Bung Hatta dan 'Harta Karun' 10 Ribu Buku

18 Oct 2016 15:42 2964 Hits 0 Comments
Koleksi buku di perpustakaan pribadi Bung Hatta yang bikin saya takjub. Jumlah buku koleksinya mencapai 10 ribu judul buku. Saya sempat ternganga. Bung Hatta benar-benar pencinta buku sejati. Ia kutu buku tiada tanding. 

Suatu malam, usai menyelesaikan pekerjaan, saya sempat iseng membuka Youtube, situs berbagi video punyanya Google. Beberapa video yang diunggah di Yoube saya putar. Sampai akhirnya, saya memutar rekaman dari tayangan program Memoar Kompas TV. Program 'Memoar' ini adalah salah program acara teve favorit saya. Beruntung tayangan itu rekamannya banyak diunggah ke Youtube. Jadi saya bisa sepuasnya melihat kembali setiap tayangan Memoar yang pernah dibuat. 

Ada salah satu tayangan Memoar yang menurut saya menarik. Tayangan Memoar itu mengulas tentang sosok Ali Sadikin atau akrab dipanggil Bang Ali, Letnan Jenderal Marinir yang pernah jadi gubernur paling legendaris di Jakarta. Dan, di tayangan Memoar tentang Bang Ali itulah, sedikit diulas sepenggal kisah tentang Bung Hatta. Salah satunya tentang perpustakaan di rumah pribadinya mantan Wakil Presiden tersebut. Koleksi buku di perpustakaan pribadi yang bikin saja takjum. Jumlah buku koleksinya mencapai 10 ribu judul buku. 

Saya sempat ternganga. Bung Hatta benar-benar pencinta buku sejati. Ia kutu buku tiada tanding. Syahdan menurut sohibul hikayat, saat menikahi Ibu Rahmi Rachim, salah satu maharnya adalah buku " Alam Pikiran Yunani"  yang ditulisnya sendiri. 

Coba sekarang adakah yang seperti itu? Sekarang paling banter mahar yang diberikan adalah sejumlah uang yang dicocokan dengan tanggal kelahiran, tanggal pertemuan, atau tanggal ijab kabul. Tak pernah saya dengar mahar sebuah buku seperti yang dilakukan Bung Hatta. Ya, setidaknya itu yang saya rekam dari tayangan infotainmen yang banyak menayangkan acara nikahan para artis atau tokoh tenar di republik ini. 

Di tayangan Memoar juga sempat ditayangkan sepenggal wawancara dengan Halida Hatta, putri Bung Hatta. Halida bercerita, waktu zaman Bang Ali  jadi Gubernur Jakarta, ada perhatian terhadap puluhan ribu buku milik ayahnya. Bang Ali yang menyediakan dana untuk membiayai mesin pendingin ruangan agar bisa beroperasi 24 jam lamanya. Pendingin udara itu diperlukan, agar koleksi tetap terjaga. Sebab, banyak dari koleksi buku Bung Hatta, usianya sudah tua. Tentu, dibutuhkan perawatan yang ekstra. 

Tapi setelah Bang Ali tak lagi jadi gubernur, perhatian itu berkurang. Tak ada lagi dukungan dana untuk membiayai operasional mesin pendingin ruangan. Ia pun harus berhemat. Sebab, kalau mesin pendingin beroperasi 24 jam, biayanya besar sekali. Halida mengaku tak sanggup menanggungnya. Karena itu, mesin pendingin ruangan hanya dijalankan di waktu-waktu tertentu untuk menghemat biaya. 

Padahal koleksi buku Bung Hatta, adalah harta karun yang ternilai harganya. Saya pikir, anggaran untuk pembelian Uninterruptible Power Supply (UPS) yang sempat diributkan itu, alangkah baiknya disalurkan salah satunya untuk membiayai perawatan 'harta karun' Bung Hatta. 

Bang Ali sendiri memang mengagumi Bung Hatta. Bahkan pernah suatu ketika Bang Ali sedih, ketika mendengar keluarga Bung Hata kesulitan membayar tagihan listrik rumahnya. Bang Ali, tak habis pikir, seorang yang begitu berjasa kepada republik ini, justru kehidupannya sulit. Padahal, peran serta kontribusi Bung Hatta kepada bangsa sangat besar. Bung Hatta, seorang republiken, yang berjuang sedari muda demi republik ini bisa merdeka dan berdaulat. Tak peduli dengan ancaman bui dari penjajah. Namun yang membuat Bang Ali sangat sedih, di usia senjanya, orang yang sangat berjasa itu seperti diabaikan. 

Saya juga punya buku memoar Ali Sadikin, berjudul, " Ali Sadikin : Membenahi Jakarta Menjadi Kota yang Manusiawi", yang ditulis oleh Ramadhan KH, penulis biografi yang juga pernah menulis buku tentang riwayat hidup Pak Harto. Di buku tentang Bang Ali itulah,  ada kisah tentang Bung Hatta. Kisah ketika Bang Ali merasa sedih, Bung Hatta susah diujung pengabdiannya. 

#Dicuplik dari rekaman tayangan Program 'Memoar Kompas TV' di Youtube dan Buku, " Ali Sadikin : Membenahi Jakarta Menjadi Kota yang Manusiawi", yang ditulis Ramadhan KH. 

Tags

About The Author

Agus Rakeyan Langit 18
Novice

Agus Rakeyan Langit

Tukang ngopi, tukang baca, tukang nulis.

Comments

You need to be logged in to be able to post a comment. Click here to login
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel

From Agus Rakeyan Langit