Efek dari Kehidupan Tanpa Gravitasi

22 Jul 2015 20:16 3681 Hits 0 Comments
Ternyata hidup tanpa gravitasi itu tidak seindah yang kita bayangkan.

Ketika kembali ke Bumi setelah beberapa lama tinggal di luar angkasa, setiap astronot harus menjalani rehabilitasi yang panjang. Karena perubahan pasti terjadi pada astronot setelah lama menetap di tempat tanpa gravitasi.

Salah satu diantaranya adalah masalah pada otot-otot yang ada pada tubuh dan tekanan pada bola mata karena cairan tubuh di kepala yang tidak turun ke bawah sehingga mengakibatkan gangguan penglihatan. Lalu, tekanan darah yang tidak stabil. Selain itu, kepadatan tulang juga berkurang sekitar satu hingga dua persen per bulan ketika berada di luar angkasa. Mantan komandan Stasiun Internasional Luar Angkasa, Chris Hadfield, adalah salah satu astronot yang butuh waktu beberapa bulan untuk pulih dari keadaan tersebut.

Sekarang, terungkap lagi sebuah fakta yang dilansir oleh Reuters, bahwa tinggal di luar angkasa ternyata membuat kulit astronot semakin tipis.

Sekelompok tim ilmuwan yang dikepalai oleh seorang profesor dari salah satu universitas di Jerman, Karsten Koenig, telah menggunakan laser untuk memeriksa tentang alasan kenapa kulit astronot yang pernah tinggal di luar angkasa menipis. Hal ini dilakukan berdasarkan permintaan NASA dan Badan Antariksa. Karena sebelumnya banyak astronot yang mengajukan komplain soal masalah kulit setelah tinggal beberapa bulan di luar angkasa.

Tiga orang astronot dipilih untuk menjadi subjek penelitian tim yang dikepalai Koenig untuk memecahkan masalah tersebut. Ketiga orang tersebut adalah Luca Parmitano yang telah 166 hari tinggal di luar angkasa. Kemudian, Samantha Cristoforetti, yang telah 199 hari menetap di luar angkasa. Lalu yang terakhir adalah Alexander Gerst dengan masa menetap 166 hari.

Teknologi yang dikembangkan oleh Koenig dan tim, menggunakan laser sebagai alat untuk menggambarkan bagian-bagian kulit dengan resolusi tinggi. Teknik ini biasa dikenal dengan nama Tomografi.

Hasil yang menarik muncul setelah proses tomografi dan pemeriksaan sampel dari ketiga astronot selesai. Dari ketiga data hasil pemeriksaan, ternyata ketiga astronot tersebut memiliki banyak kolagen di lapisan kulitnya. Dapat dikatakan, ada efek anti penuaan di bagian dermis, yaitu bagian bawah atau lapisan kulit dalam. Selain itu, bagian epidermis ternyata mengalami penyusutan sehingga kulit menjadi tipis, ujar Koenig.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, Koenig dan tim menyimpulkan bahwa selama menetap enam bulan di luar angkasa, kulit menipis hampir duapuluh persen. Akan tetapi, hal tersebut tidak memecahkan masalah yang menjadi fokus penelitian dan masih menjadi pertanyaan, yaitu alasan kenapa kulit menipis setelah tinggal di luar angkasa.

Untuk melanjutkan penelitiannya, Koenig dan tim harus menunggu kepulangan dua astronot yang berasal dari NASA dan Badan Antariksa Rusia yang sedang menetap di luar angkasa selama satu tahun untuk mengukur sejauh mana efek zero gravity berpengaruh terhadap tubuh manusia. (FM)

 

 

 

Tags

About The Author

Buricak Burinyai 67
Expert

Buricak Burinyai

Seorang warga Bandung yang cinta Bandung, teknologi dan mantannya

Comments

You need to be logged in to be able to post a comment. Click here to login
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel