Pahlawan Bersarung Chapter 2

10 Aug 2015 14:43 2947 Hits 2 Comments
Chapter ke 2 dari Cerbung Pahlawan Bersarung

Pict by : Google

Indeks

Chapter I      : http://www.plimbi.com/article/160476/pahlawan-bersarung

Chapter II     : http://www.plimbi.com/article/160576/pahlawan-bersarung-chapter-2

Chapter III    : http://www.plimbi.com/article/160653/pahlawan-bersarung-chapter-3

 

 

~P~B~

Sebuah mobil sedan hitam terpelanting dua kali tertabrak truck pengangkut balok kayu lantas terbalik dan terseret di jalan raya. Serpihan kaca terlontar kemana-mana. Terlihat rembesan darah yang keluar dari jendala mobil yang ringsek. Tak banyak mata yang menyaksikan kejadian itu. Aku yang paling dekat berlari menghampiri mobil yang terbalik. Aku takut dan panik namun entah mengapa aku terdorong untuk menolong pengemudi sedan hitam.

Biasanya akupun tidak peduli dengan hal macam-macam. Bahkan dalam pikiranku tidak terbesit sedikitpun untuk memberikan pertolongan, lebih baik aku meneruskan perjalanan shalat jumatku dari pada aku harus kembali ke pesantren karena bajuku najis terkena darah. Namun entah kenapa aku hampiri penumpang mobil itu. Dengan susah payah aku mengeluarkan pria separuh baya yang duduk di samping sopir. Wajahnya merah karena bersimbah darah yang mengucur deras dari salah satu pelipisnya. Hancur sudah baju kebanggaanku. Ku panggul tubuhnya agar menjauh beberapa meter dari mobil.

                “To…long… put..tri ku…” jawab nya dengan terbata-bata, namun aku tak menghiraukanya. Ku raih sajadah yang bertengger dipundak dan ku benamkan di dahinya untuk memberhentikan darahnya yang terus keluar. Selintas ku lihat truck besar tersebut kabur melarikan diri. Beberapa orang mulai ramai namun tidak ada yang menghampiriku untuk membantu hanya melihat dari kejauhan.

                Aku mengutuk dalam hati dan kembali menghampiri mobil terbalik itu. Percikan api keluar dari mobil dan saat itu pula firasat buruk menjalari tubuhku. Dengan tergesa-gesa aku mencoba mengeluarkan putri dari bapak tadi. Wanita itu pingsan sehingga sulit sekali mengeluarkanya. Dalam hati aku bersyukur tidak ada noda darah dalam dirinya. Karena tergesa-gesa, tak terasa kerudung yang dipakainya tersangkut dan tersingkaplah rambutnya.

                Aku terperangah melihat kecantikan gadis pingsan itu. Beberapa detik  aku melupakan niatku hanya gara-gara melihat wajah gadis pingsan yang sangat mempesona. aku bagaikan qa’is yang majnun karna laila. Muhammad yang tak bergeming dengan khadijah. Dan saat itu pun, aq merasa menjadi romeo yang rela mati untuk julliete.

                Namun begitu aku tersadar karena letupan dari percikan api yang semakin membesar, langsungku bopong dia dan ku jauhkan dari nyala api. Namun ketika baru satu meter aku melangkah…..

                “Blaaaaaaaaaaarrrrrr!!!!!” mobil itu meledak.

                Aku tak bisa mendengar. Hanya bunyi ngiiiing panjang yang terdengar di telinga ku. punggung ku panas seluruh indra ku perih. Tak ada yang bisa ku ingat. Tiba-tiba saja aku tersungkur dan terasa tak bertulang. Hal yang terkhir aku ingat adalah, aku menindihi bidadari cantik itu…..

~Beberapa Jam Kemudian~

                “Peeng… Peeeeeng!”

                “Peeeng….” Seperti suara yang aku kenal menggema dikegelapan alamku.

                “Sadar peng!!” kali ini disertai goyangan pada tubuhku. aku merasakanya. Namun mata ini tak mau terbuka. Raga ini tak bisa digerak kan. Aku seperti tak punya raga. Apakah aku benar-benar telah dipanggil oleh-nya?? Apakah cukup sampai sini perjalanan hidupku??

                Ya allah. Jika ini adalah ujung dari cerita hidupku, hamba ikhlas untuk menyerahkan pada-Mu tetapi apabila hamba masih diberi kesempatan kedua, hamba mohon kabulkanlah permintaan hamba agar hamba dapat menjalani hidup ini lebih baik dan bermanfaat bagi agama-Mu. Hamba ingin belajar hidup lebih lama Ya Allah…

 

(Bersambung)

Tags

About The Author

Mas Haidar 36
Ordinary

Mas Haidar

u will See, if u want to know me.. so catch up on me

Comments

You need to be logged in to be able to post a comment. Click here to login
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel