Tren Melawak Spontan di Televisi, Perlukah?

4 Apr 2016 11:37 3054 Hits 2 Comments Approved by Plimbi
Tren Melawak Spontan di Televisi, Perlukah?

 

Semula saya terhibur dengan konsep para host atau pembawa acara hiburan di televisi tanah air yang memadukan informasi acara yang disuguhkan dengan lawakan/bercanda spontan dengan sesama host atau host dengan penonton. Lawakan spontan yang memancing gelak tawa saat ini kerap ada di seluruh stasiun TV swasta. Akibat lawakan yang spontan tadi, ternyata ikut menaikkan rating acara tersebut, sehingga tak heran banyak stasiun televisi yang menerapkan konsep ini.

Meskipun direspon positif oleh penonton, tapi yang namanya spontan, ucapan atau kalimat yang keluar dari para host kadang berlebihan dan sering menyinggung orang atau bahkan kelompok. Contoh kasus yang paling fenomenal saat ini adalah penyanyi dangdut terkenal Zaskia Gothik yang saat ditanya tanggal berapa hari kemerdekaan RI, dengan candaannya ia menyatakan tanggal 32 Agustus, dan ketika ditanya lagi apa lambang negara Indonesia, ia spontan mengatakan Bebek Nungging. Akibat candaannya itu ia dikecam banyak orang karena dianggap telah menghina negara. Ngerinya lagi, kasus ini ternyata sudah dibawa ke ranah hukum dan Zaskia terancam dihukum penjara. 

Sebelum Zaskia Gotik, lawakan yang sempat fenomenal juga adalah Alm. Olga Sahputra saat candaannya menyinggung perasaan seorang dokter wanita sampai membuat wanita itu menangis.

Lalu perlukah sebenarnya lawakan spontan itu?

Lawakan spontan sebenarnya sah-sah saja selama masih wajar dan tidak menyinggung perasaan banyak orang. Namanya juga spontan, biasanya ucapan yang keluar sering tidak terkontrol. Hal inilah yang perlu kita sikapi dengan bijak.

 Ada beberapa tips dan trik yang bisa kita lakukan kalau kita mau melawak spontan yang lebih  terkontrol, diantaranya :

  1. Kenali situasi. Kita lihat dulu dimana kita berada, misalnya di lingkungan kampuskah? Di lingkungan keluargakah? Atau di lingkungan yang lebih resmikah? Dengan mengenal situasi, maka kita tidak akan sembarangan bercanda atau melawak, apalagi secara spontan.
  2. Untuk apa kita melawak spontan. Lawakan spontan kadang diperlukan buat seseorang yang sedang sedih, sedang galau atau sedang marah. Orang yang sedang marah, begitu mendengar lawakan spontan yang lucu atau menggelikan, biasanya tidak jadi marah, atau kalau masih marah juga, kadar marahnya sudah berkurang. Kesimpulannya kita gunakan lawakan spontan itu untuk menghibur atau meredakan emosi seseorang yang sedang tinggi.
  3. Belajar membedakan mana lawakan spontan yang menghibur dan mana yang menyinggung. Para host di televisi kebanyakan tidak bisa membedakan mana lawakan yang menghibur atau yang menghina, bahkan pelawak sendiri pun sering terjebak di situasi ini. Contohnya di salah satu acara TV sore, seorang pelawak secara spontan berkata pada  temannya,â muke lo kayak kaleng rombengâ. Belajarlah dan biasakan melawak spontan dengan kata-kata yang menghibur dan menyenangkan hati orang.
  4. Berlatihlah melawak spontan. Melawak spontan juga harus dilatih. Dengan sering latihan melucu, maka lawakan-lawakan yang spontan, segar dan bermutu akan muncul dengan sendirinya.
  5. Perbanyak referensi dan wawasan melawak spontan dengan membaca cerita-cerita lucu dan menonton film-film kocak. Dengan sering membaca buku cerita dan menonton film kocak, akan menambah dan memperbanyak referensi dan wawasan kita agar lawakan kita lebih lucu, lebih berisi dan lebih menghibur.

Terakhir, marilah kita melawak untuk menyenangkan hati banyak orang, karena dengan menyenangkan dan membuat gembira banyak orang, kita sudah berpahala. Ingat juga, kalau hati yang gembira adalah obat yang manjur, karena itu gembirakanlah hati banyak orang.  

 

Btw : Penulis 100 % nggak lucu...

Tags

About The Author

Arya Janson Medianta 46
Ordinary

Arya Janson Medianta

0813 7652 0559 (WA) Arya_janson@yahoo.com
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel