salah satu tanggup jawab penyelenggara. Misalkan saja Rohis mengadakan acara “Maulid Nabi S.A.W”. Segala sesuatu yang pengeluaranya berkaitan dengan uang sekolah harus dirinci serincinya. Contoh, mem-foto copy daftar hadir dibuktikan dengan nota yang terdapat stempel toko tersebut.

Memang terkesan kolot jika dimata tukang fotokopi yang biasa kami temukan. “Buat apa sih nota rumit seperti ini” salah satu pertanyaan yang pernah kami jumpai disalah satu tempat fotokopian. “Buat bikin laporan pertanggung jawaban pak” sahutku.

Memang persoalan nota menjadi begitu krusial, ketika mengkomparasikan antara pengeluaran yang sesuai proposal dengan nota yang ada. Kalau terjadi defisit anggaran maka penambahan akan diusulkan melalui tata usaha kampus dengan prosedur yang ada, jika surplus uang akan dikembalikan ke pihak sekolah. Bukan untuk ditilep apalagi dipakai hura-hura atau upacara pembubaran panitia. Permasalahan transparansi anggaran juga berkenaan dengan laporan sekolah terhadap orang tua murid. Setiap tahunnya sekolah saya selalu mengadakan pertemuan orang tua.

Dalam suratnya akan dilampiri rincian pengeluaran sekolah selama satu tahun dan rencana anggaran satu tahun kedepan. Selain itu, belajar mengetahui asal-usul uang yang dipakai untuk kegiatan itu adalah administrasi yang diberikan oleh siswa untuk kegiatan OSIS. Jadi kegiatan itu harus dilaporkan dengan jujur dan transparan agar semua warga sekolah tahu digunakan untuk apa saja uang tersebut.

Tags opini

About The Author

Fadli rais 42
Ordinary

Fadli rais

Pecinta mamah muda made in Indonesia
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel