Catatan Singkat tentang Suku Sasak dari Lombok

14 Mar 2023 13:10 463 Hits 0 Comments Approved by Plimbi

Catatan Singkat Tentang Suku Sasak Dari Lombok

Anda pasti sudah mengenal yang namanya Pulau Lombok yang juga populer dengan nama Pulau Seribu Masjid. Julukan ini diberikan karena di dalam Pulau Lombok sebagian besar penghuninya adalah masyarakat dari Suku Sasak yang menganut aliran agama Islam. Inilah yang menyebabkan di setiap sudut tempat di area pulau ini ditemukan banyak bangunan berupa masjid dan menaranya yang tinggi. Meskipun demikian, pada beberapa desa di pulau ini masih ditemukan sekumpulan kecil Suku Sasak yang memeluk aliran kepercayaan bernama Boda yaitu salah satu aliran kepercayaan yang keberadaannya di Indonesia diakui oleh pemerintah dimana para pengikutnya diwajibkan menyembah roh-roh leluhur mereka pada masa dahulu dengan cara yang khas dan unik dimana aliran ini sekilas pandang mencerminkan kekentalan budaya Suku Sasak pada zaman dahulu yang menyembah leluhur mereka sesuai dengan tradisi dan budaya yang berlaku.

Pulau Lombok memiliki lokasi yang cukup strategis di Nusantara yaitu bersebelahan dengan Pulau Bali yang merupakan salah satu pulau terpopuler di Indonesia bagian timur sebagai daerah tujuan wisata. Pulau Lombok kondisi alamnya hampir sama dengan Pulau Bali yaitu terletak pada koleksi pantainya yang indah dan hampir sebagian besar masih dalam kondisi perawan, didukung oleh masyarakatnya yang memegang teguh keaslian tradisi dan budaya cukup menarik untuk diperhatikan. Salah satu yang paling menonjol adalah keberadaan Suku sasak yang hampir menempati 5 kabupaten beserta kota masing-masing yaitu di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Tengah dan Kota Mataram. Ada sekitar 85% penduduk di tempat-tempat ini adalah berasal dari Suku Sasak.   

Suku Sasak menjadikan Pulau Lombok sebagai kampung halamannya dimana diketahui bahwa Suku Sasak sudah menjejakkan kakinya di tanah pulau ini selama berabad-abad yang lalu yaitu sekitar 4.000 sebelum masehi.

Tradisi Dan Budaya Suku Sasak

Menurut ilmu etimologi menjelaskan bahwa asal mula pemberian nama Sasak terhadap suku yang mayoritas menempati Pulau Lombok ini adalah berasal dari suku kata ‘Sak-Sak’ yang mengandung arti satu atau utama. Ini berhubungan dengan keberadaan Kitab Nagarakertagama oleh Mpu Prapanca yang didalamnya mengulas tentang kekuasaan Kerajaan Majapahit yaitu dimulai sejak abad ke-14. Salah satu catatan ditemukan ungkapan kalimat penuh makna kejujuran : ‘Lombok Sasak Mirah Adi’ merupakan sebutir permata paling indah dan utama di dunia ini. Dari ungkapan ini selanjutnya ada banyak orang-orang percaya bahwa leluhur dari Suku Sasak adalah berasal dari orang Jawa. 

Suku Sasak asli di Pulau Lombok membangun rumah mereka yang terbuat dari tanah liat dicampur dengan kotoran kerbau yang setengah kering (masih dalam kondisi lembab). Bangunan ini sudah ada sejak leluhur Suku Sasak pertama kali berlabuh di Pulau Lombok sehingga Suku Sasak dikenal sebagai salah satu suku di Nusantara yang hingga saat ini masih memegang teguh tradisi para leluhurnya. Ini juga bisa terlihat jelas dari prosesi pernikahan remaja muda-mudi Suku Sasak di Lombok. Di sini kejadian unik seperti kawin lari sudah bukan hal yang dianggap tabu lagi oleh sepasang muda-mudi yang sedang menjalin hubungan asmara. Justru dengan berani melakukan kawin lari inilah menyebabkan Suku Sasak dikenal sebagai suku yang memiliki keunikan tradisi tersendiri yang hanya ada di Pulau Lombok saja. Tradisi kawin lari adalah kondisi dimana pihak mempelai pria melakukan tindakan yaitu membawa kabur calon mempelai wanita yang akan dijadikan sebagai istri untuk selanjutnya menyembunyikan calon istri ini di suatu tempat yang aman tanpa diketahui oleh kedua orangtua calon istri. Pelarian berlangsung selama 3 hari untuk selanjutnya orang tua sang calon istri akan menebus anak putrinya yang hilang dengan cara melakukan rapat kedua belah pihak dimana di dalamnya membicarakan tentang keberlanjutan hubungan sepasang kekasih tersebut agar bisa menuju ke jenjang yang lebih serius yaitu perkawinan. Pernikahan jenis ini biasanya sering terjadi di desa-desa terpencil, seperti keunikan yang lainnya adalah melakukan pernikahan antar saudara dalam keluarga besar yang sudah dianggap tidak tabu dilakukan.

Tradisi Suku Sasak yang terkenal selanjutnya adalah tradisi yang dikenal dengan nama Bau Nyale hingga saat ini masih dilakukan oleh Suku Sasak yang menjadi sangat populer dikalangan wisatawan yang berkunjung ke Pulau Lombok untuk liburan. Nyale adalah sejenis binatang laut yaitu cacing laut dimana cacing-cacing ini menurut kepercayaan Suku Sasak merupakan jelmaan seorang putri dari salah satu kerajaan yang ada di Pulau Lombok. Suku Sasak beranggapan bahwa Nyale merupakan hewan yang diciptakan di laut sebagai anugerah yang melambangkan kesuburan dan keselamatan. Setiap tanggal 19 atau 20 pada bulan ke-10 atau ke-11 menurut perhitungan tahun Suku Sasak digelar ritual Bau Nyale (kegiatan menangkap cacing laut) sebagai salah satu bentuk harapan akan kesejahteraan hidup dalam masyarakat Suku Sasak.

Untuk bisa mengetahui lebih jauh tentang tradisi unik tersebut di atas maka disarankan bagi anda untuk melihat secara langsung ke kampung-kampung Suku Sasak seperti yang berada di Kampung Sasak Dusun Ende sekitar 40 kilometer atau 60 menit dari Kota Mataram dimana kedatangan anda akan disambut hangat oleh masyarakat Suku Sasak yang menempati wilayah ini. Selamat bereksplorasi.

 

Tags News

About The Author

Utamii 67
Expert

Utamii

Suka membaca dan menulis
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel