Penyebaran penduduk Indonesia yang tidak merata menjadi ibarat pekerjaan rumah / PR bagi pemerintah sejak lama hingga saat ini masih dicarikan solusi tepat untuk menyelesaikannya. Adanya faktor urbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota menambah kepadatan dan menjadikan lahan kota semakin sempit. Ada beberapa alasan mengapa tinggal di kota lebih menarik minat para penduduk dibandingkan tinggal di pelosok desa terpencil yang jauh dari keramaian. Mungkin karena peluang kerja yang lebih banyak karena tidak banyak penduduk Indonesia yang mampu dan suka bertani.
Dengan adanya pertumbuhan penduduk yang semakin besar menjadikan lahan-lahan persawahan diubah menjadi pemukiman penduduk. Perkembangan zaman menjadikan desa-desa berubah semakin modern seperti dengan tersedianya minimarket 24 jam dan kompleks pertokoan mulai menjamur hingga pelosok desa. Akibatnya adalah banyak persawahan dan perkebunan yang dibangun menjadi rumah dan ruko. Lahan untuk bertani pun semakin menipis yang mengakibatkan hilangnya mata pencaharian para buruh tani dan petani (tradisional). Mereka pun memilih untuk pergi ke kota guna mencari penghidupan lainnya.
Pada dasarnya pemerintah telah melakukan beberapa upaya untuk bisa mengurangi kepadatan penduduk yang terpusat di satu tempat. Contohnya adalah dengan cara transmigrasi yang artinya adalah perpindahan penduduk dari pulau yang padat ke pulau yang masih jarang penduduknya. Cara ini sudah dilakukan untuk tujuan meratakan persebaran penduduk di Indonesia. Dimana istilah transmigrasi pertama kali digagas oleh Presiden Sukarno pada tahun 1927 dalam ‘Harian Soeloeh Indonesia’. Wakip presiden Indonesia pada waktu itu adalah Moh. Hatta menjelaskan lebih lanjut pentingnya transmigrasi untuk pembangunan di luar Jawa dalam ‘Konferensi Ekonomi Kaliurang’ tahun 1927. Pertama kali dilaksanakannya transmigrasi adalah pada tanggal 12 Desember 1950 dimana daerah tujuan transmigrasi yang pertama adalah Lampung dilakukan sebanyak 23 kepala keluarga lalu menuju Lubuk Linggau sebanyak 2 kepala keluarga.
Â
Beberapa Daerah Tujuan Transmigrasi Di Indonesia
Tahun 2015 yang lalu pemerintah berhasil menandatangani nota kesepakatan dengan 30 pemerintah daerah, 17 daerah adalah pemerintah provinsi dan 13 daerah kabupaten / kota. Nota ini berisikan kesepahaman bersama di bidang transmigrasi dalam kerjasama antar daerah pengirim dan penerima transmigrasi. Privinsi yang menjadi daerah pengirim transmigran antara lain adalah : Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat.
Daerah yang ditunjuk sebagai tujuan transmigrasi adalah daerah-daerah yang memiliki kondisi tanah subur dan kaya akan sumber daya alam yang belum tergarap dengan baik. Diharapkan dengan adanya program transmigrasi ini maka daerah tujuan menjadi lebih maju dan berkembang. Berikut adalah beberapa provinsi yang menjadi daerah tujuan transmigrasi antara lain sebagai berikut :
1/ Daerah Bangka Belitung
Bangka Belitung termasuk provinsi ke-31 yang baru berdiri di Indonesia pada tanggal 9 Oktober 2000 yang memiliki ibukota bernama Pangkal Pinang. Nama Bangka Belitung menjadi semakin dikenal oleh banyak orang berkat film ‘Laskar Pelangi’ yang selanjutnya menjadi mascot daerah ini. Provinsi Bangka Belitung mempunyai luas wilayah sebesar 82.724 km2 tetapi diakui sebagai daerah yang belum memaksimalkan pemerataan penduduk. Wilayah yang ditunjuk sebagai tujuan transmigrasi di provinsi ini adalah 6 kabupaten dan 2 kota. Dari daerah ini terdapat 5 kabupaten yang nantinya diharapkan dapat berkembang menjadi daerah yang lebih maju antara lain Kabupaten Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Belitung dan Belitung Timur. Dimana diketahui bahwa Bangka Belitung kaya akan sumber daya alam dari pertambangan seperti timah, kaolin, granit dan pasir laut. Kekayaan berupa timah di Bangka Belitung belum sepenuhnya tergarap dengan optimal yaitu hanya dimanfaatkan dari perairan dangkal saja. Juga banyak ditemukan industri-industri besar seperti pengolahan karet, kelapa sawit, kayu, galangan kapal, peleburan timah dan lain sebagainya.
2/ Daerah Sumatera Selatan
Yang kedua adalah daerah Sumatera Selatan sebagai salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang beribukota Palembang memiliki luas lahan potensial untuk berladang di beberapa tempat dimana kekayaan alam di sana menjadi salah satu alasan dipilihnya provinsi ini sebagai salah satu tujuan transmigrasi. Hampir sebagian kabupaten / kota di sini memproduksi padi di sawah kecuali Palembang. Berdasarkan atas catatan data BPS, 70 % daratan di provinsi ini adalah lahan pertanian dengan kondisi kesuburan tanahnya yang sangat cocok digunakan untuk berladang. Salah satu komoditi khas Sumatera Selatan adalah palawija, jagung, ubi jalar, kacang tanah dan kacang kedelai dengan optensi alam yang tersimpan di dalamnya sangat besar mulai dari minyak bumi, gas alam, batubara dan pembangkit tenaga listrik.
3/ Daerah Kalimantan Barat
Yang ketiga adalah daerah Kalimantan Barat dimana di dalamnya terdapat tiga kabupaten yang menjadi tujuan daerah transmigrasi yaitu Kabupaten Sintang di Ketungau, Kabupaten Sanggau di Sekayam dan Kabupaten Bengkayang di dekat daerah Jagoi Babang. Pada tahun 2018 beberapa peserta transmigrasi yang ditempatkan di Kalimantan Barat rata-rata berasal dari Kabupaten Cimahi, Jawa Barat. Terdapat 27 kepala keluarga yang ditempatkan di daerah Sungai Radak, Bulanse dan Katapang. Sejak zaman pra Pelita di masa Presiden Soeharto hingga era Presiden Joko Widodo, Kalimantan Barat selalu ditunjuk sebagai salah satu provinsi untuk tujuan transmigrasi. Banyaknya lahan yang masih sepi penduduk dan lahan-lahan kosong yang masih luas menjadi alasan mengapa Kalimantan Barat menjadi tujuan transmigrasi.
Semoga bermanfaat.
Â
Comments