Salah satu media tanam yang paling sering digunakan terhadap sistem pertanian hidroponik adalah rockwool. Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam mengaplikasikan rockwool.
Seperti diketahui bahwa hidroponik kini semakin menjadi pilihan metode berkebun yang menyenangkan dilakukan dimana dengan hidroponik maka anda tidak perlu membanting tulang untuk mengolah tanah, mencangkul, dan menggemburkan tanah, seperti biasa dilakukan pada pertanian konvensional. Karena hidroponik dikenal sebagai metode budidaya tanaman tanpa tanah yang bersih dan memberikan hasil panen yang berkualitas tinggi.
Hidopronik dalam artian yang sesungguhnya adalah metode yang menggunakan kultur air untuk budidaya tanaman. Kultur air yang dimaksudkan adalah disebut juga sebagai hidroponik yang sesungguhnya atau bare root system, karena akar tanaman langsung bersentuhan dengan larutan unsur hara yang dialirkan bersama air di dalam instalasi penanaman. Kalau pun ada media yang digunakan untuk membantu pertumbuhan tanaman biasanya adalah rockwool yang merupakan media semai di awal pertumbuhan tanaman dan kemudian dipindahkan bersamaan dengan tanaman ke dalam instalasi penanaman. Nah agar anda dapat berhidroponik secara menyenangkan, anda perlu mengenal salah satu media tanam yang biasa digunakan yaitu rockwool.
Rockwool memiliki kelebihan sebagai media tanam. Salah satu yang menjadi keunggulannya adalah komposisi air dan udara yang ideal, sehingga terjadi pembasahan yang merata dan drainase ayng baik dalam seluruh media tanam tersebut. Rockwool merupakan media tanam anorganik yang dibuat dari batuan yang merupakan kombinasi batuan basalt, batu kapur dan batu bara. Batuan-batuan tersebut dipanaskan dalam suhu sekitar 1600 derajat C sehingga melelh menjadi seperti lava. Batuan dalam bentuk cair tersebut akan membentuk serat kemudian didinginkan dan selanjutnya dipotong sesuai ukuran yang dibutuhkan. Rockwool sebagai media tanam hidroponik memiliki keunggulan sebagai berikut : ramah lingkungan, tidak mengandung pathogen penyebab penyakit, mampu menampung air hingga 14 kali kapasitas tamping tanah, dapat meminimalkan penggunaan disinfektan dan dapat mengoptimalkan peran pupuk. Rockwool dalam budidaya hidroponik dapat digunakan sebagai media tanam dari fase penyemaian sampai fase produksi.
Syarat utama media tanam untuk hidroponik adalah harus ringan dan memiliki porositas yang baik. Substrat yang digunakan dalam hidroponik memiliki fungsi yang sama dengan tanah yaitu sebagai media yang dapat menyerap dan menyediakan air, unsur hara, dan oksigen bagi tanaman yang diserap melalui akar. Media tanam yang ideal dan banyak digunakan adalah rockwool. Di pasar atau di toko-toko, perlengkapan hidroponik tersedia dalam pilihan dengan kualitas yang berbeda pula. Hal ini perlu anda perhatikan yaitu kemampuan rockwoll dalam hal menyerap air dimana rockwoll yang baik adalah yang mudah menyerap air dan bisa menyimpan air dengan sempurna.
Rockwool yang anda beli biasanya dalam bentuk potongan seperti balok atau lembaran dengan ukuran tertentu. Untuk tujuan penyemaian, rockwoll perlu dipotong-potong dengan ukuran 3x3 CM, 2,5x2,5 CM atau potongan berbentuk dadu. Gunakan cutter yang tajam atau gergaji kecil yang bergerigi untuk memotong rockwool. Pakailah penggaris besi agar potongan rockwool menjadi rapi dengan ukuran yang seragam. Penggunaan alat potong yang tumpul akan merusak rockwool dan menghasilkan serpihan-serpihan kecil yang mudah beterbangan dan berbahaya bila dihirup manusia. Oleh karena itu saat memotong rockwool sebaiknya memakai masker sebagai pelindung agar serpihan dan partikel-partikel kecil rockwool dari hasil pemotongan tidak terhirup melalui hidung. Potongan rockwool selanjutnya direndam dalam air, kemudian letakkan atau tata rockwool tersebut pada wadah semai atau tray semai. Barulah selanjutnya perhatikan penyemaian benih, perawatan bibit tanaman, dan pemindahan tanaman.
Semoga bermanfaat.
