Bajong Banyu, Tradisi Unik Warga Dusun Dawung di Magelang Saat Sambut Bulan Ramadhan

8 Jan 2020 08:53 1219 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Setiap jelang bulan puasa Kampung Dawung,Magelang gelar perang Bajong Banyu .Sebuah tradisi saling perang air untuk membersihkan diri sambut puasa ramadhan

Warga Dusun Dawung, Desa Banjarnegoro, Kecamatan Mertoyudan, Magelang begitu antusias mengikuti acara tradisi ritual Bajong  Banyu atau perang air. Cara unik warga Dawung sambut bulan ramadhan dengan tradisi perang air atau Bajong Banyu. Tradisi Bajong Banyu merupakan ritual masyarakat Desa Dawung sambut bulan  ramadhan untuk padusan atau menyucikan diri . Tradisi padusan atau mandi membersihkan diri menjadi rutinitas yang biasa dilakukan oleh umat Islam .Biasanya tradisi padusan membersihkan diri masyarakat beramai-ramai mandi di sendang atau tempat lainnya untuk mensucikan diri .Warga Dusun Dawung memiliki cara unik dan berbeda dengan masyarakat dusun lainnya dalam menyambut bulan ramadhan yaitu tradisi Bajong  Banyu. Tradisi Bajong Banyu,suatu tradisi saling melempar air yang berlangsung di hamparan tanah lapang yang diikuti ratusan warga mulai dari anak-anak,orang dewasa hingga orang tua membaur menjadi satu dan merajut kebersamaan dalam acara Bajong Banyu dan saling melempar air dengan penuh suka cita saat menyambut bulan ramadhan.

 

Ritual  tradisi Bajong Banyu yang digelar masyarakat Dawung menjadi acara penting yang selalu dinantikan setiap jelang ramadhan .Sebelum acara ritual Bajong Banyu dimulai aneka kesenian tradisional yang berasal dari Magelang. Di acara Bajong Banyu digelar sejak pagi sampai siang dan pertunjukan kesenian untuk menghibur masyarakat setempat .Acara pagelaran pentas seni tradisional ini  terus berlanjut sampai malam hari. Setelah pertunjukan beragam kesenian tradisional usai acara prosesi ritual Bajong Banyu dimulai .Rangkaian acara ritual Bajong Banyu diawali dengan  prosesi ritual pengambilan air suci oleh tokoh masyarakat dan perangkat desa setempat di Sendang Dawung yang lokasinya berjarak sekitar 300 meter dari lokasi Bajong Banyu .Air Sendang Dawung merupakan sumber mata air bagi masyarakat Desa setempat yang tidak pernah kering ,meski kemarau panjang melanda hingga kini.

 

Prosesi ritual Bajong Banyu selanjutnya setelah pengambilan air dari mata air yang jaraknya 300-500 meter dari pemukiman penduduk dilakukan oleh tokoh masyarakat diiringi tari Reresik Awak lan tani yang dimainkan kelompok Sri Dhegleng mewarnai ritual tersebut. Setelah para tokoh masyarakat mengambil air suci Sendang Dawung kemudian diikuti warga setempat bergiliran mengambil air suci dengan menggunakan kendi dan tempayan .Air yang telah ditempatkan dalam tempayan dan kendi kemudian diarak  menuju lapangan yang menjadi tempat ajang perang air.

 

Air yang ada ditempayan, kendi tersebut selanjutnya dituangkan dalam gentong berukuran besar dan kemudian diteruskan  doa bersama.Usai berdoa bersama air yang ada dalam gentong tersebut untuk cuci muka dan diakhiri perang air. Perang air menjadi ajang bagi anak-anak, tua, muda untuk saling melempar air yang dibungkus dalam plastik.  

Dan antusias warga  meramaikan acara ini demikian tinggi .Bajong Banyu menurut Kepala Dusun Dawung Wisik menyebutkan  tradisi ritual Bajong Banyu rutin digelar setiap jelang ramadhan oleh masyarakat Dawung .Tradisi Bajong Banyu menurut Gepeng Nugroho yang  tokoh masyarakat setempat telah menjadi wujud budaya jelang Ramadhan.

 

Adegan saling melempar air dalam tradisi Bajong Banyu yang di di Dusun Dawung, Mertoyudan Magelang setiap jelang ramadhan tidak hanya sekedar saling melempar air saja. Bajong Banyu menurut Gepeng Nugroho tokoh masyarakat setempat  memiliki makna filosofi dan makna filosofi dari aktivitas yang dilakukan warga saling menyerang,saling melempar, saling membasahi satu sama lain tak lain untuk memberi semangat bagi warga lain saat menyambut bulan ramadhan. Sisi lain dari Bajong Banyu sebagai tempat untuk silaturahmi, berinteraksi sosial sesama warga.

Tags

About The Author

Suryatiningsih 45
Ordinary

Comments

You need to be logged in to be able to post a comment. Click here to login
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel