Tanpamu Aku Jatuh Cinta

31 Aug 2016 14:27 2685 Hits 0 Comments
Cerpen

Tigapuluh sembilan hari tanpamu, aku mulai terbiasa merasakan ketidakmungkinan yang membentang diantara kita, aku menikmatinya sekaligus tersakiti oleh sekat yang terlalu tinggi kau bangun. Rasa sakit itu sedikit membuatku takut. Tapi, jauh lebih menyakitkan jika aku tak tersakiti olehmu. Ada satu perempuan yang masih terngiang di otakku hingga kini, entah sampai kapan akan hilang, Dia yang menjadi budak rutinitas dan agaknya mengaku bosan dengan apa yang dia lakukan setiap hari.

Sore itu dia seperti pencuri bagiku, berbicara dengan nada yang semangat namun lembut lalu pergi, meninggalkan bekas yang teramat dalam, tak bisa ku tinggal barang sedetik. Aku yakin pertemua di kafé itu bisa terjadi karena kami saling menghargai, karena jika tidak pertemuan itu akan terasa hambar dan aku akan menyesal karena telah menghabiskan enam jam hanya untuk berbicara dan menikmati kopi sembari menahan rasa pahitnya. Semua orang pasti sangat paham cara mencintai, karena rahmat itu menyertai setiap manusia dari mereka lahir ke dunia. Sama dengan perempuan itu, aku menemukan cahaya yang tidak ku temukan pada perempuan lain. Aku terlahir lagi secara emosional setelah pertemuan itu, dan aku masih menunggu pertemuan itu datang lagi.

Aku ingin membalas apa yang telah dia berikan padaku, aku berpikir bahwa kedatanganku di kafe itu bukanlah sebuah kebetulan, pertemuan itu pasti sudah terencana oleh kami jauh sebelum raga kami benar-benar bertemu. Namun, aku tak yakin dia akan kembali seperti pertemuan kami sore itu. Meskipun aku tak mempersoalkannya lagi, bagiku cukuplah rasa cintaku padanya menggema dalam anganku. Aku tak berharap apapun dari rasa cintaku, sama sekali. Kubiarkan hatiku hanyut dalam arus kehidupan yang terasa terbalik, aku ingin mengulangi sore itu. Aku bingung.

Dia perempuan, seorang Independent, mestinya dia paham bahwa tujuan utama hidup adalah memahami makna cinta yang utuh, Untuk membangkitkan cinta kita butuh kehadiran orang lain sebagai objek atau bahkan subjek nyata. Dia bilang bahwa dia sudah bosan berada disini, anehnya aku sama sekali tak memahami maksud perkataannya.

Aku hanya ingin percaya bahwa aku memang benar-benar sedang jatuh cinta, rasanya sulit mengakui hal itu, selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun menyangkal cinta, hasilnya justru sangat berlawanan dan malah menyakitiku. Aku telah membiarkan diriku terpesona oleh perempuan yang menanggapiku sedikit berbeda, melihatku dari sisi yang tak pernah dilihat orang lain. Aku bisa kehilangan dia tanpa perlu menyalahkan diri sendiri karena terlalu jujur mengungkapkan perasaan yang bahkan dia ketahui sendiri. Dan kalau benar aku kehilangan dia. Setidaknya aku telah memperoleh satu hari yang sangat bahagia dan terasa ambigu dalam hidupku.

Dalam cinta, harusnya kita bertanggung jawab atas perasaan kita sendiri, dan tidak bisa menyalahkan orang lain bahkan orang yang kita cintai atas apa yang kita rasakan.

Aku bukanlah tubuh tanpa cinta, cintaku tak kasat mata, belakangan ini aku menyadari bahwa cinta adalah super power. Sudah sangat lama aku tidak jatuh cinta, sudah sangat lama aku berpura-pura jatuh cinta, sudah sangat lama aku tidak berpikir soal cinta, aku merasa cinta telah melarikan diri dari tubuh dan jiwaku, aku merasa tak pernah disambut hangat oleh si super power yang menggetarkan jiwa banyak orang. Tapi, kalau aku tidak berpikir soal cinta, selamanya aku akan hidup tanpa cinta, kosong. Tanpa akar, tanpa pangkal.


Percayalah akulah yang pertama dan terakhir, yang mencintaimu dalam diam, mencintaimu tanpa mengharapkan apapun balasan. Aku mencintaimu tanpa jatuh cinta, merinduimu tanpa pertemuan, mengharapkanmu tanpa belas kasihan, aku memilikimu tanpa kau miliki.. Sudah lama sekali aku tak menatapmu atau bahkan kau yang sudah lama tak menatapku. Aku masih bisa menatapmu dari kejauhan, mendengar suaramu dari bilik handphone, mengenang pertemuan kita di kafe itu dengan mendatanginya dan duduk ditempat yang kau dudukki sore itu. 

Untukmu yang tak memikirkanku..

Tags

About The Author

Zahid Paningrome 37
Ordinary

Zahid Paningrome

Creative Writer

Comments

You need to be logged in to be able to post a comment. Click here to login
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel