Budaya Transgenik, Menguntungkan Atau Malah Merugikan Manusia?

23 Aug 2015 14:32 2794 Hits 0 Comments
Sejumlah ilmuwan melakukan upaya suatu aplikasi rekayasa genetika untuk memindahkan gen dari satu jenis makhluk hidup ke jenis yang lain. Gen adalah bahan dasar pembawa sifat yang turun temurun pada satu makhluk hidup. Mengapa ada tomat yang bulat, yang lonjong, kuning dan merah. Bahkan ada yang asam, yang manis, yangtahan penyakit dan rentan penyakit. Semua itu ditentukan oleh yang namanya gen. Dengan mengutak-atik gen tadi diharapkan akan lahir satu jenis makhluk hidup yang mempunyai struktur organ tubuh(entah itu ginjal, paru-paru atau mata) mirip dengan struktur organ tubuh makhluk hidup lainya. Kali ini para ilmuwan tersebut sedang “menciptakan” satu makhluk hidup yang tidak tanggung-tanggung adalah perpaduan manusia dan babi.

Sejumlah ilmuwan melakukan upaya suatu aplikasi rekayasa genetika untuk memindahkan gen dari satu jenis makhluk hidup ke jenis yang lain. Gen adalah bahan dasar pembawa sifat yang turun temurun pada satu makhluk hidup. Mengapa ada tomat yang bulat, yang lonjong, kuning dan merah. Bahkan ada yang asam, yang manis, yangtahan penyakit dan rentan penyakit. Semua itu ditentukan oleh yang namanya gen. Dengan mengutak-atik gen tadi diharapkan akan lahir satu jenis makhluk hidup yang mempunyai struktur organ tubuh(entah itu ginjal, paru-paru atau mata) mirip dengan struktur organ tubuh makhluk hidup lainya. Kali ini para ilmuwan tersebut sedang “menciptakan” satu makhluk hidup yang tidak tanggung-tanggung adalah perpaduan manusia dan babi.

Para ilmuwan tersebut menyuntikkan gen manusia pada indung telur babi yang telah dibuahi sang jantan. Anak-anak babi yang nantinya lahir, diharapkan dapat membantu manusia terutama dalam bidang medis seperti donor mata, jantung, paru-paru atau ginjal. Karena struktur organ tubuh mereka dipastikan sama dengan milik manusia.

Lewat suatu upaya transgenic, para ilmuwan bebas mengutak-atik gen makhluk hidup ciptaan Allah ini. Lantas kenapa babi yang dipilih? Katanya, tubuh babi itu lebih compatible dibandingkan tubuh kera. Kemudian ada lagi upaya lain dari para ilmuwan(yang mungkin kurang kerjaan) itu dengan tengah mengupayakan agar susu sapi itu menjadi mirip dengan ASI (Air Susu Ibu). Setelah DHA, Omega 3 sampai 9, Linoleat dan sebagainya, sekarang mereka menambahkan lagi Collustrum pada susu sapi formula itu. Besok-besok entah zat apalagi yang ditambahkan pada susu formula. Sehingga tidak heran suatu saat kelak anak bayi baru lahir langsung bisa jalan seperti bayi sapi. Karena ibunya sapi, eh salah, karena ibunya suka minum susu sapi. Hehehehehe…

Usaha mengutak – atik gen ini sebenarnya telah lama mereka lakukan. Bahkan hasilnya pun sekarang telah kita rasakan. Ada semangka yang diciptakan Tuhan berbiji, sekarang tak lagi berbiji. Ada ayam yang bisa tiap hari bertelur seperti mesin. Ada padi yang takdirnya dipanen setelah enam bulan, sekarang tiga bulan pun sudah bisa di panen. Apakah semua itu sebuah keajabain ataukah cara manusia melawan kehendak Tuhan?

Terlepas dari semua kemajuan yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan tetap saja pihak yang mengambil keuntungan adalah para pebisnis. Sebagai contoh, dulu kala ayam masih bertelur sesuai kodratnya, sepenuhnya pembudidayaan dikerjakan oleh para petani dan peternak kita. Mulai dari pembibitan, pemeliharaan sampai pemanfaatan. Kala itu pembudidayaan dan peternakan masih dianggap kurang menguntungkan secara ekonomis. Tapi dengan ditemukannya tekhnologi dalam bidang pembudidayaan dan peternakan, maka sekarang para industrialis lah yang menguasainya. Sehingga para petani dan peternak kita harus membeli mulai dari bibit, pakan maupan pupuk dari mereka. MAsihkah mereka berstatus petani atau peternak? Atau mereka Cuma buruh industry……

Tags

About The Author

aurora azzura 32
Ordinary

aurora azzura

Founder Aura Publisher Pen Club Founder Para Pembawa Cahaya Pemilik Blog auroraazzura.wordpress.com
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel