Ayo Simak Sejarah TV dan Dampak Sosialnya terhadap Anak-Anak

11 Apr 2022 17:00 1144 Hits 0 Comments Approved by Plimbi
TV sudah menjadi banyak tontonan para manusia yang ada di bumi ini

Televisi (TV) adalah sebuah media telekomunikasi yang diciptakan dari sinar elektroda ciptaan John Mc. Graham dari Saththam. Pengguna kata “Televisi sendiri juga dapat merujuk kepada “kotak televisi”, “acara televisi”, ataupun “transmisi televisi”. Penemuan televisi disejajarkan edngan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesai ‘televisi’ secara tidak formal sering disebut dengan TV.

Pada masa awal perkembangannya, televisi menggunakan gabungan teknologi optik, mekanik, dan elektronik untuk merekam, menampilkan, dan menyiarkan gambar visual. Bagaimanapun, pada akhir 1920-an, system pertelevisian yang hanya menggunakan teknologi optik dan elektronik saja telah dikembangkan, dimana semua system televisi modern menerapkan teknologi ini. Walaupu  system mekanik akhirnya tidak lagi digunakan, pengetahuan yang didapat dari pengembangan system elektromekanis sangatlah penting dalam pengembangan system televisi elektronik penuh.

Gambar pertama yang berhasil dikirim secara elektrik adalah melalui mesin facsimile mekanik sederhana, (seperti pantelegraf) yang dikembangkan pada akhir abad ke-19. Konsep pengiriman gambar bergerak yang menggunakan daya elektrik pertama kali diuraikan pada 1878 sebagai “teleponpskop” (konsep gabungan telpon dan gambar bergerak), tidak lama setelah penemuan telepon. Pada saat itu, para penulis fiksi ilmiah telah membayangkan bahwa suatu hari nanti cahaya juga akan dapat dikrimkan melalui medium kabel, seperti halnya suara. Ide untuk menggunakan system pemindaian gambar untuk mengirim gambar pertama kali dipraktikkan pada 1881 menggunakan pantelegraf, yaitu menggunakan mekanisme peminadaian pendulum. Semenjak itu, berbagai Teknik pemindaian gambar telah digunakan di hamper setiap teknologi pengiriman gambar, termasuk televisi. Inilah konsep yang bernama “perasteran”, yaitu proses mengubah gambar visual menjadi arus gelombang elektrik.

Kotak televisi pertama kali dijual secara komersial sejak tahun 1920-an, dan sejak saat itu televisi telah menjadi barang biasa di rumah, kantor bisnis, maupun institusi, khususnya sebagai sumber kebutuhan akan hiburan dan berita serta menjadi media periklanan. Sejak 1970-an, kemunculan kset video, cakram laser, DVD dan kini cakram Bluray, juga menjadikan kotak televisi sebagai alat untuk melihat siaran serta rekaman. Dalam tahun tahun trakhir, siaran televisi telah dapat diakses melalui internet, misalnya melalui iPlayer dan Hulu.

Walaupun terdapat banyak bentuk televisi lain sepert televisi sirkuit tertutup, tetapi jenis televisi yang paling sering digunakan adalah televisi penyiaran, yang dibuat berdasarkan system penyiaran radio yang dikembangkan sekitar 1920-an, menggunakan pemancar frekuensi radio berkekuatan tinggi untuk memancarkan gelombang televisi ke penerima gelombang televisi.

Penyiaran televisi biasanya disebarkan melalui gelombang radio VHF dan UHF dalam jalur frekuensi yang ditetapkan antara 54-890 megahertz. Kini gelombang TV juga sudah memancarkan jenis suara stereo ataupun bunyi keliling di banyak negara. Hingga tahun 2000, siaran TV dipancarakan dalam bentuk gelombang analog, tetapi belakangan ini perusahaan siaran public maupun swasta kini beralih ke teknologi penyiaran digital.

Sejak akhir 1990-an, semakin banyak orang tau yang mengizinkan bayinya menonton televisi seiring dengan semakin banyaknya produk DV yang diiklankan dapat membantu perkembangan Bahasa dan kognitif bayi. Namun, tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa menonton televisi sejak usia dini dapat meningkatktan perkembangan berbahasa anak. Sebaliknya, bukti ilmiah menunjukkan bahwa menonton televisi sejak usia dini dapat meningkatkan perkembangan berbahasa anak. Sebaliknya, bukti ilmiah menunjukkan bahwa bayi yang menonton DVD semacam itu memiliki kemampuan berbahsa yang lebih rendah. Selain itu, bila kemampuan anak mengenal huruf dan angka diukur pada usia sekolah, anak yang menonton televisi sebelum berusai 3 tahun memiliki skor yang lebih rendah daripada anak yang tidak menonton televisi sebelum berusia 3 tahun. Demikian pula, semakin banyak anak menonton televisi sebelum 3 tahun, semakin tinggi kemungkinannya mengalami masalah perhatian pada usia 7 tahun.

Sebaliknya, menonton acara televisi yang berkualitas dapat meningkatkan kemapuank kognitif pada anak usia prasekolah. Acara televisi yang paling banyak diteliti ialah Sesame Street yang menunjukkan efek positif untuk pembelajran Bahasa bila ditonton anak usia 3-5 tahun. Sebagai perbandingan, penelitian menunjukkan bahwa acara televisi tanpa maksud Pendidikan seperti film kartun pada umumnya tidaklah berhubungan dengan peningkatan kemamouan berbahasa.

Tags

About The Author

Berlian Ramadhan 18
Novice
Plimbi adalah tempat menulis untuk semua orang.
Yuk kirim juga tulisanmu sekarang
Submit Artikel