Petunjuk Bagaimana Cara Mengingat Mimpi

10 Oct 2013 06:00 5165 Hits 0 Comments Approved by Plimbi

Semua orang pasti pernah bermimpi dalam tidurnya. Namun ada orang yang dapat mengingatnya, ada yang tidak. Pagi ini, Anda terbagun dengan ingatan yang sangat kuat pada mimpi Anda tadi malam tentang kudeta politik. Mengapa Anda dapat mengingat mimpi tersebut dengan sangat jelas ketika Anda terbangun, sulit dijelaskan, karena kita tidak sepenuhnya memahami ilmu kognitif yang mendasari mimpi.

Semua orang pasti pernah bermimpi dalam tidurnya. Namun ada orang yang dapat mengingatnya, ada yang tidak. Pagi ini, Anda terbagun dengan ingatan yang sangat kuat pada mimpi Anda tadi malam tentang kudeta politik. Mengapa Anda dapat mengingat mimpi tersebut dengan sangat jelas ketika Anda terbangun, sulit dijelaskan, karena kita tidak sepenuhnya memahami ilmu kognitif yang mendasari mimpi. Kita tidak tahu persis bagaimana atau kapan otak kita menghasilkan mimpi saat kita tidur, dan kita tidak tahu mengapa beberapa orang mengingat mimpinya setiap waktu ketika orang lain jarang mengingatnya sama sekali. Tetapi ada cara mengingat mimpi yang bisa Anda praktekkan.

Cara mengingat mimpi memang susah-susah gampang. Namun menurut sebuah studi baru pada neurofisiologi tidur, fungsi otak berbeda secara signifikan antara orang yang mengingat mimpinya lebih jelas daripada mereka yang hanya mengingat mimpinya dengan samar-samar sekali atau dua kali sebulan. Orang-orang yang lebih mudah mengingat mimpi lebih sering terbangun di malam hari, dan memiliki respon yang lebih kuat terhadap suara nama mereka sendiri – baik ketika mereka sedang tidur dan ketika terjaga.

Dalam sebuah studi dari Lyon Neuroscience Research Center di Lyon, Perancis, peneliti meminta 36 orang remaja tidur di laboratorium untuk satu malam dan menghubungkannya ke sensor EEG selama mereka tertidur, mereka diminta untuk mendengarkan ear phone yang memainkan rangsangan suara yang berbeda dan memiliki interval jarak, termasuk rekaman suara pria yang mengucapkan nama depan mereka, serta nama depan orang yang tidak dikenal.

Setengah dari subjek memiliki recaller yang rendah, yang berarti mereka hanya mengingat mimpi sekali atau dua kali dalam sebulan, dan setengahnya lagi memiliki recaller yang tinggi, ini berarti mereka mengingat mimpinya hampir setiap hari. Nama depan yang dipilih sebagai stimulus karena ini adalah suara yang kompleks, yang tampaknya orang menunjukkan respon besar untuk itu.

Perrine Ruby, penulis utama dari studi itu mengatakan, dalam merespon nama depan, recaller yang tinggi dan rendah menghasilkan gelombang yang berbeda. Recaller yang tinggi tampak jauh lebih reaktif terhadap lingkungan. Recaller yang rendah tampak lebih resisten (terhadap suara yang mengganggu). Reaktivitas yang tinggi ini dapat dikaitkan dengan mengapa orang yang memiliki recaller tinggi terbangun lebih sering selama tidurnya, ini adalah sebuah proses yang mungkin menjelaskan mengapa mereka lebih mengingat di pagi hari. Ada hipotesis yang kuat bahwa terbangun selama tidur memfasilitasi mimpi dalam memori.

 

Baca juga :

               Kabar Kehadiran Smartwatch Pertama dari Xiaomi

               Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Laptop yang Terkena Air

 

Ruby berharap melihat perbedaan dalam EEG antara recaller mimpi yang tinggi dan rendah ketika mereka mendengar namanya saat sedang tidur, namun dia terkejut karena menemukan orang dengan recaller yang tinggi juga memiliki lonjakan besar dalam aktivitas listrik otak mereka daripada orang dengan recaller rendah ketika mendengar namanya dalam keadaan terjaga. Ia mengira mungkin jika recaller tinggi bermimpi lebih, maka bisa mengganggu pengolahan suara eksternal, tapi selama mereka terjaga ternyata tidak ada perbedaan.

Temuan ini menunjukkan bahwa ada perbedaan fungsi otak antara orang yang mengingat mimpinya dan mereka yang tidak. Namun bukan berarti yang satu lebih buruk dari yang lain. Ini bukan mengenai mana yang lebih baik atau buruk, ini hanyalah perbedaan cara dalam pengolahan informasi. Cara pemrosesan yang berbeda ini tampaknya memfasilitasi atau mendefasilitasi produksi mimpi atau memori. Nah, apakah Anda termasuk orang yang selalu mengingat mimpi Anda atau sebaliknya?

Jadi, jika Anda ingin mengingat mimpi Anda, cobalah untuk mendengarkan sesuatu seperti musik yang pelan ketika Anda akan tidur. Dengan begini, Anda akan mengetahui apakah Anda tergolong kelompok dengan recaller tinggi atau rendah. Mungkin di masa depan, kita tidak hanya dapat mengetahui bagaimana caranya mengingat mimpi. Bisa saja para peneliti menemukan alat canggih yang dapat merekam mimpi kita beberapa tahun mendatang. Kemudian mimpi tersebut akan dapat dijadikan sumber imajinasi yang dapat digunakan untuk menemukan hal-hal baru lainnya. Seperti yang sering kita dengar, banyak hal-hal baru yang diciptakan berawal dari mimpi dan imajinasi. Siapa yang bisa menduga jika nantinya mimpi kita bisa menciptakan sesuatu yang berguna untuk banyak orang. [RIC]

Tags

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel