Normalisasi Basis Data (Database)

21 Apr 2022 11:00 2730 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
Berikut adalah normalisasi basis data beserta tahapan-tahapannya.

Normalisasi data merupakan salah satu cara pendekatan atau teknik yang sistematis untuk meminimalkan redundasi data pada suatu basis data atau database agar basis data tersebut bekerja dengan optimal.

Kenapa kita harus melakukan normalisasi basis data? Tujuan dari dilakukannya normalisasi yaitu untuk mendapatkan struktur tabel yang normal agar tidak terjadinya anomali. Jika database kalian belum dinormalisasi, maka akan menimbulkan anomali-anomali yang berkemungkinan akan merugikan sistem, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. INSERT Anomali, merupakan sebuah situasi dimana tidak memungkinkannya memasukkan beberapa jenis data secara langsung ke dalam database.

2. DELETE Anomali, merupakan suatu penghapusan data yang tidak sesuai dengan yang diharapkan atau data yang seharusnya tidak dihapus mungkin ikut terhapus.

3. UPDATE Anomali, merupakan situasi dimana nilai yang diubah menyebabkan inkonsistensi database, dalam artian data yang diubah tidak sesuai dengan yang diharapkan.

 

Tahapan Proses Normalisasi Basis Data

Dalam melakukan normalisasi data membutuhkan proses yang dikenal dengan proses yang terdiri dari sembilan bentuk normalisasi, diantaranya yaitu 1-NF, 2-NF, 3-NF, EKNF, BCNF, 4-NF, 5-NF, DKNF, dan 6-NF. Namun biasanya, bentuk normalisasi yang paling sering digunakan ada sekitar 3 sampai 5 bentuk. Berikut ini adalah tahapan yang perlu dilakukan dalam proses normalisasi.

1. Bentuk Tidak Normal (Tidak Normalisasi)

Bentuk tidak normal meupakan kumpulan data yang direkam tidak ada keharusan dengan mengikuti suatu format tertentu. Pada bentuk ini terdapat pengulangan grup, sehingga pada kondisi seperti ini akan menjadi permasalahan dalam melakukan manipulasi data seperti insert, update, dan delete anomali.

2. Normalisasi Pertama (1-NF)

Tahap unormalisasi (tidak normal) akan menghasilkan bentuk normal tahap pertama (1 normal form) dengan syarat sebagai berikut.

a. Setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record demi satu record dari field berupa atomic value (tidak dapat dibagi-bagi lagi).

b. Tidak ada satupun set atribut yang berulang atau bernilai ganda.

c. Telah ditentukannya sebuah primary key untuk tabel atau relasi tersebut.

d. Tiap atribut hanya memiliki satu pengertian.

3. Normalisasi Kedua (2-NF)

Bentuk normal kedua ini didasari atas konsep full functional dependency (ketergantungan fungsional sepenuhnya). Syarat dari bentuk normal kedua (2-NF) adalah sebagai berikut.

a. Bentuk data sudah memenuhi kriteria bentuk normal pertama.

b. Atribut bukan kunci haruslah memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya(full functional dependency) kepada primary key.

4. Normalisasi Ketiga (3-NF)

Dalam perancangan relasi basis data diperkenankan adanya transitive dependency (ketergantungan transitif) karena dapat berdampak terjadinya anomali. Oleh karena itu harus dilakukannya tahapan normalisasi ketiga (3-NF) dengan syarat syarat sebagai berikut.

a. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kedua.

b. Tidak boleh ada ketergantungan transitif dimana field yang bukan kunci bergantung dengan field yang bukan kunci lainnya.

5. Boyce Code Normal Form (BCNF)

Suatu relasi dapat dikatakan memenuhi bentuk BCNF jika setiap determinan yang ada pada relasi tersebut adalah kunci kandidat.

 

Menurut wikipedia, sebuah relasi basis data dapat dikatakan sebagai bentuk normal apabila sudah memenuhi bentuk normalisasi ketiga (3-NF). Sekian artikel hari ini dari saya.

Tags

About The Author

Azka Lufthansa 30
Ordinary

Azka Lufthansa

Azka Writer
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel