KERS - Teknologi Penghemat BBM di Mobil Formula 1

23 Jul 2013 15:00 4690 Hits 0 Comments Approved by Plimbi

Upaya menghemat energi dan menciptakan lingkungan hijau kini telah memasuki kancah balapan mobil Formula 1. Hal itu ditandai dengan digunakannya teknologi KERS pada mobil F1 sejak tahun 2009. 

Upaya menghemat energi dan menciptakan lingkungan hijau kini telah memasuki kancah balapan mobil Formula 1. Hal itu ditandai dengan digunakannya teknologi KERS pada mobil F1 sejak tahun 2009. KERS, Kinetic Energy Regenerative (bisa juga Recovery) System adalah sebuah sistem mengambil lagi energi yang terbuang saat mobil direm. Dengan cara ini, konsumsi bahan bakar menjadi lebih irit. Emisi gas buang, terutama CO2 dapat pula dikurangi.

Ketika mobil Formula 1 direm, mesin tetap bekerja. Tenaga yang dihasilkan mesin tidak terpakai secara optimum karena mobil melambat atau malah berhenti total. Hal ini berarti tenaga mesin terbuang percuma. Tenaga yang terbuang berupa gerakan atau putaran komponen mesin itu disebut energi kinetik. Energi itulah yang diambil, disimpan dan nantinya digunakan lagi untuk menjalankan kendaraan.

Saat ini ada dua cara memanfaatkan energi kinetik, yaitu mekanikal dan elektrikal. Mekanikal, menggunakan roda gila. Sedangkan elektrikal, tenaga dari mesin diubah menjadi listrik (menggunakan generator), kemudian disimpan pada kapasitor atau aki. Setelah itu baru digunakan membantu mesin menjalankan kendaraan, misalnya berakselerasi. Karena menggunakan dua sumber tenaga, disebut hibrida. Pada F1, KERS yang ditawarkan Flybrid bekerja secara mekanikal. Tenaga mesin yang tidak terpakai saat mobil direm, disimpan pada roda gila berupa putaran atau energi kinetik. Nantinya energi tersebut digunakan lagi ketika gas digenjot.

Sebenarnya KERS sudah banyak dikembangkan oleh berbagai perusahaan otomotif. Pengembangan yang dilakukan mengarah ke pemulihan energi secara elektrikal. Karena itulah, ketika FIA menggagas penggunaan KERS, beberapa tim F1 langsung melakukan uji-coba. Faktor utama FIA memilih KERS mekanikal lantaran kemasan dan ukurannya lebih kompak dibandingkan versi elektrikal. Bobot seluruh unit hanya 24 sedangkan volumenya volume 13 liter. Kondisi ini dinilai sangat pas buat mobill F1.

KERS mekanikal yang akan digunakan pada F1 dan dibuat oleh Flybrid dari Inggris. Energi yang bisa dihemat dari alat yang diciptakan perusahaan tersebut yaitu sekitar 400 kilojoule untuk setiap lap. Bila dikonversi lagi sama dengan 80 hp atau 60 kW untuk waktu 6,67 detik. Bila disederhanakan lagi, menjadi 60.000 Joule per detik.

Walaupun banyak yang menganggap jika teknologi Flybird untuk F1 ini masih kalah efisien dibandingkan dengan yang lain, namun FIA mempunyai alasan tersendiri. FIA memilih KERS dari Flybrid adalah untuk mencegah perbedaan mencolok antara tim yang mampu membuat KERS dengan sangat bagus dan yang kurang baik. Padahal, berdasarkan perhitungan yang dibuat para insinyur F1, penggunaan KERS belum mampu mempercepat waktu tempuh per lap secara sginifikan.

Pasalnya, waktu yang tersedia untuk mengambil energi tersebut 6,5 detik perp lapnya. Kalau pun ada, hanya bisa lebih cepat 0,1 – 0,3 detik/lap. Itu pun belum memperhitungkan distribusi bobot dan besarnya kemasan. Meski begitu diakui, dengan adanya KERS, kesempatan “overtake” lebih besar karena traksi lebih baik terutama saat mobil berakselerasi kembali.

Cara Kerja

KERS elektrikal yang digunakan perusahaan mobil saat ini, energinya diambil dari roda. Selanjutnya, energi tersebut disimpan dalam aki atau batere. Tenaga dari batere digunakan untuk memutar motor listrik. Motor listrik dimanfaatkan untuk membantu mesin utama untuk berakselerasi atau mengaktifkan perlengkapan mobil, seperti AC dan kelistrikan lainnya. Cara lain yang cukup menarik adalah seperti ditempuh Volvo, yaitu dengan sistem ISG (intergrated starter-generator). Starter dan generator adalah unit yang sama. Saat mesin dihidupkan berfungsi sebagai motor starter dan bila mesin sudah hidup menjadi generator untuk menghasilkan listrik.

Pada sistem yang dibuat oleh Flybrid, komponen utama terdiri dari roda gila dan CVT (continuously variable transmission) yang dipasang antara transmisi dan as roda belakang. Jika mobil direm, CVT mempercepat putaran roda gila dengan perbandingan 6 : 1. Roda gila berputar lebih cepat dan menyimpan energi dari mesin yang tidak sepenuhnya digunakan untuk menjalankan mobil. Begitu gas digeber, CVT memperkecil rasio. Kini giliran roda gila yang menyalurkan energinya ke transmisi untuk memerkuat traksi atau mempercepat akslerasi. Pada Flybrid, putaran roda gila untuk menyimpan energi mencapai 64.500 rpm.

Meski KERS Flybrid dinilai oke untuk recovery energi, beberapa ahli masih mengkhawatirkan masalah keamanan. Pasalnya, putaran roda gila yang sangat tinggi, menyebabkan bearing cepat aus, rontok dan bisa menimbulkan pecahan logam. Jawaban Flybrid, masalah keamanan merupakan aspek pertama yang diperhitungkan. Karena itu pula, roda gila dibuat dari karbon dan ditaruh di dalam tabung baja yang kuat. [GAN]

Tags

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel