Baru-baru ini Samsung meluncurkan smartphone terbaru mereka yang sangat unik dan menarik. Bukan, bukan Samsung Galaxy S9 atau Galaxy Note 9 yang menjadi rajanya smartphone flagship Android di seluruh dunia. Yang menjadi smartphone fenomenal dan sangat menarik tak lain dan tak bukan adalah Samsung Galaxy A9, smartphone mainstream tapi semi flagship besutan produsen terbesar asal Korea Selatan tersebut.
Bukan spesifikasi dan performanya yang menjadi faktor yang paling menarik dari smartphone yang satu ini. Melainkan fitur fotografinya. Lebih spesifik, ketersediaan empat buah lensa kamera utama di belakang smartphone. Ya, Anda tidak salah baca. Ada 4 buah kamera di sana. Dan jika ditambahkan dengan satu buah kamera selfie di bagian depan, secara total, smartphone ini punya 5 buah kamera. Dahsyat bukan?
Keempat kamera yang ada di belakang Samsung Galaxy A9 2018 ini juga punya kelebihan masing-masing dan fungsi yang berbeda. Kamera pertama merupakan kamera utama 24MP dengan kemampuan hebat, kamera kedua yang merupakan kamera ultra wide 8MP, kamera ketiga khusus untuk telephoto dengan 2x optical zoom dan resolusi 10MP, serta kamera keempat yakni kamera depth sensor 5MP.
Siapa yang Diuntungkan?
Tren adu banyak-banyakan kamera ini kemungkinan besar akan terus berlanjut. Seperti diketahui, konfigurasi 4 kamera (3 di belakang) sendiri marak setelah Huawei merilis seri P20 Pro andalannya. Tak lama setelahnya, Nova 3i hadir dengan 4 kamera (2 kamera belakang, plus 2 kamera depan). Tak lama, Asus juga hadir dengan Zenfone 5Q dengan konfigurasi serupa. Dia punya empat buah kamera (dua di bagian depan dan dua di bagian belakang) dan keempat-empatnya bisa dipakai untuk memotret untuk berbagai kebutuhan.
Lalu, siapa yang diuntungkan dengan kontes adu banyak-banyakan kamera pada satu smartphone ini? Pengguna, tentu saja. Produsen lensa dan sensor kamera, yang pasti.
Seperti diketahui, saat ini semakin banyak smartphone yang punya kemampuan fotografi mumpuni dan membuat sebagian pengguna malas membawa kamera berukuran besar saat ia akan bepergian setiap hari. Efeknya, penjualan kamera pocket dan kamera digital terjangkau menurun cukup signifikan. Kamera SLR yang harganya premium tentu tidak terganggu, karena mereka punya segmen yang pasti dan kualitas tak terkalahkan.
Nah, dengan maraknya program adu banyak-banyakan kamera yang digalakkan oleh produsen smartphone, tentunya menjadi harapan baru bagi pemain lama di industri kamera. Kini mereka bisa fokus memproduksi sensor dan lensa kamera untuk smartphone saja. Dan tidak mungkin, penjualan mereka akan menjadi jauh lebih banyak dibandingkan saat mereka memproduksi kamera digital pocket jaman dulu.