Kebahagiaan Sejati, Dimana Tempatnya?

14 Nov 2015 19:14 2653 Hits 2 Comments
Dimana letak kebahagiaan sejati?

Kebahagiaan Sejati, Dimana Tempatnya?

Tak bisa dipungkiri, dalam kehidupan kita, tentunya kita senantiasa mendambakan kebahagiaan menyelimuti diri kita. Hingga kita mati-matian, untuk mencari, menggenggam dan ingin mempertahankan kebahagiaan ada dalam kehidupan kita.

Tak jarang orang mengorbankan waktunya, tenaga hingga uang, untuk mendapatkan perasaan bahagia tersebut. Sebagian kita mungkin seperti itu.

Mari kita simak ilustrasi berikut,

Ketika kita membeli sesuatu yang baru, taruhlah kita membeli smartphone model terbaru, atau mobil keluaran edisi terbaru dengan segala kecanggihannya, sekonyong-konyong kita merasa senang, kita bangga dengan apa yang kita miliki, dengan apa yang kita dapatkan.

Dalam kasus ini, apakah ini yang disebut kebahagiaan? Oke, mungkin iya. Tapi mari kita lihat lebih jauh, ketika perusahaan smartphone, atau perusahaan mobil membuat barang tersebut, mereka memasukkan perasaan kebahagiaan didalam produk buatannya? Jawaban pastinya adalah tidak. Terus, dimana rasa bahagia itu, perasaan bahagia sudah ada didalam diri kita, menyatu dengan tubuh kita.

Mari kita lihat ilustrasi selanjutnya,

Suatu ketika, kita mendapat musibah, kita dipecat dari tempat kita bekerja. Tanpa kita duga, kita diberi surat pemecatan oleh atasan kita. “Sehubungan kondisi perusahaan sedang tidak stabil, maka perusahaan mengambil kebijakan untuk memangkas beberapa posisi dalam struktur organisasi perusahaan...” begitu kurang lebih bunyi surat pemecatan tersebut. Anda pulang kerumah dengan hati luluh lantak, anda merasa loyo dan tidak berguna. Well, coba anda perhatikan lagi, apakah dalam surat pemecatan itu terdapat perasaan sedih dan tidak berguna? Jawabannya adalah tidak ada, perasaan sedih dan tidak berguna sudah ada dalam diri kita.

Kita, setiap hari sudah memiliki perasaan apapun dalam diri kita, rasa bahagia ketika kita baru membeli sesuatu yang baru, atau perasaan sedih dan tidak berguna karena kita dipecat oleh perusahaan. Singkat kata, semua perasaan itu sudah ada dalam tubuh kita ini.

Namun demikian, perasaan bahagia karena baru saja memiliki hal baru, atau perasaan sedih karena kita mendapat musibah, tidak akan berlangsung selamanya. Orang, ketagihan untuk membeli sesuatu barang yang baru karena kita ketagihan dengan perasaan tersebut. Tanpa menyadari, bahwa perasaan itu sudah ada dalam diri kita. Kadang, mereka mencari “Obat” untuk mendapatkan perasaan tersebut, karena mereka berpikir itulah satu-satunya cara untuk mendapatkan perasaan itu.

Hikmah yang bisa kita ambil dari cerita tersebut adalah, perasaan bahagia itu sudah ada dalam diri kita, tugas kita adalah mencari cara pemicu perasaan tersebut, tanpa bergantung pada hal lain, sesuatu yang lain yang ada diluar diri kita. Kita punya tugas untuk mencari cara tersebut, dan terkadang kita tidak mengetahui, apa yang kita cari ada di tempat yang tidak kita pikirkan. Ya, perasaan itu sudah ada dalam diri kita.

Cerita diatas saya kutip dan adaptasi dari buku The Rules of Life karangan Richard Templar, semoga kita bisa mengambil hikmah dari cerita tersebut.

(sumber gambar: www.eastjava.com)

Tags Motivasi

About The Author

wan 66
Expert

wan

Mencoba Hobi tulis menulis
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel