Hedy Lamarr - Penemu WiFi yang Mendapat Penghargaan Menjelang Kematiannya

20 Sep 2013 07:00 10977 Hits 0 Comments Approved by Plimbi

Banyak sekali temuan-temuan berguna karya sang jenius yang membantu manusia melakukan segala aktivitasnya dengan mudah dan rata-rata para penemu tersebut merupakan seorang pria. Ternyata ada pula penemu wanita dalam bidang teknologi walau jumlahnya kalah banyak dengan pria. 

Banyak sekali temuan-temuan berguna karya sang jenius yang membantu manusia melakukan segala aktivitasnya dengan mudah dan rata-rata para penemu tersebut merupakan seorang pria. Ternyata ada pula penemu wanita dalam bidang teknologi walau jumlahnya kalah banyak dengan pria.  Di Indonesia sendiri tengah dikenal istilah ‘budaya nongkrong’ yaitu kumpul-kumpul bersama teman dengan tujuan mengobrol. Biasanya pelaku budaya ini adalah remaja/para pekerja muda dan dilakukan di sebuah café ataupun convenience store dengan fasilitas WiFi. Tentu sudah sangat familiar bukan jika mendatangi tempat nongkrong, hal pertama yang ditanyakan kepada pelayan adalah “Ada WiFi-nya? Password-nya apa?” Nah, ternyata penemu WiFi adalah seorang wanita.

Di zaman sekarang ini manusia sangat menyukai hal-hal yang berkaitan dengan teknologi nirkabel. Bahkan telah ada penemuan keyboard dan mouse tanpa kabel yang banyak peminatnya. Begitupun dengan jaringan nirkabel pada komputer yang banyak membantu aktivitas manusia. Ditambah rata-rata masyarakat Indonesia sudah sangat aktif di dunia maya.

Dialah Hedy Lamarr, aktris Hollywood berkebangsaan Austria-Amerika yang menemukan awal mula WiFi yang kini menjadi langkah awal dalam mengembangkan teknologi untuk mempertahankan keamanan dalam komunikasi militer dan telepon seluler. Hedy bersama seorang temannya, George Antheil, menamai penemuan mereka ini dengan ‘Secret Communication System’.

 

Masa Kecil

Hedy lahir dengan nama Hedwig Eva Maria Kiesler di Wina, Austria, pada 9 November 1914. Pernah dibawa ke Berlin, namun Hedy kembali ke Wina untuk menjajal kemampuannya menjadi seorang penulis skenario film. Dari sinilah bakat akting-nya muncul dan Hedy memulai kariernya di industri film. Tidak diketahui bagaimana latar belakang pendidikan Hedy apalagi darimana dia mempelajari mengenai penemuan di atas. Hanya saja, Hedy dikenal sebagai wanita yang tidak ingin dikenal karena murni kecantikannya, tetapi karena kepintarannya juga. Hedy bahkan gemar untuk menguraikan rumus-rumus matematika yang dikenal rumit.

Karir dan Kehidupan Pribadi

Dikenal sebagai aktris Hollywood papan atas, Penemu WiFi ini telah banyak membintangi film di antaranya yang sukses dan terkenal adalah ‘Samson and Delilah’ (1949). Film ‘Samson and Delilah’ ini sangat dinikmati Hedy karena kebetulan film ini pun menjadi  film berwarna pertamanya sepanjang meniti karier. Kariernya yang sukses dan cemerlang di akhir tahun 30-an dan awal 40-an mengantarkannya sebagai aktris ‘Golden Age’.

Awal mula perjalanan kariernya sekitar tahun 1939, Hedy sempat membintangi film yang berasal dari Cekoslowakia berjudul ‘Ecstasy’ namun karena mengandung unsur nude scene, film ini dilarang di beberapa negara seluruh dunia bahkan di Amerika Serikat.

Pada 10 Agustus 1933, Hedy menikah dengan Fritz Mandl, seorang direktur perusahaan produsen senjata berkebangsaan Austria. Hedy menikah sebanyak enam kali dan dikarunia tiga orang anak, Anthony, Denise dan James. Anthony dan Denise merupakan anak dari hasil pernikahannya bersama aktor Inggris bernama John Loder sedangkan James merupakan anak angkat saat Hedy menikah dengan penulis Gene Markey. Pada tahun 1953 Hedy resmi menyandang status sebagai wanita berkebangsaan Amerika.

 

Baca juga :

               Xiaomi Mi Bunny, wearable device paling Tepat untuk Sang Buah Hati

              4 Fitur Android Praktis ini Jarang Digunakan Banyak Orang

 

Kejadian Buruk

Hedy pernah ditahan karena kasus pengutilan di sebuah toko sebanyak dua kali yaitu pada tahun 1966 dan 1991. Entah apa motif dibalik kejadian ini apakah murni iseng, mengalami gangguan kejiwaan atau untuk mencari sensasi semata.

Penemuan

Setelah Perang Dunia II, Hedy memiliki gairah untuk melawan Nazi karena kebetulan dia merupakan Mrz. Fritz Mandl dan ingin berkontribusi dalam mendukung sekutu. Hedy terus mencermati mengenai keinginan dia membuat remote-controlled torpedo. Penemuan ini tidak sampai tahap produksi karena masih rentan terhadap jamming dari musuh. Satu-satunya titik lemah adalah bagaimana tetap menstabilkan sinkronisasi antara frekuensi sinyal pemancar dan sinyal penerima.

Pada tahun 1940, Hedy bertemu dengan seorang komposer bernama George Antheil yang kemudian ia pinta untuk membuatkan sebuah perangkat yang akan membantu sinkronisasi. George akhirnya membuatkan sebuah sistem yang didasarkan pada frekuensi 88, disesuaikan dengan jumlah tuts piano, lalu menggunakan gulungan kertas berlubang yang akan membantu sinkronisasi satu sama lain, untuk transmisi dan frekuensi yang berubah dan untuk mencegah jamming.

Hedy dan George mendapatkan paten untuk penemuannya ini pada 11 Agustus 1942. Di tahun 1980, konsep awal mereka yang dinamakan ‘frequency hopping’  mendapatkan istilah baru yaitu ‘spread spectrum’ tetapi sebenarnya ide dasarnya sama saja. Banyak perusahaan dollar yang berinvestasi untuk konsep penemuan ini karena akan lebih banyak pengguna telepon seluler yang dapat menggunakan frekuensi spektrum ini sehingga panggilan telepon seluler menjadi lebih aman.

Penghargaan dan Kematian

Pada 4 November 1997, Electronic Frontier Foundation memberikan penghargaan kepada wanita berkulit pucat, bermata hazel dan berambut gelap ini.  Lalu Hedy membuat buku biografi berjudul Hedy’s Folly karya penulis pemenang Pulitzer Prize bernama Richard Rhodes dan menjalani masa tuanya dengan hidup dari royalti penjualan buku tersebut. Hedy tutup usia pada 19 januari 2000 di kediamannya di kawasan Orlando, Florida, 3 tahun setelah mendapatkan penghargaan mengenai temuannya itu. [QPE]

Tags

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel