Si Kabayan Jadi Bupati

21 Aug 2015 15:13 3357 Hits 0 Comments
Jabatan Bupati memang sangat menjanjikan. Selain dihormati juga dapat mengeksploitasi kekayaan alam yang ada di daerahnya. Dengan dalih pemerataan, tanah ulayat pun di proyekkan. Tentunya dibantu oleh kroni-kroninya di Sekretariat Daerah dan kongkalikong dengan oknum anggota DPR.

Si Kabayan sama sekali bukan keturunan Nabi. Dia berasal dari keluarga biasa saja. Tak ada keluarga Kabayan yang jadi birokrat. Semuanya petani. Sehingga semuanya melarat. Tapi kaya budi dan hati. Begitu juga Si Kabayan. Penyayang, luwes dan banyak orang yang kagum padanya. Kepribadiannya teguh dan kharismatik. Sehingga tak heran bila dalam sebuah pemilihan Bupati di daerahnya Si Kabayan menang mutlak. Ucok Pangota, Udo Pancilok maupun Mas Gendeng tak berkutik dibuatnya.

Seiring waktu, roda kehidupan pun berputar. Si Kabayan berubah. Setelah mendapat hasutan dan bisikan, ditambah cita-cita ingin merubah nasib keluarganya, maka jabatan bupati pun disalah gunakan. Kehidupan Si Kabayan 180 persen berubah.  

Jabatan Bupati memang sangat menjanjikan. Selain dihormati juga dapat mengeksploitasi kekayaan alam yang ada di daerahnya. Dengan dalih pemerataan, tanah ulayat pun di proyekkan. Tentunya dibantu oleh kroni-kroninya di Sekretariat Daerah dan kongkalikong dengan oknum anggota DPR.

Soal dituntut mundur? Jangan khawatir. Dengan dana yang ada, kumpulkan pasukan tandingan minimal jumlahnya sama dengan massa yang menuntut tersebut. Selanjutnya pasukan ini diminta untuk berunjuk rasa semua. Sehingga KPK dibuat bingung.

Walau cara – cara ini jelas sangat bertentangan dengan moralitas, tetap saja kadang ampuh untuk mempertahankan jabatan. Hanya saja perilaku seperti ini jelas-jelas pengkhianatan terhadap rakyat.

Tapi mau gimana lagi. Keberpihakan terhadap rakyat rasanya sulit terealisasi. Bagi penguasa zalim, kata kesejahteraan sangat gampang diucapkan tapi sulit untuk direalisasikan. Kesejahteraan hanya jadi jargon-jargon politik sebagai senjata ampuh untuk meyakinkan rakyat. Sayangnya, sebagian besar rakyat masih juga terjebak dengan ucapan-ucapan kosong tersebut.

Dinamisasi zaman belum diiringi oleh perubahan prilaku para pejabatnya. Kabijakan penguasa masih saja menggerogoti hak-hak rakyatnya. Memang dasar nasib rakyat yang bakal selalu naas. 

Si Kabayan sama sekali bukan keturunan Nabi. Dia berasal dari keluarga biasa saja. Tak ada keluarga Kabayan yang jadi birokrat. Semuanya petani. Sehingga semuanya melarat. Tapi kaya budi dan hati. Begitu juga Si Kabayan. Penyayang, luwes dan banyak orang yang kagum padanya. Kepribadiannya teguh dan kharismatik. Sehingga tak heran bila dalam sebuah pemilihan Bupati di daerahnya Si Kabayan menang mutlak. Ucok Pangota, Udo Pancilok maupun Mas Gendeng tak berkutik dibuatnya.

Seiring waktu, roda kehidupan pun berputar. Si Kabayan berubah. Setelah mendapat hasutan dan bisikan, ditambah cita-cita ingin merubah nasib keluarganya, maka jabatan bupati pun disalah gunakan. Kehidupan Si Kabayan 180 persen berubah.  

Jabatan Bupati memang sangat menjanjikan. Selain dihormati juga dapat mengeksploitasi kekayaan alam yang ada di daerahnya. Dengan dalih pemerataan, tanah ulayat pun di proyekkan. Tentunya dibantu oleh kroni-kroninya di Sekretariat Daerah dan kongkalikong dengan oknum anggota DPR.

Soal dituntut mundur? Jangan khawatir. Dengan dana yang ada, kumpulkan pasukan tandingan minimal jumlahnya sama dengan massa yang menuntut tersebut. Selanjutnya pasukan ini diminta untuk berunjuk rasa semua. Sehingga KPK dibuat bingung.

Walau cara – cara ini jelas sangat bertentangan dengan moralitas, tetap saja kadang ampuh untuk mempertahankan jabatan. Hanya saja perilaku seperti ini jelas-jelas pengkhianatan terhadap rakyat.

Tapi mau gimana lagi. Keberpihakan terhadap rakyat rasanya sulit terealisasi. Bagi penguasa zalim, kata kesejahteraan sangat gampang diucapkan tapi sulit untuk direalisasikan. Kesejahteraan hanya jadi jargon-jargon politik sebagai senjata ampuh untuk meyakinkan rakyat. Sayangnya, sebagian besar rakyat masih juga terjebak dengan ucapan-ucapan kosong tersebut.

Dinamisasi zaman belum diiringi oleh perubahan prilaku para pejabatnya. Kabijakan penguasa masih saja menggerogoti hak-hak rakyatnya. Memang dasar nasib rakyat yang bakal selalu naas. 

auroraazzura.wordpress.com

Tags

About The Author

aurora azzura 32
Ordinary

aurora azzura

Founder Aura Publisher Pen Club Founder Para Pembawa Cahaya Pemilik Blog auroraazzura.wordpress.com
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel