11 Hal yang Harus Diperhatikan agar Dapat Memahami Al Quran

31 Jul 2017 18:23 3173 Hits 0 Comments
Kuasailah 11 hal ini terlebih dahulu!

Memahami Al Quran tidak boleh sembarangan. Dibutuhkan banyak ilmu agar bisa memahami dengan benar.

 

Berikut ini adalah 11 hal yang harus diperhatikan agar dapat memahami Al Quran:

 

1. Menafsirkan Ayat Al Quran dengan Ayat Al Quran

Cara ini merupakan cara penafsiran Al Quran yang paling tinggi martabatnya.

 

2. Menafsirkan Ayat Al Quran dengan hadits yang sahih

Hal ini penting sekali mengingat Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam merupakan manusia yang paling tahu apa yang dimaksud oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam ayat Al Quran itu.

 

3. Menafsirkan Ayat Al Quran dengan perkataan para sahabat

Penafsiran para sahabat semacam Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, dan selainnya memiliki kedudukan yang perlu diperhitungkan karena mereka selalu menemani Rasulullah serta banyak belajar dari beliau.

 

4. Menafsirkan Al Quran dengan perkataan para tabi’in

Penafsiran dengan metode ini memiliki martabat yang penting karena tabi’in mengambil pendapatnya dari sahabat, dan sahabat mengambilnya dari Rasulullah.

 

5. Menafsirkan Al Quran dengan perkataan bahasa Arab

Hal ini sesuai dengan Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang artinya:

“Sesungguhnya Kami menurunkan berupa Al Quran dengan bahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (QS. Yusuf: 2)

 

6. Mengetahui isthinbath

Isthinbath adalah pemahaman yang mendalam dalam mengambil kesimpulan dari satu ayat.

 

7. Mengetahui asbabun nuzul

Mengetahui latar belakang sebab-sebab turunnya suatu ayat sangat membantu dalam memahami Al Quran.

 

8. Mengetahui nasikh dan mansukh

Mengetahui nasikh dan mansukh juga akan membantu kita dalam memahami isi Al Quran.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Ayat mana saja yang Kami nasakhkan atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan ayat yang lebih baik dari padanya atau yang sebanding dengannya.” (QS. Al Baqarah: 106)

 

9. Mengetahui ayat Makkiyah dan Madaniyyah

Ibnu Mas’ud pernah berkata:

“Demi Allah yang tiada ilah kecuali Dia. Tidak ada satu surat pun dari Kitabullah yang turun kecuali aku mengetahui di mana ayat itu diturunkan. Dan tidak ada satu ayat pun dari Kitabullah yang diturunkan, kecuali aku mengetahui dalam hal apa ayat itu diturunkan. Kalaulah saya mengetahui bahwa ada orang yang lebih mengetahui tentang suatu ayat dari Kitabullah daripada aku, dan tempat tinggal orang itu bisa ditempuh dengan kendaraan onta, maka itu bisa ditempuh dengan kendaraan onta, maka pastilah aku akan kendarai onta menuju ke sana.” (HR. Al Bukhari)

Ayat Makkiyah ialah wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah sebelum hijrah, walaupun diturunkannya bukan di Mekah. Sedangkan ayat Madaniyyah adalah wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah setelah hijrah, walaupun turunnya di Mekah seperti ayat yang turun pada haji Wada’.

 

Karakteristik ayat Makkiyah:

a. Menyeru kepada tauhidullah (penegasan Allah).

b. Peringatan dan ancaman dari perbuatan syirik, seperti berdoa kepada selain Allah.

c. Pembatalan bentuk peribadahan kepada para wali dengan tujuan sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah dan meminta syafaat mereka di sisi Allah.

d. Seruan untuk mengimani adanya hari akhir dan hari dibangkitkannya manusia dari kuburan untuk dihisab amalnya.

e. Berisikan tantangan (tahaddi) terhadap orang-orang Arab meski bahasa mereka fasih untuk membuat sebuah surat seperti surat yang terdapat dalam Al Quran.

f. Berisikan kisah-kisah pendusta yang telah lalu, seperti kaum Nabi Nuh, kaum Nabi Hud, dan lain-lain.

g. Dorongan untuk berbuat sabar.

h. Jihad atau memerangi kaum musyrik dengan Al Quran da memberikan bantahan terhadap mereka dengan bijaksana.

i. Menegakkan dalil kauniyah dan aqliyah dalam memahami tauhid rububiyah dan sebagai konsekuensinya adalah tegaknya tauhid uluhiyah.

j. Kebanyakan di dalam uslubnya terdapat lafal-lafal yang memekakkan telinga dan huruf-hurufnya melontarkan ancaman dan azab.

 

Karakteristik ayat Madaniyyah:

a. Seruan kepada jihad dan mati syahid di jalan Allah.

b. Penjelasan tentang hukum-hukum Islam, seperti hukum riba.

c. Penjelasan mengenai hukum hadd, seperti hadd perzinaan, pencurian, dan lainnya yang mana hukuman itu dapat memberikan ketenteraman dan keamanan pada masyarakat.

d. Membongkar aib orang-orang munafik dan membuka topeng mereka serta menyebutkan sifat-sifatnya.

e. Membungkam ocehan Ahli Kitab, baik dari bangsa Yahudi maupun dari bangsa lainnya, serta memberikan bantahan pada mereka dalam rangka menegakkan hujjah atas mereka.

f. Merealisir kemenangan bagi kaum mukminin dalam berbagai peperangan melawan musuh.

 

10. Mengetahui ayat-ayat yang muhkamat dan mutasyabihat.

 

11. Mengetahui tentang tasyabbuh hakiki dan tasyabbuh nisbi.

Tasyabbuh hakiki adalah tasyabbuh yang tidak mungkin dapat dimengerti oleh manusia, seperti mengenal hakikat sifat-sifat Allah. Meskipun kita tahu makna dari sifat-sifat itu, tetapi kita tidak mengerti hakikat dan kaifiatnya.

Tasyabbuh nisbi adalah tasyabbuh bagi sebagian orang tetapi tidak demikian bagi sebagian lainnya. Orang-orang yang mendalam ilmunya bisa mengetahui tasyabbuh yang semacam ini, namun orang-orang yang tidak mendalam ilmunya tidak dapat mengetahuinya.

 

Jadi, berhati-hatilah di dalam menafsirkan Al Quran! Setidaknya, kuasailah dulu 11 hal di atas dengan belajar kepada ahlinya.

 

Sumber:

Zainu, S.M.J. 2006. Bagaimana Memahami Al-Quran. Jakarta: Pustaka Al Kautsar.

 

Sumber gambar: Flickr.com

 

Tags Agama

About The Author

Dini Nuris Nuraini 39
Ordinary

Dini Nuris Nuraini

penulis, blogger
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel