Syukur Pengundang Rezeki

4 Jul 2017 08:37 2372 Hits 0 Comments
Semakin banyak bersyukur, semakin banyak rezeki yang datang

Ada begitu banyak hal yang bisa kita syukuri. Misalnya ketika pagi ini kita mendapati diri masih hidup, organ-organ tubuh masih utuh dan sehat, punya tempat bernaung, punya keluarga yang harmonis, punya makanan untuk dimakan, dan bisa menghirup oksigen dengan gratis. Jika kita menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya tidak akan mampu untuk menghitungnya.

 

Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah jika kita berusaha untuk menjadi hamba-hamba Allah yang bersyukur.

 

Allah SWT. Berfirman:

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azabku sangat pedih.” (QS. Ibrahim : 7)

 

Di antara wujud dari rasa syukur kita adalah dengan semakin mementingkan Allah di atas segalanya, serta semakin baiknya hubungan kita dengan sesama manusia. Jika mau merenung sejenak, bukankah segala yang kita miliki selama ini hanyalah titipan Allah? Kita lahir tidak membawa apa-apa dan tidak bisa apa-apa. Ketika sudah mendapatkan begitu banyak karunia dari-Nya, bukankah sudah selayaknya kita banyak-banyak berterima kasih kepada-Nya?

 

Apabila hal tersebut tidak dilakukan, maka satu atau kedua hal ini dapat menimpa kita, yaitu:

1. Kurang tiada cukup

Terus merasa kurang. Ini adalah “hadiah” dari Allah.

 

2. Rugi tiada untung

Sesungguhnya kita tidak punya apa-apa karena Allah sudah kita tinggalkan.

 

Ketika sudah tidak lagi memperhatikan sunnah, hidup kita menjadi banyak susahnya. Kita kebingungan mencari tambahan rezeki karena yang ada saja tidak disyukuri.

 

Coba periksa lagi diri masing-masing. Sudahkah sholat 5 waktu full setiap hari? Sudah tepat waktukah? Berjamaahkah? Bagaimana dengan sholat-sholat sunnah? Apakah ada yang menegakkan sunnah membaca Al Quran sebelum Subuh? Adakah yang senantiasa beristighfar sebelum sahur?

 

Mungkin kita terbiasa memasang alarm sebagai penanda waktu rapat dengan klien. Namun, jangan lupa untuk memanfaatkannya juga untuk beribadah.

 

Sadar atau tidak, kita sering memberi perintah kepada Allah, yaitu perintah “tunggu”. Berbeda dengan pemahaman beberapa orang yang memaknai doa seakan-akan seperti memerintah Allah, seorang haji yang pernah ditemui oleh ustaz Yusuf Mansur mengartikannya sebagai bentuk menunda-nunda sholat.

 

Kita selalu memberikan kode kepada Allah saat sholat 5 waktu dengan perintah “tunggu”.

Ketika azan berkumandang, “Hayya ‘alash shalah”, kita menjawab dengan “Tunggu ya, saya lagi rapat ...!”

“Tunggu ya, saya lagi kerja ...!”

“Tunggu ya, saya lagi nunggu klien ...!”

“Tunggu ya, saya lagi masak ...!”

 

Sekarang bayangkan jika tiba-tiba Anda ingin buang air padahal sedang ngobrol dengan direksi perusahaan. Rasa itu sangat tidak tertahankan. Anda akan menyetop obrolan itu, bukan? Lalu mengapa untuk sholat yang lebih mulia dari itu Anda tidak berani menyetop?

 

Perbaikilah sholat dan sedekah kita sebagai wujud rasa syukur kepada Allah. Apalagi, bersyukur merupakan salah satu dari tanda orang yang beriman.

 

Sudahkah Anda bersyukur hari ini?

 

Sumber:

Mansur, Yusuf. 2011. Dahsyatnya Bersyukur. Jakarta: Zikrul Hakim.

 

Sumber gambar: Isigood.com

Tags Agama

About The Author

Dini Nuris Nuraini 39
Ordinary

Dini Nuris Nuraini

penulis, blogger
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel