Fakta Menarik tentang Perang Topat di Lombok

28 Jan 2020 19:10 1758 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Perang topat masyarakat lombok Barat antara umat Islam dan umat Hindu di Pura Lingsar

Ketika berkunjung ke Lombok Barat tepatnya di Kompleks Pura Lingsar, Kecamatan Lingsar,Lombok Barat  akan menjumpai  sebuah tradisi unik yang disebut perang Topat .

Perang yang terjadi di Lombok Barat bukan perang menelan korban jiwa dan jauh dari kesan sadis menyeramkan, tetapi perang yang digelar masyarakat Lombok barat justru melukiskan kedamaian dan pembawa perdamaian yang terkenal dengan sebutan perang Topat.

Perang Topat menjadi suatu peristiwa yang unik dan menghibur ,karena perang Topat ini tidak membawa alat perang dengan senjata tajam.

Senjata tajam yang dibawa bukan pedang atau senjata. Senjata yang digunakan saat perang Topat  berlangsung terbuat dari janur kelapa muda yang di bentuk sedemikian rupa hingga membentuk ketupat.

Ketupat berisi nasi inilah yang digunakan untuk  perang Topat antar umat Islam dan Hindu. Perang Topat begitu heboh sampai datang profesor dari University of Vienna khusus menyelidiki apa sesungguhnya yang terjadi pada perang Topat ini.

Tradisi perang Topat yang digelar di Pura Linsar, Lombok, Nusa Tenggara Barat telah ada sejak ratusan tahun yang lalu ini sebagai simbol perdamaian antara umat Islam dan Hindu di Lombok.

Perang Topat juga menjadi simbol Keberagaman antara umat Islam dan Hindu ,suku Sasak dan Suku Bali hidup rukun dalam satu wilayah tanpa gesekan yang berarti Masyarakat Suku Bali ,Suku Sasak ,umat Islam dan umat Hindu berbaur menjadi satu merayakan dan melakukan kegiatan perang Topat penuh kegembiraan.

Dibaliknya meriah perang Topat yang digelar masyarakat Lombok ternyata  memiliki fakta unik belum  diketahui banyak orang. Prosesi perang Topat digelar sebagai simbol perdamaian masyarakat Lombok.

Tradisi perang Topat digelar di Kecamatan Lingsar, Lombok Barat ini membawa misi perdamaian dan keberagaman budaya dan kepercayaan. Perang Topat yang menjadi tradisi masyarakat kini dahulu berawal dari Raden Sumilir asal Demak menyebarkan ajaran Islam.

Saat bersamaan datang pula seorang yang beragama Hindu dari Bali  menyebarkan ajaran Hindu di Lingsar. Ketika itu muncul konflik antar umat Islam dan Hindu di Lingsar, maka muncul ide dari para sesepuh muslim maupun Hindu menggelar perang Topat.

Perang Topat digelar saat itu untuk meredakan potensi dalam bentuk perang Topat. Perang Topat yang dulu digelar meredakan potensi konflik antar umat Islam dan Hindu. Kini perang Topat menjadi sebuah tradisi yang turun temurun masyarakat di Desa Lingsar Kecamatan Lingsar, Lombok Barat hingga sekarang.

Perang Topat selain sebagai  ciri khas masyarakat Lombok perang Topat ini menyimpan fakta menarik. Perang Topat ini dengan cara melempar ketupat yang dilakukan oleh umat beragama yang berbeda umat beragama Islam dan Hindu   dikawasan pura lingsar dengan gembira  agar tidak timbul tanpa rasa dendam.
   
Namanya juga perang, prosesi  perang tetap berlangsung. Perang Topat bagian dari prosesi perang adat Topat. Perang Topat yang digelar di Pura Lingsar, Lombok ini diawali kirab ketupat kemudian dilanjutkan perang Topat atau ketupat saling melempar ketupat antara muslim dan Hindu. Menariknya ketupat yang telah digunakan untuk perang diperebutkan dipercaya membawa kesuburan bagi tanaman pertanian.

Tags

About The Author

Suryatiningsih 45
Ordinary
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel