‘Om Telolet OM’ Juru Damai Indonesia

22 Dec 2016 16:46 2805 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Kreatifitas yang dibangun anak-anak ini merupakan kontribusi dalam upaya mendamaikan hiruk pikuknya negeri ini. Sekedar menunggu respon dari om-om sopir BUS, bagi mereka itu adalah pesan damai yang layak untuk disampaikan ke publik.

Dipenghujung tahun 2016 ini, masyarakat Indonesia sudah hampir âbutaâ kebenaran dan kehilangan rasa kedamaian dalam hidupnya. Bagaimana tidak, setiap wall media sosial, ntah facebook, twitter dan situs-situs âmedia onlineâ karbitan gemar banget update berita intoleran. Tidak mudah memang untuk melerai "konflik" horizontal yang tampak meawrnai bulan November hingga Desember ini. Intelektual dibantah, Kyai tak dihiraukan, aparat tak menjadi soal. Sehingga pantas saja jika bapak Presiden Joko Widodo hampir kehilangan ajimatnya untuk mengehntikan kegaduhan ini. 

Dengan demikian, barangkali ini hanya perasaan saya saja yang kerap baper dengan segala situasi dan kondisi. Kegaduhan nasional ini saya merasa pesimis untuk mencari sosuli sebagai upaya mendamaikan, terkhusus dilingkungan masyarakat (akar rumput). Tak jarang civitas akademik menjumpai teman sebaya di kampungnya, hingga tak ada lagi sapa akrab yang ada cuek bebek (karena kau telah membela orang kafir lah, terprovokasi media lah). Hal ini muncul efek dari aksi bela Islam yang berjilid semacam sinetron anak jalanan itulah.

'Om Telolet Om', barang yang satu ini sebenarnya bukan hal yang tabu lagi di masyarakat. Namun hemat saya ini bukan berarti barang satu ini tidak penting dan belum kekinian dewasa ini, sehingga baru-baru inilah ia muncul di permukaan. Tetapi, âom telolet omâ merupakan komunikasi persuasif yang dibangun masyarakat bawah, yakni anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktunya di jalan (bukan berarti mereka nganggur loh ya).

Kreatifitas yang dibangun anak-anak ini merupakan kontribusi dalam upaya mendamaikan hiruk pikuknya negeri ini. Sekedar menunggu respon dari om-om sopir BUS, bagi mereka itu adalah pesan damai yang layak untuk disampaikan ke publik. Habermas bilang dalam teori tindakan komunikatifnya, bahwa bahasa (linguistik) ini penting dimiliki oleh seseorang maupun kelompok. Tidak hanya sebagai kualitas kerja (Praxis) saja tetapi bagaimana seseorang atau kelompok ini membangun pengetahuan. 

Pada akhirnya, penulis ingin menyampaikan bahwa âom telolet omâ ini menjadi juru damai Indonesia, yang tidak hanya menjadi kontribusi bagi bangsa ini (Indonesia) saja bahkan di Dunia. Seorang yang tangguh dan memiliki kegantengan tak terkalahkan, Cristian Ronaldo pun mengejawantahkan upaya juru damai ini. Semua simbol prestasi yang ia kemas dijadikan simbol yang bertuliskan âom telolet omâ. Demikian renungan sederhana saya, sekali lagi saya amat bersukur atas lahirnya juru damai di tengah-tengah kegaduhan negeri ini. Salam Damai

 

 
 
Tags

About The Author

anantatoer 21
Novice
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel