Apa itu Base Transceiver Station (BTS)? Mari Cari Tahu di Sini

15 Dec 2011 14:00 54560 Hits 0 Comments Approved by Plimbi

Mungkin Anda sering mendengar nama BTS, ya BTS yang merupakan singkatan dari Base Transceiver Station ini merupakan komponen jaringan dai sistem komunikasi *mobile* yang menerima dan mengirim sinyal.

Mungkin Anda sering mendengar nama BTS, ya BTS yang merupakan singkatan dari Base Transceiver Station ini merupakan komponen jaringan dai sistem komunikasi mobile yang menerima dan mengirim sinyal. Sebuah BTS dikendalikan oleh pengontrol base station dan fungsinya memfasilitasi komunikasi nirkabel antara user equipment (UE) /peralatan pengguna dan jaringan. UE /UES merupakan perangkat yang digunakan pengguna misalnya ponsel, telepon WLL, komputer dengan aktivitas internet nirkabel, WiFi dan WiMAX gadget.

Masyarakat Indonesia sering menyebut Base Transceiver Station (BTS) sebagai menara seluler tetapi ada juga yang menyebutnya sebagai SUTET meskipun sangat berbeda. Rasanya kurang tepat jika BTS disebut sebagai SUTET, karena SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) merupakan penyalur energi listrik yang jauh dari pusat pembangkitnya menuju pusat-pusat beban sehingga penyaluran enegi listrik menjadi lebih efisien, SUTET biasanya dibangun oleh PLN sedangkan BTS oleh para penyedia layanan telekomunikasi.

Istilah lain dari Base Transceiver Station adalah radio base station (RBS, node B (pada jaringan 3G atau juga hanya base station (BS) saja. Meskipun BTS berlaku untuk semua standar komunikasi nirkabel, pada umumnya BTS terkait dengan teknologi komunikasi mobile seperti GSM dan CDMA.

Dalam hal ini, sebuah Base Transceiver Station merupakan bagian dari perkembangan base station subsistem (BSS) untuk sistem manajemen. BTS juga mungkin memiliki peralatan untuk mengenkripsi dan mendekripsi komunikasi, seperti alat penyaringan spektrum (band pass filter), antena dan lain sebagainya sehingga dianggap sebagai komponen BTS, karena komponen-kompone tersebut memiliki andil dalam memfasilitasi fungsi BTS.

Umumnya, Base Transceiver Station memiliki beberapa transceiver* (TRXs) yang memungkinkan BTS untuk melayani beberapa frekuensi berbeda dengan sektor yang berbeda pula dari sel (dalam kasus sectorised BTS). Sebuah BTS dikendalikan oleh pengontrol base station melalui fungsi base station control (BCF).

BCF merupakan unit berlainan yang tergabung dalam TRX di base station yang tersusun rapat. BCFmenyediakan koneksi operations dan maintenance (O & M) ke sistem manajemen jaringan /network management system (NMS), mengelola wilayah operasional TRX masing-masing serta menangani software dan koleksi alarm. Struktur dasar dan fungsi dari setiap BTS pada dasarnya sama terlepas dari teknologi nirkabel.

Base Transceiver Station memiliki kompononen-komponen penting sebagai berikut:

  • Transceiver (TRX)

  • Power Amplifier (PA)

  • Combiner

  • Duplexer

  • Antena

  • Alarm extension system

  • Control Function

  • Baseband receiver unit

Keragaman teknik

Untuk meningkatkan kualitas sinyal yang diterima, biasanya dua antena penerima yang digunakan ditempatkan pada jarak yang sama dengan multiple gelombang yang tidak seimbang (contoh 900MHz untuk panjang gelombang 30cm).

Teknik ini dikenal sebagai keragaman antena atau keragaman ruang, tujuannya untuk menghindari gangguan yang disebabkan oleh garis edar yang memudar. Antena dapat diberikan jarak horizontal ataupun vertikal. Jarak horisontal memerlukan instalasi yang lebih kompleks, tetapi membawa kinerja yang lebih baik.

Selain antena atau keragaman ruang, ada juga teknik keragaman lain seperti frekuensi /waktu keragaman, keragaman pola antena, dan keragaman polarisasi. Memisahkan aliran listrik dengan area tertentu dari sel, dikenal sebagai sektor, sehingga setiap bidang dapat dianggap sebagai satu sel baru.

Antena directional contohnya, antena ini mengurangi interferensi co-channel, sehingga jika tidak sectorised maka sel akan dilayani oleh antena Omnidirectional yang akan memancarkan ke segala arah. Struktur khas tesebut dikenal sebagai trisector tetapi juga dikenal sebagai semanggi, di mana terdapat tiga sektor yang dilayani oleh antena secara terpisah.

Setiap sektor memiliki arah yang terpisah dari pelacakan, khususnya untuk arah 120° masih berhubungan dengan antena yang ada didekatnya. Orientasi lain juga dapat digunakan untuk menyesuaikan dengan kondisi lokal, contohnya sel Bisectored juga bisa diimplementasikan. Sel Bisectored inilah yang paling sering berorientasi dengan antena dengan melayani sektor pemisahan 180° satu sama lain, tapi sekali lagi tergantung variasi lokal yang ada. [MG]

About The Author

Plimbi Editor 999
Administrator

Plimbi Editor

Plimbi Chief Editor
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel