Gerhana Mantan Total

10 Mar 2016 17:02 2066 Hits 2 Comments
Mantan, aku puas menjalani kuliah selama empat belas semester

Lautan manusia terjadi di spot yang menyajikan pemandangan 38 tahun sekali. Muda-mudi, jomblo-jomblowati, perjaka-perawan, duda-janda, serta dedek gemes yang dikawal bak raja dan ratu sehari.  Huh, aku hanya ditemani sebatang rokok teklek sisa kongkow dengan teman-teman alumni SMP. Asapnya membuat gadis belia batuk-batuk berdahak sehingga ibunya mengeluarkan sebotol sirup. Sayang itu hanya iklan penolakan terhadap rokok semata.  

Gerhana Matahari Total atau disingkat #GMT, peristiwa langka terjadi di bumi nusantara.  Astronom berlomba mengeluarkan statement. Entah esensi nyata atau aji mumpung semata.  Hanya Tuhan yang tahu.  

Keadaan girang di dalam diriku mempengaruhi pagi itu.  Ribuan gadis belia yang menghiasi kantin kampus, berpindah ke spot gerhana demi melihat secara utuh.  Kacamata-kacamata asli sampai kw super bertebaran demi menyelamatkan indera penglihatan.  Jumhur ‘ngulama kesehatan mata, kalau kita melihat dengan mata telanjang bakal merusak kornea mata.  Jadi, beli lah kacamata untuk kesehatan.

Klunting….. bunyi nada pesan pendek dari telepon genggam. Tidak terlalu tergesa-gesa untuk membukanya. Pasalnya, masih sibuk melihat gadis-gadis belia yang penuh dengan pesona bernasis ria dengan teman,sahabat, pacar, “mungkin” mantan. Sampai-sampai matahari kalah narsis dengan mereka, lebay banget tho.

“Jhon, GMT ternyata Gerhana Mantan Total merupakan keadaan alam dimana kamu sudah mau jadian sama  gebetan baru dan bersamaan manta lu datang minta balikan.”  

Jleb, aku menahan kentut, tertawa, lapar, hingga nafsu syahwat yang bermunculan tanpa aturan. Alih-alih ingin memfokuskan kembali terhadap tragedy gerhana matahari. Tapi kok, masih penasaran dengan pesan pendek dari Ridho. Seolah-olah mengalihkan semua perhatianku terhadap gadis belia yang penuh dengan pesona. Waduh, pie iki.

Teringat mantan yang menolong dalam kesusahan membayar kos-kosan. Si Ida Rani Ayunda, begitu berharga dalam keadaan jatuh bangun aku menyusun tugas akhir bernam skripsweet. Yah, skripsisweet melelahkan pikiran, perkataan , perbuatan, serta permodalan. Sayang, sang mantan harus jatuh dipelukan teman sebangku kala SMA, Cholil.

Mantan terlalu mudah di ingat ketika susah dan dilupakan ketika  bahagia. Keadaanya terlalu diacuhkan dalam sejarah hidup meskipun telah membantu untuk berproses. Kalaupun ada mantan yang membahagiakan, dia yang berhasil naik ke pelaminan. Kalau naik-turun pelaminan, namanya kurang kerjaan. Kalaupun terdapat mantan, jangalah kau memilah serta memilih mantan dari jenis apapun. Menganggap mereka ada pun sudah sangat bersyukur, kebanyakan jalan lewat depannya pura-pura nda tahu.  Djancuk tenan.

Sikap mantans terkadang cerewet perihal masa depan tentang perjodohan. Kadang menjadi sebuah pertimbangan yang “patut” diperhitungkan. Berproses dengannya merupakan padangan yang objektif dari seseorang untuk memberikan masukan terhadap orang lain agar tidak jatuh di lobang yang sama.

Meskipun keadaan psikologiku sedang adem, ayem, tur tentrem. Tidak serta merta keadaan asmara menunjukkan grafik meningkat setelah ditinggal Silvi Indah Destiana.  Mantan terakhir yang selalu mengingatkan, niat yang kuat sebelum menggarap skripsweet.

Mulai dari Eva hingga Silvi sudah siap naik ke pelaminan. Mereka sudah pasang DP, FP, sampai screen saver bersama calon mantan yang sudah siap berlayar di samudera kehidupan. Lha, aku ndomblong sambil nyesek nunggu surat “panggilan” untuk hadir di acara jadi ratu-raja sehari.

Mantan, aku puas menjalani kuliah selama empat belas semester.

Tags Ulasan

About The Author

Fadli rais 42
Ordinary

Fadli rais

Pecinta mamah muda made in Indonesia
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel