Mau Belanja Online Dapat Barang Bagus? Perhatikan 15 Hal Berikut Ini!

23 Dec 2018 08:16 2689 Hits 0 Comments
Jadilah pembeli cerdas dengan menerapkan 15 hal berikut ini

Sering kecewa saat belanja online? Anda tidak sendiri. Banyak orang lain juga mengalaminya. Termasuk saya. Berkali-kali kecewa dan harus menanggung kerugian besar karenanya. Tetapi makin ke sini saya terus berusaha memperbaiki diri. Berusaha makin teliti dan tidak mengulangi kesalahan. Bagaimanapun juga, saya masih termasuk generasi Y. Konon katanya, generasi ini merupakan generasi yang mempercayai terjadinya transaksi via online.

Apa saja yang pernah saya beli melalui internet? Oh banyak. Macam-macam. Mungkin sudah bukan rahasia lagi kalau banyak toko atau penjual yang curang. Meski tidak semua begitu. Kecurangan tersebut sangat variatif, mulai dari yang agak ringan sampai yang sangat fatal atau merugikan ada.

Nah, untuk meminimalkan Anda mendapatkan barang yang buruk, perhatikan 15 hal berikut:

1. Tanyakan tanggal kadaluarsanya

Beberapa produk mempunyai tanggal kadaluarsa atau best before. Saya tidak tahu apakah semuanya ada, tapi yang jelas tanggal kadaluarsa ini berkaitan dengan masa pakai dan keberfungsian barang yang dibeli.

Salah satu contohnya adalah tinta printer/catridge. Beberapa toko saya dapati menjual sangat murah. Tetapi karena pemakaian saya tidak secepat itu, tidak mungkin lah 1500 kali print hitam atau 750 kali print warna dalam sebulan misalnya. Padahal catridge mereka itu sudah diobral karena hampir kadaluarsa.

Sebelumnya sepertinya saya pernah mengalami. Garis indikator tinta pada printer itu sepertinya masih ada tetapi sudah tidak bisa dipakai. Kering mungkin ya karena sudah kadaluarsa. Jadi yang seharusnya kapasitasnya 1500 dan 750 kali menjadi di bawahnya.

Kalau kebutuhan pembeli hanya seperti saya, dan bukan kantoran, masa kadaluarsa yang dekat perlu menjadi pertimbangan. Malah boros jadinya.

 

2. Tanyakan kondisinya baru atau bekas

Pada e commerce tertentu kondisi baru atau bekas sulit diketahui. Nggak ada opsinya. Jadi harus dan kudu tanya pada penjual. Sedangkan pada e commerce lainnya, ada orang-orang yang curang menempatkan barang bekas di opsi baru, misalnya karena baru sekali pakai atau karena kondisi masih seperti baru, dan sebagainya. Ada juga sebaliknya. Jadi, harus teliti plus tanya.

 

3. Ketahui tanggal pembuatan

Baru-baru ini saya melihat iklan DVD eksternal. Di sana ada penjual yang mencantumkan tanggal pembuatan. Tidak diketahui apakah ada tanggal kadaluarsa atau tidak. Yang jelas, baik tanggal kadaluarsa ataupun tanggal pembuatan sama-sama penting untuk diketahui.

 

4. Cek kelengkapan barang

Terkadang ada barang yang sepertinya dijual lebih murah tapi ternyata paketnya tidak lengkap. Ada yang hilang atau rusak misalnya, sehingga tidak disertakan. Jadi wajar ya kalau lebih murah.

 

5. Cek kondisi barang, cacat atau tidak

Kesalahan fatal ini terjadi ketika saya pertama kali membuka toko online. Saya membeli barang secara partai (yang sepertinya dari dropshipper). Barang itu tidak saya buka-buka karena malas melipat kembali. Pikir saya, saya tinggal menjual jika ada yang beli. Setelah kejadian lama berlalu, ternyata ada baju yang cacat. Saya sendiri lupa beli di mana dan sudah tidak mungkin ditukar atau ganti uang. Ini termasuk kerugian fatal bagi saya. Karena, tidak semua barang dagangan saya terjual. Kalaupun terjual semua labanya sepertinya masih belum menutupi kerugian dari 1 baju tersebut. Padahal, beberapa baju saya lelang/obral banget karena tidak laku-laku. Seperti sepele tapi fatal, bukan?

Nah, bicara tentang penjual yang bukan tangan pertama, terkadang akan ribet. Jika terjadi something wrong pada barang yang sampai di tangan pembeli, belum tentu dia mau bertanggungjawab. Karena dia sendiri tidak tahu kondisi awalnya. Siapa yang akan ganti? Produsen/pabriknya? Atau dropshippernya? Dan prosesnya akan panjang kembali, dengan ongkir yang mungkin juga akan dibebankan kepada pembeli (rugi dobel).

 

6. Cek kemasan pengiriman

Kemasan pengiriman merupakan salah hal yang banyak dikeluhkan pembeli. Ada penjual yang memberi servis lebih dengan kemasan yang baik dan aman. Ada juga yang tidak mau/tidak terlalu mau repot. Pembeli harus menambah lagi kemasan tambahan dan asuransi.

Oya saya beri tahu, pada ekspedisi tertentu, terang-terangan barang yang tanpa asuransi akan dibanting-banting. Cara meletakkannya dibanting/dilempar. Itu di depan mata saya. Benar-benar tidak sopan dan seperti nantang.

 

7. Cek bahan dan ukuran

Bahan pengaruh ke harga ya. Sedangkan ukuran tentu pengaruh ke muat tidaknya. Meskipun tidak selalu standarnya sama. Misalnya baju dan sepatu, ukurannya sama-sama L bajunya dan sepatunya sama-sama ukuran 37 misalnya, tapi kenyataannya beda dengan baju-baju ukuran tersebut pada umumnya.

Yang dikatakan all size pun, coba saja ditanya ukurannya dulu. Kalau tidak muat kan sayang.

 

8. Cek stok baru atau lama

Iya sih baru, tapi baru kapan nih? Ada barang yang memang baru masih segel tapi stoknya sudah lama. Jadi, stok lama itu masih menumpuk dan dijual. Apa konsekuensinya? Misalnya, barang sudah tidak kompatibel, hampir kadaluarsa, dan sebagainya.

 

9. Cek ori atau tidak

Tidak semua penjual menulis tentang orisinalitas. Ada yang tidak ditulis dan berpikir tahu sama tahu, atau berharap tidak diketahui. Andaikan ada yang tanya, beberapa dari mereka akan marah, dan berkata seperti “Ya sudah jelas tidak ori, masa harga segini ori”. Dipikirnya semua orang tahu harga aslinya berapa. Ada juga yang bilang “semi ori, KW 1, KW super, dsb” yang intinya ya tidak ori.

Masalah orisinalitas ini juga menimpa produk kesehatan, misalnya jamu tradisional. Saya sempat ragu bertanya, ketika ada salah satu toko menulis “Barang kami ori”. Pikir saya, “Lho, memangnya ada juga jamu yang nggak ori?” Tapi karena kepo ya akhirnya tanya juga. Eh beneran ada yang tidak ori.

Saya jadi berpikir, kalau jamu tidak ori, efeknya bahaya atau jadi semacam plasebo? Auk ah gelap. Yang pasti-pasti aja deh.

 

10. Cek garansi atau retur

Beberapa toko atau penjual tidak menyediakan garansi atau retur. Tidak melayani dengan alasan apapun. Ada yang menulis sudah dicek sebelum dikirim, tapi hanya Tuhan yang tahu kebenarannya. Apakah itu sejak awal tidak sesuai harapan atau kesalahan ekspedisi, atau sebab lain?

 

11. Gambar asli/real pict

Jika memungkinkan, mintalah/carilah toko yang menyediakan gambar asli/real pict dari berbagai sisi. Cari yang terlihat jelas, bukan yang gambarnya aneh-aneh. Foto pada gambar/katalog seringkali menipu. Jadi, lebih amannya ya lihat gambar aslinya.

 

12. Cek kompatibilitas

Kompatibilitas ini mungkin terutama untuk alat-alat elektronik. Misalnya, DVD eksternal tadi, ada yang komplain tidak bisa dipakai di laptop dia. Entah laptopnya atau versi Windowsnya atau lainnya yang jelas tidak kompatibel. Contoh lain mungkin sehubungan dengan daya (Watt) dan tegangan (Voltase), sesuai tidak dengan yang tersedia di rumah Anda? Atau, bisa juga sebagai indikator boros tidaknya suatu produk.

 

13. Perbedaan warna

Warna yang berbeda memang bisa karena pencahayaan kamera/lokasi. Bisa juga karena tidak real pict, atau karena aturan acak (random) dari tokonya. Zaman sekarang, banyak toko yang hanya memburu untung saja, kurang memperhatikan keberkahan.

Ada yang menerapkan aturan barang akan dikirim random, seadanya stok, padahal contoh yang dipasang pada etalase itu bagus (yang kita minati). Ada juga yang mewajibkan adanya opsi ke dua (kalau pilihan pertama tidak ada, maka yang dikirim pilihan ke dua, tidak boleh batal/cancel). Intinya wajib beli gitu.

 

14. Cek aturan toko dan aturan e commerce

Cek aturan atau rules tokonya jangan lupa. Ada yang mewajibkan opsi ke dua, ada yang mewajibkan cancel jika barang tidak ada (tidak terima alasan lupa dan semacamnya), ada yang tidak boleh retur atau tidak ada garansi, ada yang ongkir retur ditanggung pembeli, ada yang melarang memberi bintang jelek, dan sebagainya. Macam-macam pokoknya. Pilih yang sopan dan aturannya tidak merugikan.

E commerce juga demikian. Komplain menjadi susah jika kita tidak punya buktinya (seperti yang mereka kehendaki->bukti kemungkinan besar ada tapi bukti yang sesuai aturan/kehendak mereka itu lain lagi). Waktu itu saya sempat mengalami kendala di salah satu toko pada e commerce. Untungnya waktu itu saya punya foto begitu paket datang dan foto saat baru dibuka.

 

15. Cek review, bintang, komentar, dan respon si penjual

Review, bintang, komentar, dan respon si penjual bisa menjadi indikator kualitas barang dan kualitas pelayanan penjual/tokonya. Jadi, baca saja. Apa yang dinilai baik oleh pembeli, bagaimana respon/reaksi penjual terhadap komplain pembeli, bagaimana bahasa penjual, dan sebagainya.

 

Kelimabelas hal ini sudah lumayan cukup menurut saya untuk mencegah kekecewaan terhadap barang yang dibeli. Ya setidaknya itu bentuk ikhtiar kita sebelum membeli.

 

Sumber gambar: Media Konsumen

 

About The Author

Dini Nuris Nuraini 40
Ordinary

Dini Nuris Nuraini

penulis, blogger
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel