All Italian Come Back! Drama di Leg Kedua Perempat Final Liga Champions

13 Apr 2018 17:59 3264 Hits 0 Comments
AS Roma yang digulung Barcelona di leg pertama akhirnya mampu gulingkan El Barca di Olimpico, sedangkan Juventus yang meskipun gagal melenggang ke fase berikutnya membuat kejutan yang tak kalah megah setelah unggul 3-0 atas Real Madrid di sepanjang 90 menit

Pentas Liga Champions selalu bisa memberikan kejutan tak terduga, sebuah kompetisi sarat gengsi, pertaruhan kekuasaan dan digdaya di panggung sepak bola Eropa, arena laga para raksasa liga benua biru ini selalu bisa membuat penikmat sepakbola berdecak kagum. AS Roma yang digulung Barcelona di leg pertama akhirnya mampu gulingkan El Barca di Olimpico, sedangkan Juventus yang meskipun gagal melenggang ke fase berikutnya membuat kejutan yang tak kalah megah setelah unggul 3-0 di sepanjang 90 menit, namun langkah Si Nyonya Tua harus terhenti setelah Cristiano Ronaldo berhasil mencetak gol kemenangan di detik-detik akhir melalui tendangan penalti.


Leg kedua babak perempat final Liga Champions benar-benar penuh kejutan. Di leg pertama hasil laga seperti yang sudah di prediksi, tim-tim besar Eropa masih akan kembali merajai arena laga. Dengan keberhasilan Barcelona memporak-porandakan pertahanan AS Roma, Alisson harus memungut bola empat kali dari gawangnya, lebih ironis lagi dua dari empat gol itu diciptakan oleh rekannya sendiri.
Begitu juga dengan Real Madrid yang berhasil membungkam public Juventus dengan tiga gol tanpa balas di Turin, belum lagi gol akrobatik Ronaldo dengan bicycle kick nya mempesona begitu banyak penikmat bola. Sementara itu di Anfield, Liverpool berhasil pecundangi Manchester City dengan skor 3-0, kondisi yang kemudian membuat public Merseyside rindu timnya kembali berjaya di Eropa kembali membuncah.


Dan laga antara Sevilla kontra Bayern Munich juga sudah bisa di prediksi akhirnya, meskipun di sepanjang laga, The Bavarian sempat kerepotan menghadapi agresivitas permainan tuan rumah, namun hasil akhir masih menjadi milik klub asal Jerman tersebut.
Namun, kejutan di leg kedua babak perempat final membuat daya magis dari kompetisi ini bertambah, adalah Juventus dan Roma yang kemudian memberikan kejutan luar biasa di arena laga. Dua wakil Italia tersebut berhasil membalikkan keadaan, menyerah bukanlah pilihan terbaik, dan dua tim raksasa Spanyol mereka tumbangkan tanpa daya. Barcelona dipukul telak di Olimpico, dan Real Madrid nyaris dipaksa bertekuk lutut di Santiago Bernabeu, meskipun akhirnya mereka bisa melenggang ke semi final, namun setidaknya penggawa Bianconeri bisa kembali ke Turin dengan kepala tegak.

AS Roma Gunduli Barcelona


Sebagian orang mungkin tidak akan tertarik untuk menyaksikan laga ini, mengingat di leg pertama Barcelona bermasih menang telak 4-1di Camp Nou, terlebih yang dihadapi adalah salah satu klub terbesar di dunia, dengan materi pemain dan pelatih nomor wahid, sementara Roma berasal dari liga yang kini seperti kehilangan pamor, posisi mereka di Serie A juga  hanya menempati urutan keempat klasemen sementara, tertinggal oleh Lazio dan Napoli dalam perburuan gelar Scudetto yang masih digenggam Juve.


Namun menyerah bukanlah pilihan bijak, Eusebio Di Francesco mencoba meracik timnya sebaik mungkin, menyiapkan segala kemungkinan terbaik untuk menghadapi pertandingan di kandang. Atau minmal jika kalah, mereka tak di permalukan layaknya di Camp Nou seperti leg pertama. 


Roma telah mempelajari penampilan Barca di leg pertama, dan dalam laga tersebut permainan anak didik Ernesto Valverde seperti kehilangan sentuhannya. Lini tengah macet, lini depan tumpul, lini belakang hancur lebur. Dan tiga gol tanpa balas berhasil dilesakkan tuan rumah, public Olimpico berpesta malam itu, sebuah kemenangan besar di dapatkan, dan jika pun tidak berhasil merengkuh gelar juara, aksi heriok mereka di malam itu akan dikenang dunia.

Derita Man City belum berakhir


Kandas di Anfield dengan skor 3-0, Mohamed Salah menjadi actor di balik kesuksesan Liverpool melibas Man City. Kemenangan besar tuan rumah kemudian kembali mengingatkan para supporter mereka akan kejayaan The Reds di masa silam, lima gelar juara eropa mereka rengkuh di masa-masa itu. Dan hembusan aroma kekalahan menyambangi tim tamu kala itu.


Kegagalan City di Liga Champions berimbas di liga domestic. Menghadapi saudara sekota dalam derby Manchester, anak didik Pep Guardiola telah menyiapkan selebrasi untuk meraih untuk gelar juara Premier League, dan perayaan juara saat mengandaskan rival sekota adalah kehormatan bagi The Citizens. Namun Eden Hazard cs harus menunda selebrasi tersebut, sempat unggul dua gol  di babak pertama, secara mengejutkan The Red Devils berhasil membalikkan keadaan menjadi 2-3, perayaan gelar juara yang tertunda, ditambah perih atas kekalahan tersebut.


Trek buruk masih belum berakhir, di leg kedua City dipaksa menelan pil pahit kandang, setelah kandas dari United, kini Etihad Stadium memberikan kemenangan untuk Liverpool, harapan untuk bisa melenggang ke semi final musnah sudah dengan kekalahan 1-2.

The Bavarian Tak Tergoyahkan


Bayern Munich masih menjadi tim tangguh yang sulit dilengserkan, bahkan oleh tim sekelas Sevilla. Di leg pertama babak perempat final, The Bavarian berhasil meraih kemenangan 1-2 di Spanyol. Kemenangan yang kemudian mengantarkan mereka ke babak semi final. 


Munich menatap pentas Eropa lebih mantap dari tim manapun, pasalnya mereka telah mengamankan gelar Bundesliga, dimana tim-tim pesaing mereka di Liga Champions masih berkutat dengan perebutan gelar domestik, sebuah kondisi yang tentunya menguntungkan mereka, karena tim bisa lebih focus untuk menghadapi laga.


Di leg kedua, tidak ada kejutan yang berarti, Munich hanya bermain seri 0-0 saat menjamu Sevilla yang tertinggal agregat 2-1. Minimal mereka harus mencetak dua gol jika ingin lolos ke fase berikutnya, namun The Bavarian berhasil meredam bombardir serangan lawan.

 

Pecundangi Madrid, Juve tetap gagal ke semi final


Kejutan berikutnya tetap dari tim Italia, energy positif Roma saat hancurkan Barcelona di Olimpico, membuat skuat Massimiliano Allegri tampil agresif sejak babak pertama. Keyakinan skuat Bianconeri untuk bisa melenggang ke fase berikutnya masih terjaga, dan mereka akhirnya berhasil mencuri angka di fase pertama melalui Mario Mandzukic. Dua gol tambahan itu masih belum cukup membawa Juventus lolos.


Satu gol tambahan diciptakan Blaise Matuidi, seolah dewi fortuna kini menghampiri para wakil Italia, namun petaka tim tamu tiba saat wasit menghadiahi penalti untuk Madrid,  hadiah itu diberikan setelah Lucas Vazquez dilanggar Medhi Benatia pada menit ke-90'+3. Gianluigi Buffon melakukan protes keras yang berujung kartu merah dari wasit Michael Oliver kepadanya. 


Cristiano Ronaldo yang ditunjuk sebagai algojo tak menyia-nyiakan kesempatan besar tersebut, skor 1-3 cukup membawa El Real ke babak semi final. Meskipun Juventus gagal melenggang ke babak selanjutnya, kemenangan di Santiago Bernabeu cukup membuat kepala Buffon cs tegak saat kembali ke Turin.

 

About The Author

Nana 45
Ordinary

Nana

Karena, menulis itu menyenangkan...
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel