MERDEKA DALAM BERBEDA KEYAKINAN.

2 Sep 2015 15:17 8313 Hits 0 Comments
70 tahun merdeka bukan untuk takut menjalankan ibadah sesuai keyakinan masing-masing
 

MERDEKA DALAM BERBEDA KEYAKINAN.

Merdeka, merdeka, merdeka ! kata-kata yang selalu diteriakan oleh pembina upacara tujuh belasan. Sudah 70 tahun bangsa Indonesia merdeka. Kalau dulu kita melawan penjajah, esok akan melawan bangsa sendiri Bapak Proklamator berkata. Persoalan keyakinan menjadi isu yang sangat seksi di negeri ini. Mengaku keyakinanya yang paling benar, sampai-sampai warga negara Indonesia yang menganut beda keyakinan dianggap salah.

Rasanya ingin mengabarkan berita duka kepada para pahlawan yang dulu bersatu padu merebut kemerdekaan. Dahulu kala berbeda keyakinan menjadi biasa-biasa saja. Tak ada yang diributkan, tak menjadi alasan, dan tak digoreng untuk menjadi masalah. Kini, berbeda keyakinan itu menjadi masalah yang amat riskan. Mari kita flashback ke tahun 2012 betapa pedihnya kaum Syiah di Sampang, Madura diungsikan 0 karena mereka dianggap beda atau ekstremnya sesat oleh ulama setempat. Jamaah Ahmadiyah di Cikeusik yang tiba-tiba terusik keberadaanya oleh pasukan bersorban, serta kasus Tolikara yang masih hangat di ingatan kita. Betapa dibesar-besarkannya dengan hoax news sehingga memancing amarah umat.

Padahal beragam itu menjadi modal negeri ini untuk bersatu dan memiliki keunikan tersendiri. Salah satu potret kerukunan umat beragama di negeri bisa dilihat di desa Purwodadi Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen. Betapa rukunya umat beragama berdampingan serta terlihat berjajaran rumah ibadah islam (masjid), kristen (gereja), dan budha (wihara). Ketika sedang merayakan hari besar salah satu agama, mereka bahu membahu untuk membantu kelancaran acara tersebut.

Masyarakat dan pemerintah seharusnya bekerjasama untuk menanamkan rasa aman pada warganya dalam melakukan ritus-ritus keagaman dalam perbedaan. Aturannya jelas ada di Undang Undang Dasar 1945 Pasal 29 ayat (2) yang berbunyi Negara menjamin kemerdekaan tiap penduduknya  untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaanya itu. Negara hukum melindungi ibadah setiap penduduknya tanpa terkecuali. 70 tahun merdeka bukan saatnya untuk takut berbeda keyakinan. Berusahalah untuk menghargai keragaman dalam keyakinan antar pemeluk-pemeluknya. Berkeyakinan untuk memanusiakan manusia seutuhnya serta membantu terlaksananya Bhineka Tunggal Ika (berbeda-beda tapi satu tujuan)

 
(sumber foto : https://www.google.com/search?q=keberagaman&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-US:official&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0CAcQ_AUoAWoVChMIpILEmu3ZxwIVRzoUCh0vDAwd&biw=1366&bih=632#imgrc=y9_VHexBBtn1WM:)

About The Author

Fadli rais 42
Ordinary

Fadli rais

Pecinta mamah muda made in Indonesia

Comments

You need to be logged in to be able to post a comment. Click here to login
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel