membaca esensi foto single

14 Apr 2016 12:03 2799 Hits 2 Comments
Foto Dokumentasi Pribadi

Selasa kemarin tanggal 7 April 2016, saya diajak teman, sebut saja namanya An. Seorang perjaka keren yang sedang berpusing-pusing ria menyelesaikan skripsinya sebagai syarat mendapatkan tambahan dua huruf di belakang namanya. An mengajak saya untuk sekadar berenang di kolam renang yang berada di lantai 30 salah satu hotel di Kota Semarang. Wajar saja An penasaran dengan kolam renang tersebut, karena selain tempat yang tinggi, katanya juga banyak  yang berenang di kolam renang tersebut tidak pakai baju (bukan berarti telanjang ya). Namun keinginan itu belum sempat terwujud, karena selain soal dana juga karena soal waktu yang belum dapat.

Rabunya tanggal 6 April 2016, kebetulan ada acara di hotel tersebut, dan itu merupakan moment yang tepat untuk mewujudkan mimpi berenang di atas hotel. Saya yang diajakpun sangat semangat, meskipun tidak jadi berenang setidaknya sudah pernah meninggalkan jejak kaki di kolam renang tersebut.

Pagi sekitar pukul sembilan, saya hampiri An, karena An mengajak untuk berangkat bareng. Dan ternyata An belum bangun, mau tidak mau saya bangunin si An, karena si An ini seorang jomblo, jadi tidak ada “alarmnya”, wajar kalau bangunnya siang. Setelah ditunggu sekitar dua jam, An akhirnya sudah wangi, seperti aroma wangi dimana An mau menyamperin Si idaman hati (hayalan). Berhubung sudah siang, saya tanya lagi si An.

“ayo kita berangkat,” ajak saya ke An.

Dan si An pun kelihatan bimbang antara berangkat dan tidak, seperti bimbangnya mencari pasangan hidup yang selalu dikejarnya tiada henti. Setelah berpikir panjang sambil garuk-garuk kepala, akhirnya si An memutuskan tidak jadi berangkat ikut acara ke Hotel tersebut.

“ah, gak jadi,” jawab An.

“benaran gak jadi, titt, gak nyesel,” sahut saya.

“benaran, saya gak nyesel,” jawab An lagi dengan nada bimbang.

Dan akhirnya saya putuskan untuk berangkat (sendiri) dan meninggalkan An yang bingung. Sesampainya di Hotel, saya langsung menuju ke lantai 30 dimana terdapat kolam renang tertinggi di Indonesia dan mendapatkan rekor MURI.  Sebenarnya saya memang sangat penasaran dengan ketinggian hotel tersebut, bukan karena kolam renangnya yang berada di ketinggian, melainkan ingin melihat Kota Semarang dari ketinggian.

Wuuusss,,, adrenalinpun diuji setelah berada di ketinggian, dan matapun langsung menuju padatnya bangunan  secara jelas Kota Semarang. Sebenarnya saya tidak ada maksud untuk berenang, karena selain gak bawa pakaian ganti juga kebetulan pas bukan jamnya berenang, jadi kemungkinan besar kalaupun dipaksakan berenang juga tidak diijinkan, jadi bukan karena saya gak bisa berenang,.

Sesampainya di kolam renang tertinggi di Indonesia, saya langsung pamerin ke An, dan betul saja, ketika membaca BBM saya, An langsung menjawab.

"Waduh, langsung pusing dan nyesel,” jawab An melalui BBM

Untuk “membalas dendam” penyesalannya, si An mulai berkomentar yang macam-macam di media sosial dimana saat saya memulai menuplod foto-foto yang saya ambil dari ketinggian, dan tidak lupa kolam renangnya.

Salah satu  komentarnya adalah seperti berikut.

+: Kok sendirian? Pasangannya mana?
+: Berdua.
-: Lah pasanganya mana?
+: Yg ngambil gambar itu siapa lg kalo bukan pasangankuuuhhh... Mosok resepsionis?
-: O iya. ;(

Sepintas kalimat tersebut membela saya dari komentar-komentar lain. Tapi sebenarnya kalimat tersebut sangat menyindir saya, mungkin karena An menyesal gagal menikmati indahnya panorama dari atas gedung berlantai 30 ini.

Dari kalimat si An, saya jadi bisa menyimpulkan dari gaya-gaya foto yang diunggah di media sosial. Seperti foto selfie sendirian, sudah dapat dipastikan si orang yang foto selfie sendirian itu Jomblo atau lagi “menjomblo”. Kedua foto dengan model ada pemotonya (difotokan), bukan berarti foto tersebut di fotokan oleh pasangannya, namun bisa saja meminta orang lain untuk memotretkannya, karena takut kalau foto selfie sendirian dikira jomblo. Kalau foto dengan model kedua yang saya sebutkan kan di atas jadi punya alas an seperti ini.

“lha yang ngambil kan gambar ku siapa kalau bukan pasanganku, masak orang lewat?”

Tags

About The Author

Abdus Salam 36
Ordinary

Comments

You need to be logged in to be able to post a comment. Click here to login
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel