Cukup Sehari Bisa Tahu Potensi Doi sebagai Jodoh Kita

29 Nov 2019 09:59 4512 Hits 1 Comments Approved by Plimbi
Sebenarnya manusia bisa tahu dengan cepat calonnya cocok atau tidak.

Sesuatu yang belum dimiliki biasanya tampak lebih baik. Tak heran jika menurut psikologi orang yang single/jomblo melihat mereka yang berpasangan lebih berbahagia. Sehingga, selain untuk menghindari tekanan dari lingkungan, keinginan untuk lebih berbahagia membuat mereka ingin cepat-cepat berpasangan juga. Bahkan, 2 dari 5 wanita menderita anuptaphobia, yaitu ketakutan bahwa dirinya tidak akan pernah menemukan cinta.

Yang lebih mengherankan lagi, banyak orang membohongi dirinya dalam masalah cinta. Mereka memilih berlama-lama dengan pria atau wanita yang salah daripada sendiri dulu atau mencari yang lainnya. Sebuah akun Youtube “Health Apta” di dalam postingannya yang berjudul “Amazing Psychological Facts that Give Meaning to Your Life) menyebutkan, kita hanya membutuhkan waktu 4 menit untuk jatuh cinta pada seseorang. Dan seorang wanita hanya membutuhkan waktu 34 menit dari percakapan untuk mengetahui calon pasangannya itu potensial atau tidak untuk hubungan jangka panjang. Begitu pula dengan pria, di dalam sumber lain, saya pernah membaca pria pun dapat mengenali wanita itu potensial atau tidak dalam waktu yang termasuk singkat juga. Pria-pria tersebut tidak membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk melakukannya.

Dibutuhkan waktu hanya 5 detik setelah bertemu seseorang untuk membuat kesan jangka panjang terhadap orang tersebut, berdasarkan penampilan, suara/bunyi-bunyian, dan apa yang dia katakan. Yang artinya, masing-masing gender memiliki gut feeling yang secara normal akurat dan benar. Bila kita termasuk orang yang mempercayai cinta pada pandangan pertama, kita pun cenderung akan mengalaminya. Setidaknya, lebih dari setengah orang yang mempercayai cinta pada pandangan pertama telah mengalaminya.

Banyak orang berlindung di dalam “mencari teman atau jodoh” agar aman saat mencari the right one untuk pasangan hidupnya, tidak benar-benar menulis/mencari “jodoh” saja. Ada juga yang menggunakan istilah TTM atau semacamnya. Dan, yang harus kita ketahui, terutama para wanita yang dominan menggunakan perasaannya, hal itu tidaklah menguntungkan (pada pria berbeda karena hormon testosteron lebih mendominasinya). Semakin banyak kita menghabiskan waktu bersama seseorang, semakin besar kemungkinannya kita akan jatuh cinta padanya. Begitupun ketika kita banyak berbicara tentang dia, semakin kita jatuh cinta padanya. Menurut beberapa psikolog, manusia tidak mampu menjadi "hanya teman" dengan lawan jenis. Sebaliknya, secara psikologi, tidak mungkin pula kita hanya berteman dengan seseorang yang kita telah jatuh cinta padanya.

Namun, meskipun sejak awal kita sudah mengetahui dia bukan orang yang tepat, mengakhiri hubungan dengannya tidaklah selalu mudah. Tidak semua orang dapat menerima penolakan dengan baik. Otak kita menganggap penolakan sebagai bentuk rasa sakit fisik. Orang yang kita tolak itu bisa saja akan marah, berbuat kasar, menghina, atau melakukan perbuatan buruk lainnya. Bukan karena dia punya cinta yang dalam pada kita, bukan pula karena dia pasti cinta kita, sering-seringnya malah ego yang berbicara atau sisa-sisa luka yang belum sembuh akibat trauma masa lalu. Malahan, dari sini kita bisa tahu, tidak mungkin orang bisa tetap marah pada seseorang yang benar-benar dicintainya. Kemarahan yang menetap lebih dari 3 hari menandakan kita tidak benar-benar sedang jatuh cinta padanya. Itu kata psikologi lho, bukan kata saya.

 

 

About The Author

Dini Nuris Nuraini 39
Ordinary

Dini Nuris Nuraini

penulis, blogger
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel