Siap Punya Ponsel Nokia Terbaru?

12 Aug 2015 12:00 3865 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Nokia berencana kembali ke Industri Ponsel akhir Tahun 2016 nanti.

Siapa yang pernah pakai HP nokia?

Bagi mereka yang sudah pernah merasakan ketangguhan HP keluaran Nokia pada tahun 2000-an, pasti akan merasa bahagia ketika tahu bahwa perusahaan asal Finlandia bernama Nokia yang selama ini berada di bawah Microsoft ingin kembali memproduksi HP.

Beberapa waktu ini Nokia sedang merekrut para ahli perangkat lunak dari seluruh dunia, menguji produk baru dan mencari partner penjualan dalam mendukung recanannya untuk kembali ke bisnis HP setelah sebelumnya pernah menelantarkan bisnis itu karena turunnya penjualan Nokia.

Bos dari Nokia, yaitu Rajeev Suri, sedang dalam tahap perencanaan untuk Nokia kembali terjun ke bisnis HP. Akan tetapi, ia harus menunggu hingga akhir 2016 nanti sebelum melaksanakan rencananya. Karena hingga sekarang, Nokia masih dalam kontrak dengan Microsoft.

Beberapa produk Nokia belakangan ini seperti tablet dengan sistem operasi Android bernama Nokia N1, yang mulai dijual di China awal januari 2015 kemarin dan sebuah kamera virtual-reality menandai kebangkitan dari Nokia.

Nokia juga merilis sebuah aplikasi android yang diberi nama Z Launcher, dengan fungsinya sebagai pengatur konten di smartphone.

Ketika divisi teknologi Nokia telah memasang iklan di LinkedIn tentang bermacam-macam lowongan pekerjaan untuk ditempatkan di California, beberapa diantaranya adalah lowongan untuk posisi pengembang produk, termasuk di dalamnya teknisi Android dengan spesialisasi untuk mengoperasikan perangkat lunak Nokia yang nantinya akan digunakan HP baru produksi Nokia.

Menurut pengumuman resmi dari Nokia pada bulan Mei 2015, sekitar 70 orang akan ditempatkan di divisi ini.

Selain yang sudah dijelaskan di atas dan pernyataan tentang persiapan produk yang mengandalkan 600 tenaga ahli di berbagai divisi, Nokia tidak mempublikasikan informasi lainnya seputar persiapannya terjun kembali ke dunia ponsel.

Tapi sepertinya tidak akan mudah bagi Nokia untuk bersaing di pasar kompetitif ponsel yang didominasi oleh ponsel pintar seperti Apple dan Samsung.

Satu keunggulan yang Nokia miliki adalah kepemilikan merek yang berupa properti intelektual termasuk didalamnya hak patennya yang ditahan ketika menjual bisnis ponselnya.

Sebelum Nokia terjun kembali ke industri ponsel, mereka yakin bahwa mereka tidak akan mengulangi kesalahan mereka yang lampau dengan membuat produksi dengan biaya produksi yang tinggi namun tidak sesuai dengan selera konsumen.

Untuk menganggulangi kesalahan itu, Nokia berencana untuk mencari rekan untuk melakukan perjanjian brand-licensing, dimana Nokia yang akan mendesain HP baru, menggunakan merek Nokia, tapi dengan honor tertentu akan memberi izin perusahaan produksi lain untuk memproduksi secara massal dan menjualnya ke pasaran.

Itulah yang dinyatakan Suri sang bos Nokia mengenai rencananya kembali ke industri ponsel.

Mengenai perjanjian brand-licensing ini sebenarnya memiliki profit yang kurang dibandingkan membuat dan menjual produk hasil produksi sendiri. Namun, resiko yang dihadapi pun semakin kecil.

Mereka dapat menyisihkan sedikit pendapannya untuk investasi pada perusahaan, yang kemudian akan menghasilkan pemasukan yang besar dari menjual peralatan telekomunikasi ke operator seperti Vodafone dan T-Mobile.

Model bisnis Brand-licensing sebenarnya bukanlah metode baru dalam dunia industri. Perusahaan-perusahaan di Eropa seperti Philips dan Alcatel mendapatkan uang dengan metode ini setelah mengkapitulasi para pesaingnya di pasar Asia lebih dari satu dekade yang lalu.

Dulu, mungkin metode bisnis seperti itu dapat berhasil dijalankan. Tapi sekarang, dengan kemunculan benih-benih baru seperti Xiaomi dari China dan Micromax dari India, metode bisnis brand-licensing akan sangat sulit untuk diimplementasikan.

Dengan kemajuan di bidang pembuatan kontrak dan standarisasi perangkat lunak, komponen-komponen dan fitur seperti layar sentuh, lebih mudah juga bagi perusahaan untuk melakukan outsourcing di berbagai hal untuk memproduksi ponsel yang mirip.

Kekuatan merek Nokia sangatlah krusial bagi kesuksesan transaksi atau perjanjian lisensi yang juga merupakan debat terbuka.

Nokia menyatakan bahwa merek mereka telah diakui oleh empat milyar orang di dunia. Tapi, setelah menjadi salah satu dari lima brand teratas  selama kurang lebih 10 tahun hingga tahun 2009, Nokia sekarang sudah tidak masuk ranking lagi, bahkan rangking 100 teratas.

Alasannya adalah satu, para konsumen cepat melupakan sebuah merek, jika merek tersebut hilang dari peredaran, walaupun hanya beberapa bulan saja. [FM]

 

via Thomsonreuters

 

Tags Nokia

About The Author

Fahd M. 80
Professional

Fahd M.

Saya suka menulis tentang hal-hal yang berkaitan dengan teknologi, khususnya gadget dan komputer. Selain itu saya juga suka hal-hal yang berkaitan dengan Jepang.
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel