Cuma Menang Sekali Dalam 2018, Ada Apa Dengan Timnas Italia?

12 Oct 2018 09:29 1067 Hits 0 Comments
Mengapa Italia bisa kesulitan mendapatkan kemenangan?

Kepopuleran sepakbola Italia memang tidak perlu dipertanyakan lagi. Sepakbola mereka merupakan salah satu yang terbaik diantara 4 liga top Eropa lainnya. Di negara inilah kita bisa mengenal tim sehebat Juventus, AC Milan, Inter Milan, AS Roma yang kerap jadi langganan juara di setiap tahunnya. Keempat tim ini menjadi simbol dari kekuatan sepakbola Italia pada masa kejayaannya.

Bahkan di ajang sepakbola antar klub Eropa, seperti Liga Champions, hampir keempat tim tersebut mampu menjadikan diri mereka sebagai juara. Seperti halnya AC Milan, mereka adalah tim yang paling sukses dibandingkan tim Italia lainnya dalam meraih gelar juara level antar klub Eropa, yaitu dengan total gelar sebanyak 7 kali.

Kesuksesan tim asal Italia tersebut diikuti dengan kesuksesan negara mereka di level Internasional. Tercatat, Gli Azzurri sudah sukses menggondol gelar Piala Dunia sebanyak 4 kali. Gelar tersebut diraih pada tahun 1934, 1938, 1982, dan 2006. Pada Piala Dunia 2006 bisa dibilang sangat dramatis, karena mereka harus memenangkan pertandingan melalui babak adu penalti melawan Perancis dengan skor 5-3.

Skuad Italia pada saat itu bisa dibilang sangat matang. Karena pada saat itu skuad Italia dihuni pemain-pemain yang sedang dalam performa terbaik mereka. Seperti halnya Gianluigi Buffon, Fabio Cannavaro, Alessandro Nesta, Marco Materazzi, Gattuso, Andrea Pirlo, Del Piero hingga Francesco Totti. Khusus untuk Cannavaro, dia dinobatkan sebagai pemain terbaik dunia dengan memenangkan Ballon D’Or pada tahun itu setelah membawa Azzurri menjadi juara dunia.

Namun, semua prestasi tersebut seakan hanya berlangsung pada tahun itu saja. Italia saat ini justru sedang berada pada masa keterpurukan. Setelah mereka menjadi juara dunia 2006, prestasi Italia di ajang Internasional bisa dibilang mengalami kemerosotan. Di Piala Dunia 2010, mereka diluar dugaan tersingkir di penyisihan awal, meski mereka satu grup dengan tim sekelas Paraguay, Selandia Baru.

Kemerosotan tersebut berlanjut pada Piala Dunia Brazil 2014. Italia yang tergabung di grup neraka bersama Uruguay dan Inggris harus angkat koper dari fase grup setelah gagal bersaing dengan Uruguay dan Costa Rica. Prestasi tersebut seakan berlanjut pada play off Piala Dunia 2018. Italia diluar dugaan harus gagal lolos ke Rusia setelah ditaklukkan Swedia di babak play off.

Setelah kegagalan di babak play off, kegagalan mereka terus berlanjut hingga sekarang. Sejak pertandingan pertama di tahun 2018, mereka hanya meraih 1 kemenangan dari total 10 kemenangan yang mereka lakoni pada tahun 2018 ini. Kemenangan tersebut diraih ketika menghadapi Arab Saudi pada bulan Mei lalu, dimana mereka hanya menang 2-1.

Jelas ini adalah performa terburuk Italia saat ini. Karena mereka baru menang 1 kali dalam setahun yang menandakan Italia sedang dalam krisis kemenangan. Pada pertandingan terakhir mereka kemarin, mereka harus bermain imbang melawan Ukraina dengan skor 1-1. Dimana, Ukraina saat ini tidak memiliki bintang sehebat Andriy Schevchenko yang tampil garang pada masanya.

Lalu, mengapa Italia bisa kesulitan mendapatkan kemenangan?Berikut ini akan dijelaskan berbagai faktor yang menyebabkan Italia mengalami krisis kemenangan.

  • Regenerasi Pemain

Faktor ini menjadi faktor utama mengapa Italia mengalami kemerosotan sampai sekarang. Regenerasi pemain yang lamban menjadikan Italia kesulitan mendapatkan performa terbaik mereka saat ini. Bila dibandingkan dengan skuat Italia pada saat juara dunia 2006, masih ada beberapa pemain dari tahun 2006 menjadi skuat Italia saat ini. Seperti halnya Andrea Barzagli, dan Daniele De Rossi.

Badan statistik pun mencatat, skuat Italia memiliki rata-rata usia mencapai 28 tahun. Itu artinya, banyak pemain diatas 30 tahun yang masih memperkuat Italia saat ini seperti Giorgio Chiellini. Bahkan, regenerasi Buffon dibawah mistar Azzurri pun terbilang terlalu panjang. Buffon sendiri sudah memperkuat Italia sejak 1997 hingga terakhir kembali bermain di awal tahun 2018 lalu.

Bahkan regenerasi ini baru berjalan tahun ini, yang membuat pemain lainnya sulit mendapatkan tempat di timnas Italia.

  • Pemain Yang Minim Pengalaman

Setelah tahun ini baru mengalami peralihan dari zaman Buffon ke zaman Donnarumma. Timnas Italia masih berada dalam masa adaptasi. Dimana, beberapa diantaranya masih baru mengecap pertandingan level Internasional. Yang artinya, para pemain yang membela Italia saat ini kebanyakan masih deman panggung, atau masih gugup dalam bertanding di level timnas.

Hal ini berkaitan dengan poin pertama, karena regenerasi yang lamban membuat banyak pemain yang sedang dalam performa terbaiknya tidak mendapatkan tempat di timnas Italia karena ketergantungan pada skuat yang lama.

  • Pergantian Pelatih

Setelah mereka menjadi juara dunia 2006, Italia sudah setidaknya mengalami 4 pergantian pelatih hingga sekarang. Dimana, dari 4 pergantian tersebut, tidak menghasilkan sebuah gelar pun bagi timnas Italia. Prestasi terbaik mereka didapat pada Euro tahun 2012, dimana saat itu Italia dibawah pelatih Cesare Prandelli mampu menembus partai final sebelum ditaklukkan oleh Spanyol di Ukraina.

Setelah prestasi tersebut, tidak ada prestasi terbaik yang mereka raih lagi. Pencapaian terbaik setelah Prandelli yaitu dicatat oleh pelatih berikutnya, yaitu Antonio Conte yang membawa Azzurri mencapai perempat final Euro 2016 sebelum ditaklukkan oleh Jerman lewat adu penalti. Bahkan dibawah asuhan Roberto Mancini saat ini, Italia justru sangat mengalami penurunan karena hanya mampu menang sekali dalam 10 pertandingan.

  • Era Sepakbola Berjalan Terlalu Cepat Bagi Italia

Bagi Italia, era sepakbola saat ini seakan berjalan terlalu cepat. Karena beberapa negara lainnya sudah mengadopsi sepakbola cepat dan efektif. Berbanding terbalik dengan mereka yang bermain terlalu menunggu di belakang sehingga sulit untuk berkembang. Bahkan pada zaman Conte, Italia menggunakan skema 3-5-2, yang sudah banyak ditinggalkan oleh beberapa pelatih yang lebih memilih skema 4-3-3 atau 4-2-3-1 sebagai skema utama mereka.

Itulah beberapa faktor yang membuat Italia saat ini sedang terpuruk. Lalu, apakah Italia mampu keluar dari keterpurukan ini?
Tags

About The Author

Aldi Saepurahman-4 39
Ordinary

Aldi Saepurahman-4

My Coding My Adventure
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel